Chapter 16 | Ajakan dan Bangun |

11 4 0
                                    

Dikarenakan Refka kembali pingsan, setelah melihat mulut sobek pohon kehidupan. Akhirnya tiga makhluk ini berkumpul membelakangi Refka, menunggu bangun dari pingsan.

Zakka yang awalnya takut, karena ke inget game momo zaman dulu. Tetapi Zakka tidak takut kembali, malahan merasa kasihan saat mendengar kisah pohon kehidupan.

Alasan kenapa pohon kehidupan tidak memiliki bentuk wajah, itu semua karena pohon kehidupan tidak memiliki pikiran untuk membuat sebuah wajah. Membayangkan bentuk wajah manusia itu seperti apa, pohon kehidupan tidak mengetahuinya.

Pada akhirnya, Zakka dan Yelena mencoba membantu pohon kehidupan untuk memiliki bentuk wajah. Dengan cara membikin sketsa bentuk wajah, untungnya Zakka lumayan bisa membuat sketsa wajah. Ia ngasal aja bikinnya, dengan mencoba menggabungkan bentuk wajahnya, dengan wajah Yelena.

Setelah sekitar 20 menit, Zakka menyerahkan hasil gambarannya itu ke pohon kehidupan, dan langsung ditelan mentah-mentah. Dari situ Zakka mulai agak lumayan eneg.

Setelah ditelan, mulai muncul bentuk-bentuk wajah yang digambar oleh Zakka. Bentuk wajah yang sangat rupawan, mata hijau daun, dan seperti salinan antara Zakka dan Yelena. Terlihat sangat berbeda dengan yang tadi.

Zakka bertepuk tangan, akan hasil karyanya. Begitu juga dengan Yelena. Mereka berdua bertepuk tangan. Yelena memberi cermin kepada pohon kehidupan, untuk melihat wajah barunya.

Terlihat pohon kehidupan terkejut dengan wajah barunya. Memegang wajahnya, yang terasa agak tidak masuk akal, karena selama ini tidak memiliki wajah. Pohon kehidupan menatap Zakka dan Yelena, mencoba tersenyum dan jatuhnya malah senyum aneh.

"Ehh... Terimakasih." Ucapnya, mencoba untuk berterimakasih kepada dua makhluk didepannya ini. Meskipun awalnya berniat untuk membunuh mereka, pohon kehidupan merasa bersalah.

Zakka tersenyum, dan menepuk bahu pohon kehidupan, "santai saja, kawan. Jangan merasa bersalah, jika kau merasa bersalah. Bagaimana kalau menjadi anggota untuk melawan dewa? Lumayan, anggap saja jalan-jalan." Ujar Zakka, yang secara tidak langsung mencoba merekrut pohon kehidupan untuk menjadi anggotanya.

Pohon kehidupan yang mendapat tawaran Zakka, langsung diterima dengan sangat baik olehnya. Dan itu membuat Zakka sangat gembira.

Disisi lain, Yelena yang sedari tadi menyimak pembicaraan, hanya bisa bengong, tidak tahu harus ngapain. Biar ada kerjaan, Yelena menghampiri Refka untuk mencoba membangunkannya.

Mencubit pipi Refka, tapi itu tidak mempan. Akhirnya Yelena menampar pipi Refka, dan itu membuat Refka sadar kembali. Tamparan itu sangat keras dan nyaring bunyinya. Membuat Zakka dan pohon kehidupan berbalik, menatap Refka yang menyentuh pipinya.

"Woilah! Sakit bet, njir." Ucap Refka yang merasakan pipinya begitu sakit karena tamparan Yelena.

Yelena hanya menatap datar, dan mengedikkan bahunya dengan bodo amat. Refka yang melihat itu hanya merengut kesal, matanya menatap sosok samping Zakka, dan itu adalah pohon kehidupan.

Refka awalnya bingung, itu siapa. Kok ia baru melihatnya. Tapi tampilannya kek mirip bet dengan orang yang mulutnya sobek.

Zakka yang memiliki kepekaan tinggi tentang Refka, ia tersenyum. Dan langsung memperkenalkan pohon kehidupan kepada Refka.

"Ref, kenalkan. Ini adalah rekan baru kita, dia merupakan pohon kehidupan. Makhluk yang mulutnya sobek tadi, sekarang kau tidak perlu takut lagi dengannya." Ucap Zakka dengan sangat excited.

Refka yang mendengar ucapan Zakka, terkejut. Kok bisa beda banget dengan yang tadi? Kok bisa jadi tampan bet gini? Mana mirip Zakka, kek pinang dibelah dua. Refka menggaruk lehernya, benar-benar membuatnya bingung, senang karena tidak perlu melihat mulut sebok, syok karena bentuk wajahnya sangat tampan, dan sakit karena tamparan Yelena.

Pada akhirnya Refka memilih untuk percaya saja dengan Zakka. Dirinya sudah capek dengan kehidupan ini.

To be Continue 

Sebelum Tidur | end Season 1 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang