Bab 14

1.1K 172 10
                                    


Menjelang siang Ali dan Prilly baru kembali. Mereka tiba di pekarangan rumah baru dengan membawa berbagai macam bahan makanan untuk persediaan mereka satu bulan ke depan.

"Rumahnya nyaman banget. Aku suka." Kata Prilly saat menghirup udara yang begitu segar.

"Sengaja Abang milih rumah ini karena selain nyaman rumah ini juga jauh dari hiruk pikuk kota." Kata Ali dengan senyuman manisnya.

Ali sedang menurunkan barang belanjaannya dibantu Prilly yang sontak dilarang oleh Ali. "Biar Abang aja, kamu masuk gih di dalam masih ada teman-teman kamu kayaknya."

"Bentar aku panggilin mereka dulu biar nolongin kamu." Dan Prilly beranjak menuju pintu rumahnya lalu berteriak memanggil tiga teman laknatnya.

Haykal, James dan Raka terdengar menyahut dari dalam rumah namun justru Saga yang terlebih dahulu mendatangi Prilly.

"Bang Saga?" Prilly tersenyum kecil pada Saga.

Saga memang teman dekat Ali ia juga mengenalnya namun Prilly jarang berinteraksi dengan Saga terlebih saat mereka sama-sama sudah dewasa seperti sekarang.

"Ali mana Pril?" Tanya Saga pada Prilly.

"Itu lagi nurunin barang Bang." Prilly menunjuk kearah garasi dimana Ali sedang menyusun barang-barang didekat mobilnya.

"Biar Abang bantu Ali dulu." Saga beranjak mendekati temannya yang masih mengeluarkan barang-barang belanjaannya dari dalam mobil.

"Lo belanja sebanyak ini untuk apa bangsat? Lo cuma tinggal berdua sama Prilly ngapain lo belanja sebayak ini?" Saga tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat banyaknya barang yang dibeli oleh Ali.

"Semua barang ini dibutuhkan oleh Prilly." Jawab Ali setelah mengeluarkan kardus terakhir dari dalam mobilnya.

"Li."

Ali menoleh menatap temannya. "Apa menurut lo tindakan sekarang ini udah tepat?" Saga menatap Ali juga barang-barang belanjaan yang pria itu turunkan dari mobilnya.

"Maksud lo?"

"Gue rasa semakin hari elo semakin memanjakan Prilly dan sepertinya itu bukan hal yang tepat menurut gue." Saga mengutarakan pendapatnya.

Ali menatap temannya lalu menghela nafas pelan. "Gue nggak pernah merasa gue terlalu memanjakan Prilly, gue hanya melakukan apa yang seharusnya gue lakukan."

"Tapi lo jelas masih ingat gimana sakitnya elo saat Prilly meminta elo untuk mencari alamat pria yang pernah ia kencani." Saga tidak bermaksud lain ia hanya merasa kasihan pada Ali.

"Kejadian itu bukan sepenuhnya salah Prilly karena lo sendiri juga tahu bagaimana pengecutnya gue selama ini." Ali tersenyum kecil. "Gue terlalu takut mengutarakan isi hati gue dan Prilly melampiaskannya dengan mendekati beberapa pria untuk melihat respon gue." Lanjut Ali masih dengan senyuman kecilnya.

Ia kembali teringat beberapa tahun lalu saat Prilly memulai tahun pertamanya bersekolah dibangku SMA. Kala itu Ali juga baru memulai semester pertamanya di kampusnya sekarang.

Mereka berdua masih dekat seperti biasanya namun Prilly sudah mulai mendekati beberapa pria dan ternyata tujuan Prilly hanya untuk membuat dirinya cemburu dan bodohnya Ali ia justru membiarkan Prilly melakukan hal itu karena bagi Ali apapun kebahagiaan Prilly pasti akan dia usahakan termasuk mencarikan alamat-alamat pria yang Prilly berikan padanya.

Dan satu-satunya orang membantu Ali adalah Saga, sahabat baiknya.

Ali tersentak pelan saat Saga menepuk pundaknya. "Semoga hal itu tidak terjadi lagi. Gue berharap elo bisa langgeng sampai tua bersama cinta sejati lo itu." Kata Saga dengan senyuman kecilnya.

My Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang