Bab 9

1.1K 180 12
                                    


Seorang gadis berwajah blasteran berjalan mendekati Prilly yang sedang berkumpul bersama teman-temannya, Raka dan James yang masih berada di dalam kolam tampak berpandangan. "Perang dunia kedua kayaknya." Desah James yang diangguki oleh Raka.

Sementara Prilly hanya menaikkan sebelah alisnya menatap Mila, musuh bebuyutannya sejak dulu. Mila sangat mengidolakan Ali bahkan dulu pernah wanita ini membuat kehebohan dengan menyebarkan gosip jika dirinya dan Ali sudah menjalin hubungan.

Karena gosip itu hampir saja Prilly memusuhi Ali jika pria itu tidak segera menjelaskan jika dirinya tidak memiliki hubungan apapun dengan gadis bernama Mila.

"Masih aja sirik lo sama kebahagiaan gue ya?" Ejek Prilly yang membuat kedua tangan Mila mengepal. "Tumben hari ini lo datang sendirian, kemana kacung-kacung lo?" Tanya Prilly lagi.

James dan Raka sudah keluar dari kolam, kini ketiga pemuda itu tampak berdiri dibelakang Prilly. Jujur saja mereka sedikit was-was, takut terjadi perkelahian antara dua wanita yang sama-sama mengidolakan Ali ini.

"Gue nggak perlu mereka kalau cuma ngadapin wanita murahan kayak lo!" Balas Mila yang justru membuat Prilly tertawa.

Wanita itu tampak tertawa terbahak-bahak hingga membuat James, Raka dan Haykal saling berpandangan. "Gila nih teman lo." Celetuk Haykal yang mendapat pukulan dari Raka. "Teman lo juga bangsat!" Maki Raka kesal.

"Gue murahan?" Prilly bertanya setelah puas menertawakan Mila.

"Iya. Selama ini berapa banyak cowok yang elo deketin hah?"

"Lo salah Mil. Bukan gue tapi mereka yang nguber-nguber gue karena apa?" Prilly mengibaskan rambut panjangnya ke belakang. "Karena gue cantik bukan kayak lo, burik." Lanjut Prilly yang kali ini berhasil membuat ketiga temannya tertawa.

"Burik dikit nggak ngaruh." Imbuh Raka yang kembali membuat James dan Haykal meledakkan tawa mereka.

Wajah Mila sontak memerah, wanita itu tampak menatap tajam Prilly yang ikut tertawa bersama teman-temannya. "Gue yakin cepat atau lambat Kak Ali bakal nendang lo dari hidupnya!" Teriak Mila yang membuat tawa Prilly dan teman-temannya terhenti.

"Kita lihat aja nanti tapi gue cuma mau ingetin sama lo." Prilly berjalan beberapa langkah mendekati Mila. "Kalau nanti Bang Ali justru makin lengket sama gue, elo jangan ngiri ya?" Prilly tersenyum manis berbanding terbalik dengan wajah Mira yang nyaris seperti kepiting rebus.

Ia selalu kalah jika melawan Prilly tapi sampai kapanpun ia tidak akan menyerah. Ali harus menjadi miliknya, apapun akan ia lakukan demi pria itu.

Puas mengejek Mila, kini Prilly berbalik bersama teman-temannya meninggalkan Mila yang menatap kepergian Prilly dengan tatapan begitu nyalang.

"Sampai kapanpun gue nggak akan kalah dari lo Jalang! Apapun akan gue lakuin supaya Kak Ali benar-benar nendang lo dari hidupnya!" Ucap Mila dengan kedua tangan mengepal kuat.

***

Prilly dan ketiga temannya sedang berkumpul di kantin. Raka dan James sudah mengganti pakaian mereka yang basah karena tercebur ke kolam tadi.

Jangan heran sekolah elit ini memang menyediakan semua kebutuhan muridnya termasuk pakaian baru yang bisa mereka beli di salah satu koperasi yang ada disana. Koperasi di sekolah ini nyaris merupai supermarket pada umumnya. Luas dan lumayan lengkap.

"Lo mau makan apa?" Tanya Haykal, hari ini ia yang bertugas memesan makanan untuk teman-temannya.

"Gue mau nasi urap deh!"

"Gue bakso."

Haykal beralih pada Prilly. "Lo mau makan apa?"

Prilly tampak kebingungan ingin memesan apa. "Gue mau cowok gue aja boleh nggak?" Prilly mengerling menatap ketiga temannya yang serempak berpura-pura muntah.

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang