25🌼

78 7 0
                                    

Dream come true

*****

Tidak seperti Renjana dan Bayu yang baik-baik saja, Arsyila dan Nando belum berbicara setelah kembali dari Bali walaupun mereka masih tinggal di bawah atap yang sama, Arsyila bahkan pulang lebih dulu setelah bertengkar dengan Nando malam itu, ia benci Renjana karena telah merebut Nando darinya, ataukah ia membenci dirinya sendiri karena telah memaksakan perasaan Nando. Arsyila merasa marah pada Renjana namun ia juga kecewa pada dirinya sendiri. Jika ia tidak bertahan dalam hubungan beracunnya perasaan sakit seperti ini tidak akan ia rasakan lagi, perasaan cintanya pada Nando telah berubah menjadi obsesi. Ia tidak ingin kehilangan suaminya walaupun ia tahu bahwa perasaan Nando sama sekali tidak bisa ia paksakan, raga Nando miliknya namun hati pria itu ada di diri Renjana. tapi sekarang Arsyila sudah tidak yakin, apakah raga suaminya itu masih miliknya atau bukan.

Nando juga tidak ambil pusing, penghinaan Arsyila pada Renjana membuat ia benar-benar tidak bisa memaafkan Arsyila lagi, keputusannya benar-benar sudah bulat ia ingin bercerai setelah anak mereka lahir, walaupun Nando tidak bisa kembali bersama dengan Renjana setidaknya ia bisa lepas dari pernikahan yang membelenggunya selama ini.

Saat melihat adik iparnya masuk ke dalam rumah, Nando segera pergi dari tempat itu, Ia tidak ingin bertemu Pricilla, karena wanita itu akan mengamuk padanya karena melihat keadaan Arsyila sekarang. Berat badan Arsyila semakin menurun bahkan dokter sudah berulang kali datang untuk memeriksa keadaan wanita itu. Bodohnya Nando tidak berbuat apa-apa.

"Kak"

Pricilla terkejut melihat kondisi kakaknya, terakhir kali mereka bertemu Pricilla masih melihat binar bahagia di mata kakaknya namun kali ini hanya wajah pucat dan kantung mata yang menghitam yang menghiasi wajah cantik Arsyila.

"Kenapa kakak jadi kayak gini?" Pricilla menyentuh wajah Arsyila.

"Aku nggak apa-apa" Arsyila menepis tangan Arsyila.

"Ada apa, tumben kamu kemari? Nggak sibuk?"

"Aku sengaja nolak pekerjaan, kakak tau, aku ketemu sama perempuan itu"

"Perempuan yang mana?"

"Mantan Kak Nando"

Arsyila terkejut, ia melirik ke kiri kanan memastikan keberadaan Nando sebelum beralih menatap Pricilla lagi.

"Kamu ngapain nemuin dia?" Bisik Arsyila.

"Kami nggak sengaja ketemu, awalnya kami akan melakukan kerja sama namun melihat wajahnya membuat aku marah dan langsung maki-maki dia"

"Jangan sampai Nando tau hal ini atau kamu juga akan dapat masalah" Arsyila memperingatkan, Nando yang sekarang benar-benar menakutkan. Arsyila tidak bisa melawan pria itu lagi, walaupun ia melakukan percobaan bunuh diri sekalipun, seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya, Arsyila yakin Nando tidak akan menyelamatkan nyawanya lagi.

"Kenapa kakak diam aja? Ini salah Kak, Kak Nando itu suami kakak, kakak berhak marah"

Arsyila menggeleng.

"Kamu tahu sendiri kan, Nando nggak pernah cinta sama aku, aku yang maksa dia nikahin aku"

Pricilla menghembuskan napas pelan, mendengar cerita kakaknya saja membuat ia merasa lelah, bagaimana dengan Arsyila yang menjalaninya secara langsung? Jika pernikahan seburuk itu, kenapa orang berlomba-lomba untuk menikah?"

"Kalau gitu kakak cerai aja"

"Nggak akan" Arsyila kembali menggeleng.

"Apa yang kakak harapin dari pernikahan ini?"

"Aku masih punya harapan" ujar Arsyila. Ia mengelus perutnya.

"Aku hampir lupa kalau kakak sekarang lagi hamil" ujar Pricilla yang ikutan menyentuh perut bulat kakaknya.

"Kalo gitu kakak jaga kesehatan"

Tatapan Arsyila beralih pada Nando yang hendak keluar dari rumah.

"Mau selingkuh lagi Kak?"

Pricilla sepertinya tidak mendengarkan teguran Arsyila tadi.

"Pricilla" Arsyila mencoba menahan namun Pricilla sudah beranjak dari tempat duduk untuk berhadapan dengan Nando.

"Jaga kakak kamu baik-baik" cuma itu yang Nando ucapkan sebelum memutar knop pintu namun Pricilla begitu berani karena menahan lengan kakak iparnya.

"Aku pengen bicara"

Nando mengurungkan niatnya, ia menunjuk sofa dan berjalan ke arah Arsyila bersama dengan Pricilla, sementara Arsyila hanya bisa terdiam. saat ini ia tidak punya tenaga bahkan untuk sekedar berdebat saja, jadi dia tidak akan ikut-ikutan.

"Bentar lagi kakak aku bakalan lahiran, aku mau Kak Nando lebih memperhatikan Kak Arsyila"

"Baik"

"Kakak harus jaga perasaan kak Arsyila, jangan biarin dia sedih, jangan sampai kakak stress dan jangan bertengkar lagi" Pricilla memperjelas di akhir kalimatnya.

"Aku mengerti"

"Dan soal cewek yang namanya Renjana, mantan kekasih kakak itu!, aku nggak mau kakak nemuin dia lagi" tegas Pricilla, ia menggurui Nando sekarang.

Raut wajah Nando seketika berubah, ia ingin menjawab bahwa itu bukan urusan Pricilla, namun melihat kondisi Arsyila ia hanya mengangguk mengiyakan, walaupun ia marah ia juga merasa kasihan pada Arsyila namun mengatakannya percuma, saat berbicara dengan istrinya walaupun niatnya baik ujung-ujungnya mereka akan berakhir bertengkar itu sebabnya ia lebih memilih untuk diam saja.

Sepertinya hubungan mereka tidak bisa di selamatkan lagi.

"Aku punya banyak mata di Jakarta, jadi meskipun aku kembali ke Bandung aku akan tetap tahu pergerakan Kak Nando, aku nggak mau Kak Nando nyakitin kakak aku lagi kalau sampai.."

"Aku mengerti Pricilla, nggak usah di lanjutin lagi" potong Nando tiba-tiba.

"Kamu disini dulu jaga Arsyila, aku harus pergi ke rumah sakit, Arsyila kehabisan vitamin" Nando beranjak dari tempat duduk meninggalkan Pricilla yang belum selesai berbicara.

"Dia nggak bohong kan Kak?" Pricilla kini menoleh ke arah Arsyila saat Nando sudah meninggalkan rumah.

"Aku memang kehabisan vitamin dan dokter minta Nando untuk membeli vitaminnya di apotek rumah sakit" jawab Arsyila.

" Syukurlah, aku harap dia nggak nemuin selingkuhannya"

Di perjalanan menuju rumah sakit Nando kembali mengingat Renjana, begitu sulit bagi Nando untuk mengeluarkan wanita itu dari pikirannya, hubungan mereka semakin rumit setelah kejadian di Bali namun ia masih berharap ada keajaiban untuk mereka berdua agar bisa kembali bersama seperti dahulu, Nando tidak akan berhenti berharap, baginya bersama Renjana adalah sebenar-benarnya impian.

Seperti janjinya yang ingin menjadikan Renjana tidak hanya berada di masa lalunya namun juga berada di masa kini dan masa depannya.

Akankah impian sederhana Nando itu jadi kenyataan?

Akankah impian sederhana Nando itu jadi kenyataan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen

-Nana🕊

RENJANA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang