🗻TaGy-11🗻

4.2K 693 74
                                    

Okeyyy, males ngomel, sadar diri aja buat vote kalau gak mampu bantu komen, jangan jadi beban.

200 vote dan 70 komen hayuuuk!

🗻Rakta vs Velysa🗻

Rakta berhasil menguasai dirinya malam ini, apalagi kala banyak sekali para kolega Gyna yang berusaha berbicara padanya dalam bahasa inggris, Rakta mampu menjawab.

"This bitch try to steal my Gyna," Rakta yang tadinya asik ngunyah kue sontak menoleh, dia melihat seorang wanita berdada besar dengan gaun mini yang ketat.

Alis Rakta naik sebelah, Rakta memang terlihat seperti wanita walaupun aslinya dia laki-laki tulen.

"You talk with air, harlot?" Rakta berceletuk santai dengan nada sinis pada wanita itu, Velysa.

Velysa menggertakan giginya kesal, dia maju tepat ke hadapan Rakta "Lo itu cuma jalang sewaan! Lo kira bisa rebut Gyna? Enggak bakal bisa! Gyna itu punya gue." Velysa mencengkram dagu Rakta kuat dengan tatapan benci.

Rakta bersiul mengejek "Masa sih, aduh, takut~" ejeknya dengan sengaja.

Velysa geram, dia hendak menampar Rakta namun Rakta sudah mulai berakting duluan.

Dia mengatur mimik wajahnya jadi menyedihkan dan air mata mengalir dengan sendirinya.

"A-aku kan enggak maksud buat kaya gitu.." ujar Rakta dengan nada suara yang sengaja dia besarkan agar semua orang dengar.

Dan benar saja, senua menoleh kearah Rakta dengan posisi Velysa yang hendak menamparnya.

Tamu-tamu langsung bergunjing, bahkan para paparazzi langsung mengambil foto disana untuk dijadikan bahan gosip.

Sebab Velysa adalah model yang terkenal tak pernah bermasalah, tapi sekarang terlihat jelas Velysa hendak menampar seorang tunangan dari Gynaikan Allure Dameswara.

Gyna berjalan kearah Rakta kemudian memeluknya "Ada apa?" tanya nya tenang.

Rakta memeluk Gyna dan menyembunyikan wajahnya di dada Gyna.

"Velysa, dia mau nampar aku, katanya aku jalang yang udah ngerebut kamu dari dia," isak Rakta dengan air mata yang memang mengalir dari matanya.

Semua orang terkejut, termasuk Papi Rin dan Mami Karin.

"Ya ampun, kasar banget jadi perempuan," komen Papi Rin yang tampak memeluk Mami Rin manja.

Sementara Yuki, kakak Gyna yang sedang bersama suaminya terlihat menatap dalam kearah Rakta.

Yuki menyesap wine nya tenang "Dimana adik pendiamku ini menemukan pria itu," gumamnya yang masih merengkuh pinggang sang suami.

"Kenapa sayang?" tanya suami Yuki.

"Bukan apa-apa cinta." Yuki mengecup mesra pelipis sang suami dan menatapnya dalam penuh kasih sayang.

Sementara Naran asik makan kue di meja tamu dan menonton perselisihan disana.

"Gyna gak salah nyari tunangan, pria itu memang lebih gila daripada Velysa dan Refton." Naran mengunyah kue nya lagi.

Naran ini memang pengamat yang baik.

"A-aku gak ada bilang gitu Gyna sayang," lirih Velysa sedih.

Gyna hanya menatapnya datar kemudian membawa Rakta pergi dari ruangan itu, Rakta sempat menatap kearah Velysa kemudian memberikan jari tengahnya yang lentik dan putih itu pada Velysa.

"Fuck you bicth, haha," Rakta mencemoh dengan senyum sinisnya.

Velysa benar-benar geram, geram pada Rakta dan akting sialan Rakta barusan.

Kedua tangan Velysa mengepal kuat, dia benci Rakta, dia akan buat Rakta mati.

.......

Gyna meletakan Rakta di sofa ruang pribadi Gyna "Akting kamu boleh juga," puji Gyna sembari mengelus rambut Rakta.

Rakta terkekeh malu "Ah, biasa aja deh~" pukul Rakta pelan pada bahu Gyna.

Salah tingkah tuh Rakta karena dipuji Gyna.

"Jadi aku harus buat si perempuan jahanam dan saudara kembarnya itu buat jauhin kamu, gitu?" tanya Rakta saat mengelus dada Gyna sensual.

"Ya, itu kan sudah tertera dalam kontrak." Gyna menahan tangan Rakta kemudian mengecup punggung tangan Rakta.

Rakta diam, merasakan gelenyar aneh merayap ke hatinya "Gyna, tidurin aku yuk~" goda Rakta seraya mengelus paha Gyna.

Gyna terkekeh pelan "Enggak ah, saya enggak mau tanggung jawab kalau nanti kamu saya tidurin."

"Yahh, kamu harus tanggung jawab dong, minimal nikahin aku~"

Gyna tertawa lepas "Kamu ini lucu banget sih." tatapan mata Gyna melembut.

Jantung Rakta berdegup dengan sangat cepat, ini pertama kalinya Gyna menatap Rakta dengan tatapan lembut, bukan tatapan tenang tak memiliki emosi.

Bola mata Rakta berkilat, memancarkan binar-binar cinta yang masih tipis-tipis, binar cinta yang bercampur dengan binar kebahagiaan.

"Aahh, Gynaaaa~" Rakta merengek manja kemudian memeluk leher Gyna dan mendusel ria.

Sial, Rakta tau seharusnya dia tidak terpengaruh pada tatapan lembut Gyna tapi, salah kan saja darah Dameswara yang ada pada dirinya ini, yang membuat Rakta lemah pada wanita seperti Gyna.

Wanita dominan yang memberikan tatapan lembut hanya pada Rakta seorang.

Bukan tatapan napsu, melainkan tatapan lembut yang Gyna berikan barusan.

Senyum Rakta terulas lebar, senyuman, penuh kebahagiaan.

Gyna harus jadi punya aku aja. Batin Rakta.

Ya, tidak ada sesiapapun yang boleh membuat Gyna memberikan tatapan lembut tadi, hanya Rakta saja, yang berhak mendapatkannya.

🗻Bersambung🗻

The Contract [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang