Chapter 13

190 34 10
                                    

Suasana hati Ester berubah saat tahu kalau Daphne menelpon Javi, ia memilih untuk diam saja sembari memandang jalanan kota yang sangat padat. Tak terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan, Javi keluar lebih dulu dan tanpa di sangka-sangka Javi membuka kan pintu untuk Ester. Jelas saja Ester terkejut sekaligus senang dengan sikap Javi ini.

Dirinya pikir pria itu tidak bisa sedikit romantis namun ternyata dia bisa romantis sedikit. Meski Javi hanya membukakan pintu mobil untuknya tapi menurut nya itu adalah hal yang sangat langkah terjadi. Biasanya Javi akan keluar tanpa membuka pintu untuknya.

"Terima kasih." ucapnya tersenyum kearah Javi.

"Ini di mana?" Ester melihat sekeliling tapi ia asing sekali. Dirinya tidak pernah datang tempat ini.

"Yang pasti kau akan suka." jawab Javi ambigu lalu membawa wanita itu ke dalam namun mereka hanya melewati meja makan saja.

"Jav, meja nya di sana." ujar Ester menunjuk meja dengan para tamu yang juga sedang makan.

"Kita tidak di sana." jawab Javi.

"Sebelah sini, Pak." pelayan itu mempersilahkan mereka untuk masuk ke Lift.

Mereka berdua masuk ke sana. Sepanjang menaiki Lift Ester makin penasaran mereka akan kemana, bukan nya tadi Javi bilang akan malam.

Ting.

Lift terbuka dan saat Ester melangkah kedua matanya terbelalak sambil membekap mulutnya saking kaget nya ketika melihat pemandangan indah di depan nya. Di depan nya meja makan di hiasi dengan lampu-lampu, belum lagi pemandangan alam dari atas sini semakin membuat Ester takjub.

"Jav.." Ester tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Kita akan makan di sini." terang Javi.

Ester terharu sekali di beri kejutan istimewa oleh Javi, tanpa sadar ia memeluk Javi dengan erat sembari menahan air mata nya.

Javi menegang kaku mendapat pelukan mendadak dari Ester namun itu hanya sedetik saja karena Javi kembali seperti biasa.

"Terima kasih, Jav." ucap Ester tetap memeluk Javi yang tidak membalas pelukan nya.

Ester melepaskan pelukan nya sambil menatap manik mata Javi.

"Maaf, aku terlalu senang." Ester tersipu malu sebab dirinya memeluk Javi. Meski pria itu suaminya tapi tetap saja ia merasa malu dan canggung sekali.

Javi hanya tersenyum samar lalu mengajak Ester untuk ke sana. Javi tak lupa menarik kursi untuknya. Ah, memang ini bukan pertama kalinya seorang pria memberikan kejutan namun kali ini suaminya yang memberikan kejutan istimewa, jelas saja dirinya bahagia.

"Kapan kau mempersiapkan ini?" tanya Ester saat duduk di kursi.

"Sejak aku mengajakmu keluar." jujur Javi karena memang dirinya tidak berencana mengajak Ester makan malam, namun ia kembali berpikir selama menjadi menikah mereka tidak pernah pergi berdua selain bulan madu beberapa waktu lalu.

"Secepat itu?" Ester cukup terkejut karena waktu untuk mempersiapkan ini semua cukup cepat. Hanya beberapa jam saja.

"Apapun bisa di lakukan dengan Uang, Est." kata Javi sombong.

"Ya, ya. Kau memang banyak uang jadi bisa menyuruh apapun." sahutnya.

Javi hanya tersenyum kecil.

Pelayan datang membawa beberapa makanan lezat. Aromanya sangat menggugah selera siapapun yang mencium nya.

"Mereka mengatakan ini makanan paling lezat di sini." ujar Javi.

"Benarkah?" Ester mulai mencicipinya.

My Wedding Dream (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang