Bab 32

959 127 7
                                    


Satria tampak menyelinap ke salah satu rak buka secara asal pria itu mengambil satu buku tanpa melihat sampulnya terlebih dahulu. Satria berjalan mendekati Kanaya yang sedang sibuk dengan laptop didepannya.

"Hai." Sapa Satria yang dibalas senyuman kecil oleh Kanaya.

"Ngapain?" Tanya Satria sambil melongokkan kepalanya kearah laptop Kanaya sejenak sebelum mendaratkan bokongnya diatas kursi.

"Tugas lagi?" Kanaya mengangukkan kepalanya. "Ada beberapa tugas yang harus aku perbaiki." Jawab Kanaya pelan.

Satria mengangukkan kepalanya. "Aku akan menemani kamu disini."

Kanaya menoleh menatap Satria dengan tatapan tak percaya. "Kenapa?" Satria bertanya lagi saat menyadari tatapan aneh Kanaya padanya. "Kamu nggak percaya?"

"Aku membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk mengerjakan semua ini." Kata Kanaya tanpa menjawab pertanyaan Satria.

"Aku bisa menunggu lagipula ada buku yang ingin aku baca." Satria memperlihatkan buku yang tadi ia ambil secara asal pada Kanaya.

Kedua mata Kanaya tampak membulat lalu berkedip beberapa kali. "Kamu mau membaca buku itu?" Tanya Kanaya sedikit ragu.

Dengan penuh semangat Satria mengangukkan kepalanya. "Tentu sa--- sialan buku apa ini?!" Satria terkejut bukan main saat ia sadari jika buku yang ia pegang adalah buku yang menuliskan tentang kesehatan organ reproduksi perempuan.

Satria buru-buru beranjak mengembalikan buku itu ke rak. Setibanya di rak buku berkali-kali Satria menghantukkan kepalanya pada rak buku. "Sialan! Gue mau terlihat pintar didepan Kanaya bukan terlihat cabul!" Dumel Satria yang mulai menjambak rambutnya.

Satria mengambil buku lain, kali ini ia benar-benar memastikan jika buku yang ia ambil layak untuk ia baca.

"Sudah?" Kanaya terlihat geli saat melihat Satria kembali ke kursinya dengan membawa buku lain.

Menahan malu Satria mengangukkan kepalanya. Selanjutnya mereka sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing, Kanaya begitu fokus pada tugasnya sehingga ia tidak menyadari jika Satria sudah terlelap alih-alih fokus membaca pria itu justru terlelap dengan mulut menganga lebar.

"Akhirnya selesai!" Kanaya menutup laptopnya dan ia baru sadar jika Satria terlelap, dengkuran pria itu cukup terdengar hingga membuat Kanaya tersenyum tanpa sadar.

"Sat!"

"Satria!"

"Satria!"

"Hah? Kenapa?" Satria tergagap matanya yang merah menandakan jika pria itu benar-benar tertidur. "Kamu sudah selesai?" Kanaya mengangukkan kepalanya.

"Aku tadi bukan tidur, aku hanya mengistirahatkan mataku sebentar." Kilah Satria yang berusaha terlihat segar padahal jelas sekali wajahnya sedikit sembab karena terlelap bahkan di pipi kanannya terdapat bekas buku yang sedikit mengganjal ketika pria itu terlelap.

"Iya kamu mengistirahatkan mata sambil mendengkur ya?"

Satria kembali menganga lebar. "Aku mendengkur?" Kedua bahu Satria mendadak turun, ia tidak menyangka jika Kanaya akan melihat sisi memalukannya ini.

Kanaya tertawa kecil, Satria seperti kehilangan rohnya namun seperti biasa, Satria sangat mudah melupakan sesuatu, pria itu kembali ceria sambil merogoh saku celananya. "Aku punya ini!" Satria memperlihatkan kalung bermotif ikan yang ia siapkan untuk kucing putih peliharaan Kanaya.

"Ini buat chery." Kanaya mengambil kalung yang Satria berikan. "Kamu kasih ini buat chery?" Satria menganggukkan kepalanya.

"Kenapa enggak kamu sendiri yang berikan pada chery?"

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang