Chapter 3 | Midgarðsormr |

13 5 2
                                    

Midgarðsormr, adalah nama dari naga laut saat ini Zakka dan Refka lawan. Merupakan naga yang paling buas, dan salah satu peliharaan dari penguasa lautan. Dulunya Midgarðsormr merupakan makhluk yang tidak memiliki pemiliknya, tetapi sejak puluhan tahun yang lalu. Penguasan lautan sekarang menaklukkannya, dan menjadi salah satu peliharaannya.

Midgarðsormr, memiliki warna kulit dan sisik berwana biru laut, tanduk tiga yang panjang, mata berwarna merah, dan ukurannya sangat besar. Cukup untuk menghancurkan sebuah pulau dengan hanya menggunakan badannya.

Refka menyerang paling pertama, ia melompat ke atas kepala naga itu, dan menusuknya. Tetapi, kulit kepala naga itu sangat keras, dan membuat pedang Refka patah.

Refka tidak terkejut, karena sudah menduganya. Dia langsung melompat, dan kembali ke tempatnya. Tetapi sebenarnya Refka lumayan menyayangkan pedangnya yang patah.

"Kulitnya keras seperti batu. Fiks, dia sering dikutuk sama emaknya karena durhaka." Ujar Refka, sambil mengambil dagger berukuran sedang, dari balik punggungnya.

Zakka menatap Refka, dan berpikir sejenak. Ia tahu, bahwa melawan naga laut tidaklah segampang yang ia kira. Konsekuensi dan resiko yang mereka hadapi seperti apa, Zakka sudah tahu. Tetapi, Zakka harus tetap melakukannya.

Zakka memegang pundak Refka, "Ref, aku punya rencana. Jika gagal, lakukan rencana Y." Serunya. Zakka membisikkan ke telinga Refka, dan bisa terlihat jelas wajah cemberut Refka.

"Sinting! Kau pikir aku ini ikan, hah!" makinya, dan dibalas acungan jempol Zakka. "kali ini bakal berhasil, kok. Tenang saja, percayalah." Ucapnya sambil menepuk-nepuk pundak Refka. Refka menatap Zakka, dengan tatapan jijik. Ia mengusap-usap pundaknya, bekas tepukan Zakka tadi.

"Kali ini aku percaya, jika tidak berhasil saat itu kau kujadikan makanan si kadal itu."

Zakka tersenyum, "tentu, kau bisa melakukannya."

Refka berlari, dan mencoba membuat dirinya menjadi umpan. Disisi lain, Zakka mencoba mengikat naga laut itu dengan rantai sucinya.

Refka terus berlari, sambil sesekali mengelak serangan dari naga laut itu. Serangan naga laut tidaklah lambat, tetapi juga tidak cepat. Tapi memiliki daya serang yang sangat kuat. Naga laut mengejar Refka, karena mencium aroma darah dari pakaian Refka.

Zakka disisi lain, melakukan ritual pengikat kepada naga laut itu. Dengan menggunakan ayat suci, Zakka membuat lingkaran cahaya di lautan. Zakka melakukan semua itu dengan sangat cepat. Ia khawatir naga laut mengetahuinya. Karena ras naga itu pintar, tetapi terlalu angkuh.

Tetapi, sayangnya. Naga laut mengetahui perbuatan Zakka. Naga laut berbalik, dan mengalihkan perhatiannya dari Refka.

Refka yang melihat naga itu mengalihkan perhatiannya. Ia mendengus kesal, matanya melirik ke arah kain putih yang terdapat manusia tumbal. Refka berlari dengan cepat menuju manusia tumbal itu, "maaf, ya. Setidaknya kau memiliki kegunaan untuk terakhir kalinya." Refka mengangkat manusia tumbal itu, dan melemparkannya ke arah naga.

Refka menjentikkan jarinya, dan membuat manusia tumbal itu meledak. Membuat tubuh manusia tumbal itu tercerai-berai, dan berhasil menarik perhatian naga laut untuk mengalihkan perhatiannya dari Zakka.

Refka menatap daggernya, "wrath, sudah waktunya berkerja." Perintahnya, kepada seseorang. Dagger yang awalnya terlihat biasa, berubah menjadi merah pekat, dan mengeluarkan api.

Refka menatap naga laut dengan tatapan tajam. Ia melompat dengan kecepatan yang tinggi, dan mendarat di punggung naga laut. Refka menusuk punggung naga laut, menekan kedalaman tusukannya, dan itu membuat naga laut berteriak.

Naga laut memberontak dan merasakan punggungnya terbakar. Naga itu berteriak kesakitan, Refka mencabut daggernya, dan melompat menjauh dari naga laut. Sesaat, ia melihat Zakka sudah selesai membuat pengikat, dan segera melakukan pengikatan.

Zakka menyatukan kedua tangannya, dan berdoa "demi 9 Dewa yang berada di atas, berilah anakmu ini kekuatan untuk mengikat naga yang berada didepanku. Ikatlah, dan kurunglah naga itu. Sebagai mana, kau telah mengikat para anakmu untuk selalu memujamu."

Dari lingkaran cahaya yang telah dibuat oleh Zakka, keluar ratusan rantai berwarna putih. Rantai itu mengikat naga laut yang saat ini masih kesakitan, karena tusukkan Refka dengan api wrath.

Naga laut semakin memberontak, karena diikat oleh rantai suci. Seluruh tubuhnya diikat oleh rantai itu, membuat tubuhnya melemah, dan terjatuh.

Zakka menatap naga laut terjatuh, dan berhasil diikat oleh rantainya. Ia mengelus dadanya, dan bernafas lega. Hampir saja hilang nyawanya tadi. Zakka melirik ke arah Refka, dan memberi acuan jari empolnya.

Refka menatap Zakka, dan mendengus pelan. Ia memberi balasan acuan jari jempolnya juga kepada Zakka. Ia berjalan menghampiri Zakka, dan berhenti disamping Zakka.

"Setelah ini... Apa?" Tanyanya, sambil memasukkan kembali daggernya ke dalam sarung. Zakka menatap Refka, tetapi matanya melirik ke arah lain. "Hmm, menunggu pemilik naga laut datang ke sini, dan itu pasti membutuhkan waktu," Jawabnya. Zakka sangat yakin, bahwa penguasa lautan akan datang untuk menyelamatkan peliharaannya ini.

Refka hanya mengangguk kepalannya, dan diam. Membiarkan Zakka melakukan apa yang dia rencanakan. Sesaat Refka ingin mencari tempat untuk duduk, dan melepas lelahnya. Tiba-tiba instingnya mengatakan akan ada bahaya yang datang.

Refka melihat, ada kilatan listrik yang menuju Zakka dengan sangat cepat. Refka langsung berdiri didepan Zakka, dan melindunginya. Dari kilatan listrik itu, muncul sosok penguasa lautan yang datang, dan langsung menyerang Zakka. Untungnya, serangan itu ditahan oleh Refka. Tetapi, akibatnya Refka merasakan sengatan listrik yang sangat sakit pada kedua tangannya, dirinya terhempas, dan menabrak pohon.

Refka terjatuh, kedua tangannya gemetaran, dan terlihat jelas tangannya itu gosong karena sengatan listrik itu. Sepertinya butuh waktu untuk regenerasi. Disisi lain, Zakka menatap Refka dengan tatapan yang sangat terkejut. Dirinya tidak menduga, bahwa sang penguasa akan datang secepatnya ini.

Zakka memegang pedangnya, berjaga-jaga jika diserang kembali. Selain itu, ia tidak menyangka bahwa sang penguasa lautan memiliki wujudnya seperti anak-anak.

Penguasa lautan memiliki wujud seperti seorang anak-anak, tetapi tampilannya sesuai yang diceritakan. Keseluruhan tubuhnya penuh akan sisik ikan berwarna biru, tanduk seperti seperti akar laut, mata biru laut, dan rambut emas yang menyala. Tatapan merendahkan dari sang penguasa lautan membuat Zakka sedikit jengkel.

'Ah, sial. Dugaanku meleset,' batinnya, kesal. Zakka melirik ke arah Refka, yang sedang memulihkan dirinya sambil menatap penguasa lautan itu dengan tatapan tajam.

Sangat sial sekali, Zakka benar-benar tidak menduga kedatangan penguasa lautan akan secepatnya ini, tepat mereka sudah selesai mengikat naga laut itu. Bajingan. 

To be continue

Sebelum Tidur | end Season 1 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang