Zakka dan Refka, terus berlari. Mencari tempat untuk bersembunyi, dan mengatur strategi ulang. Mereka tidak bisa mengalahkan penguasa lautan, tanpa adanya strategi; melihat kekuatan penguasa lautan sangatlah besar. Refka yang selagi digedong oleh Zakka, ia memasang jebakan berupa kertas mantra ledakan disekitaran hutan. Cosplay menjadi deidara.
Disisi lain, penguasa lautan mengejar mereka berdua, dan tanpa sengaja menginjak salah satu kertas ledakan. Mengakibatkan kertas-kertas yang lainnya ikut juga meledak. Penguasa lautan semakin kesal dan marah, ia benar-benar akan membunuh dua manusia itu.
Zakka dan Refka berhenti, dan bersembunyi dibalik pohon besar. Enggak tahu kenapa harus pohon, padahal ada reruntuhan rumah disebelah mereka. Zakka menurunkan Refka dari gedongannya, dan menarik nafas. Capek juga gedong makhluk penuh dosa seperti Refka.
Zakka duduk, sedangkan Refka memeriksa sekitar mereka. Zakka menatap Refka, "ada rencana?" Tanyanya kepada Refka.
Refka melirik ke arah Zakka, "emm, secara keseluruhan. Bisa dipastikan bahwa penguasa lautan sangatlah kuat, melihat dari titlenya saja sudah ketar-ketir, eh ada orang geblek yang mau nantangin." Jawab Refka, dan membuat hati mungil Zakka tertusuk. Refka berjongkok menghadap ke arah Zakka, "kau beruntung, jika saja kita berdua bukan orang-orang terpilih. Mungkin saja kita akan join ke alam baka." Ucapnya, Refka mengambil ranting kecil dan menulis diatas tanah, "aku akan mengatakan rencananya, jika sesuai dengan prediksiku, kita bisa menang. Tetapi, ada resiko yang harus ditanggung."
Refka menulis rencananya yang dipikirkannya, setelah melihat tingkat kekuatan penguasa lautan. Disisi lain, Zakka fokus mendengar rencana yang disampaikan Refka.
"Ref... Bukankah ini terlalu beresiko?" Tanyanya, dengan nada khawatir. Zakka menjadi cemas, setelah mendengar rencana Refka yang terlalu ekstrim. Refka menatap Zakka, dan tersenyum tipis, "tenang saja, aku itu kuat. Bukan tanpa alasan aku mendapatkan julukan pahlawan." Jawabnya, berusaha untuk memenangkan Zakka.
Zakka menatap Refka, dan menghela nafas. Percuma saja untuk khawatir, Zakka berdiri, dan membersihkan pakaiannya. "Baiklah... Aku akan ikut." Ucapnya.
Refka tersenyum, ia berdiri, dan bersiap-siap. "Good, pertama kau jadilah umpan dulu, sedangkan aku akan memasang jebakan. Aku akan memberi sinyal, jika sudah selesai." Ujarnya, dan Zakka menganggukkan kepalanya.
Zakka pergi ke arah kanan, sedangkan Refka menuju kiri. Disisi lain, penguasa lautan yang sedari tadi mencari mereka berdua, sedang tersesat. Dunia manusia sangat membingungkan. Penguasa lautan lelah, rasanya ingin pulang saja. Capek tahu, dari lautan bawah sampai ke lautan Selatan. Cuma karena dengar naganya disegel, apa tidak panik tuh.
Sesaat ingin duduk, tiba-tiba instingnya langsung mengatakan ada seseorang yang menuju ke sini dengan cepat. Dan benar saja, itu adalah Zakka yang datang langsung menyerang dengan menggunakan pedangnya. Penguasa lautan menahan serangan Zakka, dengan trisulanya.
"Sungguh tidak sopan, datang-datang langsung menyerang. Melihat dari pakaianmu, kau adalah seorang pendeta. Tidak malu menyerang seseorang seperti ini." Sarkas, penguasa lautan. Disisi lain, Zakka hanya tersenyum tipis, "tentu tidak, urat maluku sudah putus sejak menjadi bagian mereka." Balasnya, Zakka menambah tekanan dari pedangnya, dan membuat penguasa lautan sedikit mundur.
Penguasa lautan berdecak kesal, ia mengelakan trisulanya, membuat Zakka terdorong, dan terjatuh. Penguasa lautan ingin menusuk Zakka, tetapi tidak berhasil. Zakka langsung menghindar, dan menendang penguasa lautan dengan kedua kakinya.
Tendangan Zakka berhasil membuat penguasa lautan terdorong. Penguasa lautan semakin kesal, ia melemah karena tidak berada di sekitar lautnya, ia tidak bisa memanggil peliharaannya untuk datang, jika jarak lebih dari 30 meter. Sedangkan, saat ini ia berada lebih dari 30 meter. Kekeselannya semakin bertambah lipat, jika ia kalah dengan seorang manusia.
Selagi penguasa lautan mengerutu akan kekesalannya, disisi lain Zakka sudah panik karena sinyal dari Refka belum juga muncul. Zakka khawatir, Refka meledak karena salah memasang jebakan, atau enggak sudah mati duluan. Bagaimana ini, masa iya permulaan udah mati.
"BANGSA*! Ku bunuh kau, pendeta sialan!" Teriaknya kesal penguasa lautan, ia benar-benar kesal, bahkan ditubuhnya sudah dilampisi oleh listrik. Sepertinya penguasa lautan benar-benar akan membunuh Zakka.
Zakka hanya terkekeh, padahal hati panik. Ia memasang kuda-kuda bertarung, "maju sini, bocil epep." Balasnya, dengan gagah berani. Berani dulu ye kan, urusan mati atau enggak itu adalah urusan yang diatas.
Penguasa lautan semakin marah, ia langsung menyerang Zakka dengan brutal. Dan untungnya, Zakka bisa mengimbangi pertarungan meskipun dalam hati sudah sangat panik, karena sinyal Refka belum juga muncul.
Disisi lain, Refka yang berada di sisi kiri hutan menuju tempat awal mereka bertarung. Refka saat ini sedang asyik minum kuku Bima energy, sambil masang kertas mantra peledak dengan sangat santai. Tidak panik, ataupun khawatir. Emang bajingan. Dapat darimana pula itu kuku Bima energy?
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Tidur | end Season 1 |
HumorIni bukan cerita horor, cuma cerita comedy biasa. Tidak ada yang spesial, selain abang tukang bakso yang suka menyamar menjadi intel. Heran kadang, tiap bahas politik atau nyinggung pemerintah, selalu tukang bakso yang kena. Kesian abang tukang baks...