Aku tuh sebenarnya udah males banget buat update, tapi ya gimanaaaaaaaa, ya udalah, VOTE AJA UDAH, GAK PAKE TARGET.
TAPI VOTE!
🗻Terguncang🗻
Mengetahui wajahnya terkena efek dari parfum yang Velysa berikan, membuat batin Rakta agak terguncang.
Dia mengurung diri dan menatap wajahnya yang mengelupas, memerah dan bekas-bekas jerawat besar yang terlihat sangat buruk pada penampilannya.
Saat ini Rakta ada di Mansion milik Gyna, karena Apartemen Rakta sudah tidak aman, jadi mulai sekarang Rakta akan tinggal di Mansion Gyna, demi keselamatan Rakta juga.
Mengetahui perlindungan Gyna sampai bocor dan membuat Velysa mampu menjangkau Rakta, berarti koneksi Velysa tak bisa diragukan lagi.
Rakta duduk di tepi kasur, dengan keadaan yang agak berantakan, tatapan matanya begitu penuh amarah.Geraman lirih Rakta berikan, dia melempar cermin ditangannya ke dinding.
PRANG
"Brengsek.." desisnya penuh emosinya, dia dendam, benar-benar dendam pada Velysa atas apa yang dia perbuat.
Sementara Gyna, hanya berdiri bersandar di dinding sebelah pintu kamar dengan tangan yang terlipat didada, dia hanya mengawasi saja, jaga-jaga takutnya Rakta ngelukain dirinya sendiri.
Rakta bangkit dari tepi kasur lalu berjalan kearah meja rias, dia mengambil parfum yang Velysa kirimkan padanya lalu menyeringai.
Melihat seringai di wajah Rakta membuat Gyna menghela napas.
"Kalau mau balas dendam, jangan setengah-setengah," ujar Gyna sebelum berjalan keluar kamar.
Rakta terkikik pelan mendengar ucapan Gyna. Dia segera menyimpan parfum tadi ke dalam tas, lalu mengikat rambut perak panjangnya seperti ekor kuda.
Kemudian Rakta memakai masket, kacamata hitam, lalu memakai hodie yang memiliki tudung.
"Gue rusak muka lo," seringainya kemudian berjalan keluar kamar.
Gyna membiarkannya, membebaskan Rakta melakukan apapun yang dia mau untuk membalas dendam, jadi, ide-ide gila sudah tersusun diotaknya.
Melihat Rakta pergi, Gyna yang memang ada di balkon tengah lantai 2 menatap kepergian Rakta, kemudian menghubungi Susan.
"Susan, kirim 6 orang sniper dan beberapa pengawal ke sekitaran apartemen Velysa, pastikan sekitaran apartemen itu sepi, biarkan Rakta melakukan apa yang dia mau disana," perintah Gyna.
Susan yang saat ini ada di rumah, sedang bermesraan dengan suaminya, langsung duduk tegak "Baik buk, akan saya kerjakan," jawab Susan sopan.
Susan ini benar-benar stand by kalau udah urusan pekerjaan, ya gak heran, gajinya gede sih.
Gyna mematikan sambungan, kemudian berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan di lantai 2, yang tak pernah siapapun Gyna izinkan untuk masuk.
Gyna membuka pintu kamar tersebut dan melihat seseorang tertidur lelap di dalam peti es kaca, dengan beberapa bunga mawar hitam disekitarnya.
"Dia mirip sama kamu," guman Gyna seraya mengelus peti es kaca tersebut, dan tersenyum lirih.
Menghela napas pelan "Tapi dia lebih agresif and brutal, jadi, lebih kalem kamu, mungkin kalau kamu masih hidup, kamu bisa temenan sama Rakta." Gyna mengelus peti kaca tersebut dan terkekeh sendiri.
Gila emang.
Soso yang ada di dalam peti kaca tersebut mengenakan pakaian tidur, rambutnya hitam sebahu, wajahnya begitu tenang dan damai, tanpa ada napas ataunya tanda-tanda kehidupan.
"Gany..aku bakal terus cari siapa yang udah buat kamu jadi kaya gini.." Gyna tersenyum lirih kemudian mengelusnya dahinya ke peti kaca tersebut.
Ya, gila, Gyna memang sudah gila.
🗻Bersambung🗻
KAMU SEDANG MEMBACA
The Contract [End]
RomanceDia cantik, tapi kecantikannya itu membunuh. Gyna sengaja membeli seorang Pria dari rumah bordil untuk menjadi tameng agar 2 orang gila itu tidak mengusiknya, tapi, Gyna salah, ternyata pria itu lebih gila dari 2 orang sebelumnya. "Aku milikmu, Gyna...