Chapter 23 | Keputusan |

5 2 0
                                    

Setelah pertemuan Refka dengan Arthan. Refka kembali ke penginapan, dan untungnya semua orang tidak menyadari kepergiannya tadi. Refka melepas jubahnya, dan membaring diatas kasur. Melirik ke arah Yelena yang tidur dengan sangat nyenyak, untung kali ini Yelena tidak menendangnya kembali. Refka menatap ke arah langit atap, memikirkan tentang percakapannya dengan Arthan.

Refka sebenarnya sudah siap akan resiko yang ia hadapi nanti. Tetapi, ia tidak menyangka akan serunyam ini. Refka membalikkan badannya, membelakangi Yelena. Mencoba menutup matanya, berharap waktu akan berhenti dan memberinya kedamaian untuk sejenak. Tetapi, sepertinya percuma.

Keesokan harinya, mereka berempat sedang sarapan bersama sambil membicarakan rencana mereka hari ini. Zakka memberi mereka tugas apa saja yang akan dilakukan, seperti V pergi mencari informasi tambahan, Yelena bertugas menjaga V selagi mencari informasi, sedangkan Refka pergi bersamanya untuk pergi ke istana Kesultanan untuk melakukan pengintaian.

Setelah selesai sarapan, mereka melakukan tugas yang diberikan. "Kalau begitu, kami berdua pergi dulu. Hati-hati dijalan!" Seru Yelena, dengan V melambaikan tangannya untuk mengucapkan selamat tinggal.

Zakka menganggukkan kepalanya, "yeah, kau juga. Jaga diri kalian berdua." Ucapnya, Refka membalas lambai tangan V.

Setelah mengucapkan kata-kata perpisahan, mereka berempat berjalan dengan jalur yang berbeda. Yelena dan V pergi ke arah pemukiman rakyat dan area pasar, sedangkan Zakka dan Refka masuk ke area kelas atas tempat penguasaan kesultanan tinggal. Meskipun saat ini yang sedang berkuasa pada Kesultanan untuk sementara adalah istri pertama dari Sultan Ajahir VII.

Zakka dan Refka berjalan dengan hawa yang penuh ketenangan, seakan-akan yang ingin mendekat langsung menjauh. Zakka malas membuang-buang waktu jika ada orang asing yang mencoba mendekati mereka berdua. Sedangkan Refka hanya diam, dan mengamati sekelilingnya.

Zakka melirik ke arah Refka, "menurutmu, siapa yang akan kita dukung?" Tanyanya, mencoba membuka topik pembicaraan sebelum sampai di tempat.

Refka menatap mata abu-abu Zakka, "anak ke-3." Jawabnya.

Zakka menaikan alisnya, cukup terkejut dengan jawaban Refka. "Kenapa? Menurutku anak ke-1 lebih baik. Baik dari segi kekuatan, maupun dari kemampuannya dalam memimpin. Tetapi anak ke-2 juga sangat hebat, tetapi dalam segi kekuatan dia lebih lemah dari anak ke-1." Ujarnya kepada Refka.

Refka diam, dan berjalan lebih cepat membelakangi Zakka. "Terkadang seseorang yang tidak diharapkan akan menjadi pemenang dari pertarungan." Ucapnya.

Zakka menghentikan langkahnya, dan nenatap punggung Refka dengan tatapan melebar. Zakka tersenyum, "begitu... Baiklah kita akan mendukung anak ke-3. Siapa namanya? Sangat jarang sekali orang-orang membicarakan tentang anak ke-3." Tanya Zakka, mensejajarkan langkahnya dengan Refka.

Refka melirik ke arah Zakka, dan tersenyum. "Erlangga, namanya adalah Erlangga." Jawabnya.

Zakka menatap Refka yang tersenyum, "kau terlihat sangat mengenal dirinya." Ucap Zakka, dan dibalas anggukan kepala dari Refka. "Yeah, saat masih peperangan dulu. Aku sempat ke sini untuk melakukan perjanjian dengan Kesultanan utara dan bertemu dengannya. Dia anak yang baik, dan sangat bertekad untuk menjadi penguasaan. Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya lagi." Ujar Refka sambil tersenyum mengingat pertemuannya dengan Erlangga.

Zakka yang melihat Refka tersenyum, ikut juga tersenyum. Ia merasa senang dengan mood Refka yang berangsur-angsur membaik. Ia berharap ini akan terus berjalan.

Mereka kembali ke dalam keheningan dan fokus untuk terus jalan. Disisi lain, Yelena dan V yang berjalan menuju ke area pemukiman rakyat. Saat ini mereka berdua sedang membeli begitu banyak jajanan. Mumpung tidak ada Zakka yang memarahi mereka yang sangat boros, lagipula Yelena punya V yang memiliki uang yang banyak. Padahal itu daun.

"Habis ini kita ke sana, aku mencium bau yang sangat enak." Seru Yelena, sambil memakan jajanan yang ia beli dengan menggunakan uang V.

V yang menatap Yelena, hanya bisa menghela nafas. Rasanya ia ingin ikut Zakka saja, daripada menemani Yelena yang terus meminta untuk membelikan makanan.

"Baiklah, kita akan ke sana. Setelah itu, mari kita kerjakan tugas yang diberikan oleh Zakka." Ujar V dengan lelah.

Yelena melirik ke arah V dengan wajah cemberut, "ehhh, malas. Kenapa tidak nanti saja. Kau terlalu rajin, V. Lebih baik kita jalan-jalan dulu." Ucapnya, Yelena malas mengerjakan tugas yang diberikan. Mumpung berada di Hatshepsut, kapan lagi bisa jalan-jalan seperti ini. Yelena mempunyai ide untuk membujuk V agar mau menurut kepadanya. Yelena mendekati V dan membisiki sesuatu.

'Aku akan memberitahu tipe pria seperti apa yang disukai oleh Refka, jika kau menurut kepadaku.' Bisiknya, dan langsung dengan cepat V mejabat tangan Yelena dengan erat, "deal, aku akan memberimu uang yang banyak. Jika kau memberitahuku dengan lebih detail."

Yelena membalas jabat tangan V, "tentu kawan. Itu bisa dilaksanakan." Dengan ini, terbentuklah jaringan informasi rahasia antara Yelena dan V.

To be Continue 

Sebelum Tidur | end Season 1 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang