19||

14 1 0
                                    

HAYYOOOWW AKU BACK MAAF LAMA HIATUSS😓😓😓, KALI INI PART NYA LEBIH BANYAK DEHH, JANGAN MALAS VOTE TAPIIII❗❗❗

HAPPY REDING SAYANG CINTAH😓.

-----------------------------------------------------------

Bell pulang berbunyi, seluruh siswa bertebaran berlari kesana kemari mencari pintu keluar sekolah, Arin, Janeta serta Tania menyusuri lorong kelas menuju depan.

" Kamu jadi ke rumah Agam? " Tanya Janeta yang melirik Arin.

" Iya jadi, kenapa Jan? " Tanya Arin sambil tersenyum dan melihat ke arah Janeta.

" Jangan lama lama yah " ucap Tania sambil menunjuk Arin.

" Siap deh " ucap Arin mengacungkan jempol.

Mereka asik berbicara dan bercanda, dan Agam tiba dari depan gerbang sekolah menaiki motor Vario hitam miliknya, lalu turun dan menghampiri Arin.

" Ayo, bunda udah aku telpon " ucap Agam lalu memasangkan helm kepada Arin.

" Ohh oke ayo, oh iya dadah! Nanti ketemu lagi yahh baiiii " ucap Arin lalu melambaikan tangan dan menaiki motor Vario milik Agam.

" Jangan lupa nanti abis maghrib yahh " ucap Tania sambil tersenyum dan memberikan lambaian kepada Arin.

" Hati hati Lo, bawa motornya ini anak orang awas sampe kenapa Napa " ucap Janeta menegur Agam.

Agam hanya melihat dan mengangguk samar dengan ekspresi yang susah di tebak, ia langsung memutar gas dan berjalan, hingga sampai di depan pagar rumah Agam, Arin turun melepas helm dan melihat sekeliling, dan ada seorang kakek sekitar berumur 60 tahunan menghampiri Agam dan Arin.

" Ini teh siapa atuh? " Tanya kakek itu sambil memberi jalan kepada Agam.

" Temen Agam pak " ucap Agam lalu membawa masuk motornya.

" Halo kek, saya Arin temennya Agam " ucap Arin sambil Salim kepada kakek itu.

" Cantik banget neng, saya kakek Soleh, tukang kebun disini " ucap kakek itu tersenyum ramah kepada Arin.

" Oh iya kek " ucap arin.

Agam memanggil Arin dan menggelengkan kepalanya ke arah pintu yang menandakan mempersilahkan Arin untuk masuk, Arin pergi dan memasuki rumah itu dan melepas sepatu terlebih dahulu, Agam masuk dan mengucapkan salam ditututi oleh Arin.

" Bun.. Agam pulang " ucap Agam, lalu muncul sesosok wanita berkulit bersih putih serta sedikit kerutan karena umurnya yang menginjak usia hampir lansia, itu adalah ibu Agam yang bernama bunda Ratna.

Arin melihat itu langsung memeluk dan Salim ke bunda Ratna.

" Arin, masyaallah... Makin cantik aja, gimana kamu kabarnya Arin? " Ucap Bu Ratna sambil memeluk Arin.

", Alhamdulillah baik bundaa, bunda sendiri gimana kabarnya? " Tanya Arin sambil memegang kedua tangan bunda Ratna.

" Alhamdulillah baik juga, oh iya kamu ikut Agam dulu ya ke kamarnya, bunda mau siapin makan " ucap bunda Ratna.

" Loh gapapa biar aku bantu aja Bun " tawar Arin sambil tersenyum tulus.

" Gausah kamu ikut Agam aja " ucap bunda Ratna.

Agam menarik pergelangan tangan Arin, dan menuntun Arin ke lantai atas menuju kamar Agam, sesampainya di kamar Agam, Agam meletakkan tas, diikuti juga oleh Arin. Arin melihat lihat sekeliling dan menemukan gelang berwarna putih tulang dengan hiasan ranting pohon yang melilit setiap putaran gelang itu.

" Lo masih Simpen ini gam? " Tanya Arin sambil mengambil gelang itu lalu duduk di sebelah Agam.

" Iya, itu kan satu satunya kenangan dari Lo 11 tahun lalu " ucap Agam sambil melihat gelang itu.

THEY ARE OURS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang