Prilly juga sama terkejutnya dengan Mila dan yang lain, ia tidak menyangka jika Ali dan Satria akan menyusul dirinya kesini. Wajah Ali yang biasanya terlihat tenang dan santai kali ini mulai menunjukkan mimik wajah bengis dan Prilly tahu emosi kekasihnya mulai terpancing dan hal itu bukanlah sesuatu yang baik.Prilly jelas tidak lupa bagaimana Ali yang seperti kesetanan memukuli Rian hari itu jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan Mila juga akan merasakan hal yang sama.
Mila menoleh menatap kearah Ali yang berjalan mendekati Prilly lalu memeluk pinggang kekasihnya tepat didepan mahasiswa juga mahasiswi yang ada di kantin. Prilly tidak bisa menyembunyikan rasa malunya, ia memang menyukai pribadi Ali yang manja namun tidak disaat seperti ini.
Sosok Ali yang terkenal di seluruh universitas jelas sudah membuat kehebohan dengan kedatangannya ke kampus lain apalagi pria yang selama ini selalu tampak sendirian dalam artian tidak memiliki pacar namun hari ini mereka menyaksikan sendiri bagaimana lengan kekar itu memeluk pinggang ramping seorang mahasiswi baru.
"Sebenarnya apa yang Abang liat dari wanita jalang seperti dia hah?!" Mila merasa sudah kepalang tanggung jadi ia lampiaskan saja unek-unek yang selama ini ia pendam.
Prilly menoleh menatap Ali seiring dengan pelukan pria itu yang semakin mengerat pada pinggangnya. Ia takut Ali kelepasan disini. "Lalu lo mau gue ngeliat elo yang nyatanya jauh lebih jalang begitu? Wanita gila!" Umpat Ali yang membuat mereka disana terperangah. Selama mereka mengenal Ali baru kali ini mereka mendengar pria itu mengumpat.
"Menjauh dari Prilly atau lo tahu akibatnya!" Ancam Ali tak main-main.
Mila benar-benar tidak percaya Ali akan sekeras itu padanya, ia malu sungguh belum pernah ia dipermalukan seperti ini. Dengan menghentakkan kakinya ia melangkah disusul temannya meninggalkan area kantin yang sontak menyoraki kepergian wanita itu.
Satria ikut bergabung bersama Haykal dan yang lain sementara Ali membawa kekasihnya pergi dari sana.
"Sayang kenapa kamu kasar seperti itu?"
"Biar aja! Besok-besok perempuan itu masih mikir dua kali buat gangguin kamu lagi."
Prilly menganggukkan kepalanya namun ia juga merasa tidak enak jika Mila tidak mencari gara-gara dengannya. "Yah nggak ada lagi kawan bertengkar aku." Celetuknya yang membuat Ali menghentikan langkahnya dan menoleh menatap kekasihnya. Prilly cengengesan tak jelas sementara Ali harus menahan rasa gemasnya untuk menciumi kekasihnya.
Ali masih waras untuk tidak berbuat senonoh di area kampus. Keduanya berjalan menuju parkiran fakultas Ali dimana mobil pria itu terparkir disana.
"Kamu nggak ada kelas lagi kan?" Prilly menggelengkan kepalanya. Maba baru saja selesai melaksanakan ospek kemarin jadi hari ini perkuliahan mereka belum padat hanya ada dua orang dosen yang mengajar itupun tidak terlalu lama.
"Kamu senang kuliah disini?" Ali meraih tangan Prilly lalu menggenggamnya erat. Mereka tampak begitu manis berjalan bersama dengan tangan saling menggenggam satu sama lain.
"Senang dong!" Jawab Prilly ceria. "Dari dulu aku emang pengen kuliah disini." Katanya lagi.
Sepanjang perjalanan terlihat jelas beberapa mahasiswi yang berlalu lalang mengarahkan ponsel kearah mereka. Ali yang sudah menduduki tahun seniornya jelas memiliki banyak sekali penggemar dari kalangan juniornya sehingga apapun yang pria itu lakukan selalu saja menjadi berita hangat untuk mereka bincangkan apalagi saat ini pria yang terkenal cerdas dan memiliki rupa yang tampan itu bergandengan tangan dengan seorang perempuan.
Prilly menoleh ke sekelilingnya ia mulai merasa tidak nyaman sementara Ali terlihat biasa saja toh selama ini ia memang sudah sering dipotret diam-diam seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Husband
Genç Kız EdebiyatıNext story setelah Dokter Cinta selesai. Jangan lupa baca, komen serta votenyaa.. Ceritanya nggak kalah seru dengan cerita sebelumnya. :)