23🌼

93 7 0
                                    

Lucky or not

*****

Nando bangkit dan meludahkan darah yang ada di mulutnya, pukulan Bayu cukup kuat hingga Nando merasa bibirnya pecah, Renjana meringis melihat luka di bibir Nando, ia ingin menghampiri pria itu namun tangannya di cekal oleh Bayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nando bangkit dan meludahkan darah yang ada di mulutnya, pukulan Bayu cukup kuat hingga Nando merasa bibirnya pecah, Renjana meringis melihat luka di bibir Nando, ia ingin menghampiri pria itu namun tangannya di cekal oleh Bayu.

"Cuma banci yang berani nyakitin cewek!" tegas Bayu.

"Dan cuma pecundang yang diam aja pas dengar ceweknya di hina" balas Nando.

Bayu mencengkram kuat kerah kemeja Nando.

"Gue juga nggak suka Arsyila ngehina Jana tapi bukan begitu caranya"

Nando menghentak kasar tangan Bayu dari kerah kemejanya.

"Kak Bayu, Kak Nando please stop!" Renjana berteriak di depan keduanya untuk melerai pertengkaran antara Nando dan juga Bayu.

"Jana, sekarang kamu lihat sendiri kan? siapa yang benar-benar cinta sama kamu"

"Cukup Kak, sebaiknya Kak Nando susul istri kakak, dia lagi hamil, aku takut sesuatu terjadi sama dia"

"Biar aku yang nyari Arsyila" Bayu yang khawatir segera meninggalkan Nando dan Renjana.

Nando keluar dari restoran di ikuti oleh Renjana dan mereka berduapun duduk di sebuah taman.

"Aku nggak nyangka Kak Nando bisa sekasar ini"

"Dia udah keterlaluan"

"Tapi kita memang salah, kalau aku jadi Arsyila aku juga pasti marah saat tahu suami aku selingkuh"

Nando menoleh untuk melihat ekspresi Renjana.

"Apa kamu lupa? Kita itu nggak salah"

"Dulu, aku juga berpikir begitu tapi semakin hari aku semakin paham, bahwa di dunia ini ada beberapa hal yang memang tidak bisa di paksakan"

"Tidak ada yang di paksakan disini, kita saling mencintai dan itu bukan karena paksaan" Nando tidak terima jika Renjana mengatakan bahwa apa yang mereka jalani adalah sesuatu yang di paksakan.

"Kita memang saling mencintai tapi kita memaksakan diri untuk terus bersama, cinta kita nyakitin banyak orang, harusnya kita terima takdir aja"

Nando menggenggam tangan Renjana.

"Jawab aku dengan jujur, apa kamu mencintai Bayu?"

Renjana terdiam, sampai detik ini ia masih mencintai pria yang ada di hadapannya namun bersama Bayu adalah takdir yang harus ia terima.

"Kamu nggak cinta sama dia, aku bisa melihat itu dengan jelas, sudah aku bilang kamu itu cuma untuk aku"

"Kak Nando jangan salah paham, aku cinta sama Kak Bayu, kalo nggak, mana mungkin aku hamil anaknya"

RENJANA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang