Off baru saja keluar dari ruang dokter lalu berjalan disekitar koridor, dengan perban yg tidak terlalu besar yg melekat di pelipisnya. Tidak begitu mengurangai ketampanannya, bahkan beberapa orang masih bisa menyadari kalo dia adalah off jumpol. Dari kejauhan off bisa melihat sosok kecil yg sedang duduk tertunduk lesu sambil menyembunyikan wajahnya diantara kedua tangan mungilnya.
"Orang-orang akan berpikir kau sedang menangisi orang mati nu..." off duduk tepat disebelah gun lalu tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa saat gun mengangkat wajahnya.
"Phi off...."
Sial... off baru sadar kalau gun ternyata lebih imut saat sedang menangis. Dengan pipi hidung dan matanya yg mulai sembab berwarna merah dan bibir yg mempout seperti itu.
"Aku baik-baik saja kok, berhentilah menangis gun matamu sudah sangat sembab loh. Aku kan sudah tidak apa-apa, ini juga lukannya tidak sampai di jahit kok..."
Ucapan off bukannya membuat gun tenang, tapi tangis gun malah semakin menjadi. "Hey... ayolah sudah ya menangisnya" off memeluk gun, menyembunyikan wajah gun dilehernya sambil mengelus surai rambutnya untuk menenangkan sikecil itu.
"Phi off .... Maaf"
"Iya iya aku sudah tidak papa gun"
"Aku benar benar tidak sengaja phi off... maaf"
"Okey aku maafkan kalau kau berhenti menangis"
Ancaman itu berhasil. Gun seketika berhenti menangis. Lalu off mengusap pipi basah gun yg terlihat lebih tirus dari yg terakhir kali dia liat itu. "Liat matamu jadi cipit seperti mataku karena menangis terus" goda off, yg kemudian mendapat pukulan lembut dari gun dan mereka tertawa bersama.
"Pulang yuk... aku ngantuk gun"
"Yasudah kita tunggu phi kwang dulu..."
"Tidak usah, aku sudah bilang ke phi kwang kita pulang duluan. Aku mau istrahat dirumahmu saja, aku juga bilang aku mau membawamu"
"Eh... tapi aku masih ada.."
"Sudah aku bilang phi kwang untuk mengosongkannya dulu. Dia bilang bisa dia handle. Ayo pulang gun aku mau kerumahmu"
Tanpa mendengarkan gun lagi, off menarik tangan gun lalu menyeretnya keluar dari area rumah sakit. Saat diperjalan keduannya hanya saling diam, off sibuk menyetir dan gun hanya mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Tadinya gun mau menyetir karena khawatir dengan off, tapi seperti biasanya off tidak pernah mau membiarkan gun melakukan itu. Daripada debat lagi gun memilih untuk mengalah.
"Gunn..."
"Hmmm ..." jawab gun masih sedikit canggung.
"Soal ucapanku waktu itu aku minta maaf ya. Aku tau aku kelewatan..."
Gun membalikan tubuhnya menoleh ke arah off sambil tersenyum. "Okey aku bisa paham phi, aku juga sudah melupakannya" ucap gun sambil tersenyum kearah off.
"Tapi aku serius soal series itu, aku benar-benar mau"
Shit.... Senyum gun kembali luntur. Gun kembali berbalik dan menatap lagi ke arah jalanan. Mengabaikan off yg terus memanggilnya sambil menarik-narik ujung kausnya minta di dengarkan. Bahkan setelah mereka sampai dirumah gun, off masih diabaikan. Gun masuk dan mendapati neneknya sedang di ruang nonton bersama perawatnya. Sedangkan pim sedang dimeja bar sepertinya sedang live ig. Gun hanya menyapa sebentar lalu langsung pergi ke kamarnya meninggalkan off yg masih berbicara dengan nenek gun.
"Na off sudah lama tidak main, kata gun sedang sibuk ya. Aduh kenapa pelipismu nak ?"
"Tidak apa-apa nek ini hanya kecelakaan kecil. Tadi sudah diperiksa dokter. Maaf ya lama tidak menjenguk" jawab off sambil bersimpuh du dekat nenek gun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit milik Off jumpol
Fiksi PenggemarDulu off sangat menyukai langit. Karena ketika dia melihat ke arah langit, dia juga melihat sosok idola nya yg diam-diam dia perhatikan dibalik kaca jendela gedung GMM. Namun Seketika rasa kagum seorang off jumpol kepada seorang gun atthapan, beruba...