Prita datang bersama dengan Satria yang kebetulan sedang mengunjungi kediaman Kakaknya. Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat hasil karya sang Ali diwajah Rian.Wajah pria itu benar-benar hancur bahkan Satria melihat tulang hidung pria itu yang bengkok karena pukulan Ali. Refleks Satria memegang hidungnya sendiri.
Kini ruang tamu di rumah Ali Prilly semakin ramai. Prita datang karena Prilly menghubungi dirinya sementara Satria hanya ingin berkunjung saja.
"Mbak kaget ternyata dia masih hidup." Ujar Prilly sambil menatap datar kearah Rian. Rian sudah sadar namun pria itu sudah tidak sanggup untuk bergerak bahkan mengeluarkan suaranya saja Rian sudah tidak mampu.
Tulang hidungnya dipastikan patah akibat pukulan Ali tapi siapa yang perduli? Tidak ada bahkan Prita yang dulu begitu memuja dan menyayangi dirinya kini tampak tidak perduli dengan kondisinya.
"Mbak minta maaf karena permintaan Mbak dulu kamu sampai terlibat sejauh ini dengan pria bajingan itu." Perkataan Prita membuat Ali dan yang lain menoleh kearah Prilly. "Kalau bukan karena kamu mungkin Mbak sampai sekarang masih terikat dengan cinta buta Mbak sendiri." Lanjut Prita yang dijawab anggukan kepala oleh Prilly.
"Aku senang bisa bantu Mbak dulu."
Prita menoleh menatap Ali juga Saga dan Satria. "Semua ini murni kesalahanku, aku yang meminta Prilly untuk berpura-pura merayu pria itu supaya aku bisa lepas darinya namun sayangnya tindakan itu justru membawa Prilly ke dalam masalah. Aku benar-benar minta maaf." Prita menundukkan kepalanya pertanda jika dirinya benar-benar menyesal.
Ali hanya bisa menghela nafasnya meskipun ia senang jika kekasihnya memiliki hati yang baik namun ia juga merasa kesal karena bantuan itu kekasihnya nyaris saja terlibat masalah besar.
"Aku juga berterima kasih karena saat itu Mbak datang cepat waktu sebelum Rian benar-benar menyentuhku." Ucap Prilly yang kembali membuat Ali panas. Jika bukan karena Prilly menahan lengannya mungkin ia sudah kembali melesat untuk kembali menghajar pria itu.
"Apa? Jadi bajingan ini sempat mau ngapa-ngapain lo Pril?" Tanya Satria yang dijawab anggukan kepala oleh Prilly. "Bajingan sialan!" Kali ini Satria yang melesat maju lalu menghajar Rian yang kembali terkapar dilantai.
Saga berusaha menahan Satria sementara Ali justru tampak santai bahkan terlihat bangga menatap Adiknya.
Saga segera meminta anak buahnya untuk membawa Rian ke mobil sebelum pria itu benar-benar mati ditangan Satria. Kini tinggal lah mereka di ruang tamu Ali, suasana sudah kembali normal saat Satria sudah bisa mengendalikan emosinya.
"Aku akan mengurus tentang video itu dan aku jamin tidak akan ada yang melihat video itu." Ujar Prita yang dijawab anggukan kepala oleh Prilly.
Setelah berbincang-bincang sebentar kini Prita pamit undur diri ia harus menyelesaikan persoalan dirinya dengan mantan kekasihnya yang hampir menghancurkan kehidupan Prilly.
Ali dan Prilly mengantarkan Prita ke depan pintu rumah disusul oleh Saga juga Satria dibelakang mereka. Setelah berbasa-basi dan mengucapkan salam perpisahan Prita beranjak dari kediaman Ali dan Prilly.
"Gue juga pamit Li." Saga menepuk pundak Ali. "Abang cabut ya Pril."
"Iya Bang hati-hati dan terima kasih banyak atas bantuannya." Saga mengacungkan jari jempolnya pada Prilly lalu beranjak menuju mobilnya.
Sementara Satria hanya bersidekap sambil bersandar di daun pintu menatap kepergian Saga ia tidak menyadari jika tatapan Ali sedang mengarah kearahnya.
"Lo bolos?" Tanya Ali yang membuat Satria menoleh kearahnya. "Ya kan sama kayak si cebol." Jawab Satria dengan sedikit kikuk. Ia jelas sangat tahu jika hari ini mood saudaranya sedang tidak baik jadi sedikit salah menjawab mungkin Ali juga akan menghajar dirinya seperti menghajar Rian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Husband
Literatura FemininaNext story setelah Dokter Cinta selesai. Jangan lupa baca, komen serta votenyaa.. Ceritanya nggak kalah seru dengan cerita sebelumnya. :)