04🌼

179 19 0
                                    

A reason

*****

Nando menghembuskan napas perlahan, matanya sendu saat ia dan Renjana saling bertatapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nando menghembuskan napas perlahan, matanya sendu saat ia dan Renjana saling bertatapan.

"Di hari kelulusan, Ibuku masuk rumah sakit, itu sebabnya aku kembali ke Padang, aku terlalu panik sampai nggak sempat memberikan kabar apapun, bahkan untuk sekedar memeriksa ponselpun aku nggak ada waktu, seminggu Ibuku di rawat, ia mulai membaik dan ia bahkan menjodohkan aku dengan anak dari temannya. Tentu saja aku nggak bisa nolak dan sejak saat itu aku nggak di perbolehkan untuk mengenal siapapun lagi, pernah satu waktu aku berusaha mencari kabar tentang kamu, tapi Arsyila tahu hal itu, ia marah dan melempar ponselku. Ia nggak mau aku terhubung dengan apapun yang berkaitan dengan masa lalu karena dia tahu aku hanya mencintai kamu"

Renjana hanya mengangguk, kata-kata Nando terdengar seperti karangan bebas di telinganya.

"Kamu mungkin nggak percaya tapi itu kenyataannya"

"Bahkan saat aku menikahi Arsyila aku masih memikirkan kamu"

"Udah cukup? sekarang aku boleh pulang kan?" Renjana tidak ingin berlama-lama mendengar omong kosong Nando.

"Aku belum selesai" Nando melanjutkan ucapannya.
 
"Setiap tahun sebenarnya aku ingin menghadiri reuni, aku berharap aku bisa ketemu kamu lagi dan menjelaskan tentang hal ini, aku tau kamu pasti bakalan benci sama aku tapi aku tetap pengen memperjelas semuanya"

Kini gantian Jana yang menghembuskan napas perlahan.

"Sekarang semuanya udah jelas" ujarnya berusaha tenang.

"Berhenti bersikap dingin sama aku, ini bukan kamu" Nando kembali ingin menyentuh Renjana tetapi lagi dan lagi Renjana menghindar.

"Aku nggak peduli lagi kak, tentang kita seharusnya memang sudah berakhir tujuh tahun yang lalu"

"Aku menikahi Arsyila bukan karena keinginanku sendiri, aku hanya nggak bisa menolak keinginan Ibuku yang sedang sakit waktu itu"

"Bagus dong, kamu nggak akan jadi anak yang durhaka, sekarang jadilah suami yang baik , kamu nggak seharusnya menahan mantan pacar kamu disini"

"Oke, aku mungkin salah karna udah membuang waktu kamu, sekarang kamu boleh keluar"

Renjana beranjak, ia berjalan tanpa ingin menoleh ke belakang lagi, namun belum sempat meraih knop, ia mendengar suara pecahan kaca di belakangan tubuhnya, Renjana refleks berbalik dan melihat Nando memecahkan gelas di dalam genggamannya, darah segar mengalir di genggaman pria itu, Renjana bahkan melihat ada beling yang tertancap disana.

"Kak Nando apa-apaan sih" dengan panik Renjana berlari menghampiri Nando.

Nando menghempas kasar tangan Renjana yang ingin menyentuhnya.

RENJANA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang