FOLLOW DAN VOTE DULU LAH GUYS😏😍
Cerita ini murni pemikiran sendiri, kalau ada yang kurang nyambung harap dimaklumi karena saya bukan penulis, hanya menyalurkan kehaluan.
Typo bertebaran!!
🌺🌺🌺
Tak lama Nana masuk keruangan Jeno dengan membawa secangkir kopi di tangannya. Nana berjalan sambil berusaha menetralkan emosinya karena dari tadi saat membuat kopi Nana mengomel saja, ya karna kelakuan Jeno.
Nana meletakan kopinya di atas meja kerja Jeno.
"Ini kopi nya pak, saya permisi" ucap Nana kemudian hendak berjalan keluar ruangan.
"Siapa suruh kamu pergi?" Ucap Jeno.
Nana membalik badannya mengembangkan senyum dengan terpaksa, padahal hatinya ingin mengumpat Jeno.
"Ada yang bisa saya bantu lagi pak?"
Jeno meminum kopinya "hhuufft" kopi tersembur dari mulut Jeno.
"Kopi apaan ni?, asin banget" kesal Jeno.
"Ehh" Nana dibuat kaget.
"Lo sengaja ya?" Ucap Jeno penuh penekanan.
"Gak pak, kok bisa asin?" Ucap Nana bingung.
"Kok Lo tanya gue, Lo cobain aja sendiri kalau gak percaya" kemudian Jeno berjalan menyodorkan minuman pada Nana.
Nana dengan ragu menyicipinya sedikit. "Bleekk.. asinnn" teriaknya.
"Lo bisa bedain gula sama garem gak si na?, Lo mau bunuh gue?"
"Garam gak akan bisa ngebunuh juga kali pak, racun baru bisa" ucap Nana pelan.
"Udah bisa ngejawab sekarang?" Bentak Jeno.
"Maaf pak, Nana bikin kan lagi. Kali ini gak akan salah lagi"
"Gue gak mau buatan Lo, gue mau Lo beliin gue kopi di ujung jalan sana" ucap Jeno seenaknya.
"Itu jauh pak, boleh Nana pinjam mobil bapak?" Ucap Nana ragu.
"Gak, itu urusan Lo, siapa suruh kasih gue kopi pake garam?. Tanggung sendiri akibatnya. Pokoknya kopinya harus ada sebelum lewat jam 9" omel Jeno.
"Aiishh, bentar lagi dong pak" ujar Nana.
"Makanya buruan, biar gak buang-buang waktu" ucap Jeno kemudian duduk di mejanya melanjutkan pekerjaannya.
Dengan terpaksa Nana berjalan keluar ruangan Jeno dengan menahan amarahnya.
"Mbak Lea, saya permisi dulu pergi beli kopi pak Jeno di ujung jalan sana" ucap Nana kemudian dengan buru berjalan meninggalkan ruangan.
"Ihh, banyak banget alasannya. Ngapain pula si Nana manggil gue mbak. Tu anak bikin darah gue naik Mulu" gerutu Lea.
Nana berdiri di pinggir jalan menunggu taxi yang lewat. Namun apesnya, dari tadi tak ada satupun taxi yang lewat.
Tak ingin membuang waktu akhirnya Nana memutuskan untuk berjalan dulu, siapa tau nanti dijalan melihat taxi. Meskipun ke tempat membeli kopi itu cukup jauh. Namun, Nana gak punya pilihan lain.
Ini juga karna kesalahan Nana. Bisa-bisanya Nana salah masukan gula, malah memasukan garam. Nana menyesal tak menyicipi kopinya dulu sebelum di kasih sama Jeno.
"Aaa, capek banget. Taxi juga gak kelihatan batang hidungnya" gerutu Nana.
Karena hampir sampai, Nana kemudian berlari karena ingin cepat-cepat sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE A BITCH | NOMIN gs
Teen Fictionmasih NOMIN gs 🔞 Semoga suka😍 Jangan lupa vote dan follow 🌼 Ceritanya Jangan terlalu dianggap serius😏 Lokal in korea #16/03/2023