Penguasa lautan memilih untuk lari, setelah itu baru menyerang kembali. Harga diri? Enggak ada sudah. Capek dirinya menjadi penguasa lautan di cerita ini. Zakka dan Refka yang tadinya asyik bergosip dengan berbisik-bisik, biar enggak kedengaran padahal enggak. Terkejut melihat penguasa lautan lari dari ke arah lautan. Mereka berdua panik? Enggak tentunya, karena sudah di prediksi oleh yang mulia kAnjeng Refka.
Apakah mereka mengejar penguasa lautan? Tentu iya, tapi sambil lanjutin pembicaraan mereka tentang Refka yang berhasil menemukan anacoda bentuk harimau, sama kadal bentuk pinguin, dan anehnya Zakka sangat excited dengan cerita Refka.
"Tau gk sih? Tadi aku nemu anacoda bentuk harimau, sama kadal bentuk pinguin loh. Kamu pasti sangat penasaran dengan wujudnya." Seru Refka, dengan semangat memberitahu Zakka hasil petualangannya tadi.
Zakka menatap Refka, "benaran! Anjayyy, gilak bet. Kenapa tadi gak foto?" Tanyanya, dan dijawab oleh Refka, "kita lagi di masa eropa bego, mana ada HP."
Mereka akhirnya diam.
Zakka dan Refka terus mengejar penguasa lautan, sampai menuju laut tempat mereka mengurung naga laut. Disisi lain, penguasa lautan tetap berlari sampai ditengah lautan. Berdiri diatas laut, dan berhenti. Anjay, merasa keren.
Zakka dan Refka berhenti di daratan, bukan karena tidak bisa mengejar penguasa lautan yang sampai ke tengah laut. Sebenarnya ada kertas mantra peledak yang Refka taruh disekitaran laut. Refka menyebarkan semua mantra kerta peledaknya dibagian laut, hampir seperti bom kematian untuk mereka yang salah dikit menginjak salah satu kertasnya.
Penguasa lautan berbalik, dan saat berjalan menuju ke Zakka dan Refka, kertas mantra peledak yang telah ditaruh oleh Refka ke semua area meledak, dan mengenai kembali penguasa lautan. Untungnya penguasa lautan kali ini tidak marah, ia bisa menyembuhkan dirinya dengan sangat cepat. Tetapi, karena ledakan tadi. Asap-asap dari ledakan sangatlah banyak, dan menganggu pandangan mata penguasa lautan.
Dari asap itu, muncullah Refka dengan daggernya menyerang penguasa lautan. Berbeda dengan Zakka yang menggunakan pedang, Refka memilih menggunakan dagger untuk serangan cepat.
Serangan Refka cukup membuat penguasa lautan sangat kerepotan, selain cepat, Refka benar-benar menyerang diarea vital, dan memanfaatkan kelemahan penguasa lautan terhadap api. Refka terus menyerang penguasa lautan, meskipun dirinya berada di tengah laut. Refka memanfaatkan kertas mantra peledak untuk membuat dirinya bisa tetap berada diatas air. Sungguh ide yang anti mainstream.
Disisi lain, Zakka sedang menunggu sinyal dari Refka untuk menyerang penguasa lautan. Tidak ingin menganggu pertarungan Refka, karena takut terkena serangan cepat Refka. Menunggu sambil makan bakso, dan minum Kuku Bima energy; punya Refka.
Asli, capek bet syuting dicerita ini. Mana tidak dibayar. Udah chapter berapa ini, masih berurusan dengan penguasa lautan. Kenapa tidak diskip saja, dan langsung ke arc terakhir? Contohnya lawan Dewa.
Zakka menonton pertarungan dengan sangat khidmat, sungguh pendeta sableng. Dapat darimana pula itu bakso, perasaan tukang bakso enggak lewat tadi. Oh, iya. Ini cerita. Semuanya akan ada, kalau ditulis. Dahlah, sengaja betul memanjangin cerita yang tidak perlu.
Selagi Zakka asik memakan bakso, penguasa lautan secara tiba-tiba memanggil salah satu peliharanya yaitu, Kraken. Penguasa lautan kesusahan mengimbangi serangan Refka, hal hasil ia harus memanggil salah satu peliharanya.
Disisi lain, Refka tidak terkejut saat penguasa lautan memanggil salah satu monsternya. Malahan yang membuatnya terkejut adalah Zakka makan bakso enggak bagi-bagi.
Refka memberi sinyal kepada Zakka untuk membantu dirinya melawan Kraken ini. Zakka yang menangkap sinyal dari Refka, ia menaruh mangkok baksonya, dan langsung menuju lokasi. Zakka melawan Kraken, sedangkan Refka melawan penguasa lautan.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Tidur | end Season 1 |
HumorIni bukan cerita horor, cuma cerita comedy biasa. Tidak ada yang spesial, selain abang tukang bakso yang suka menyamar menjadi intel. Heran kadang, tiap bahas politik atau nyinggung pemerintah, selalu tukang bakso yang kena. Kesian abang tukang baks...