Chapter 14

194 31 16
                                    

Javi sudah tiba di Kelab malam, tempat di mana Daphne berada. Saat masuk ke sana ia hanya memperlihat identitasnya saja dan setelah itu ia di persilahkan masuk, dentuman musik dan bau aroma alkohol tercium. Javi berjalan sembari meneliti di mana keberadaan Daphne sampai akhirnya matanya melihat kerumunan orang, Javi pun mendekati kerumunan itu.

Dan benar saja di sana ada Daphne yang duduk sembari di kelilingi sebagian orang.

"Daphne." panggil Javi.

Wanita itu sudah mabuk berat, namun Daphne tetap mengenali siapa pemilik suara itu. Ia pun berdiri dengan sempoyongan mendekati sumber suara itu.

Javi segera menahan tangan Daphne agar tidak terjatuh ke lantai.

"Aku di sini." kata Javi.

Daphne tersenyum gembira lalu memeluk Javi dengan erat.

"Jav, kaukah itu.." lirih Daphne.

"Ya, ini aku. Kenapa kau mabuk separah ini?" tanta nya heran sebab Javi tahu persis bagaimana sosok Daphne. Ia jarang sekali minum alkohol tapi sekarang apa yang ia lihat? Daphne mabuk parah sampai sulit berjalan.

"Javi...  Aku senang kau disini." racau Daphne sembari mencari posisi nyaman di pelukan Javi.

Javi sendiri tidak membalas pelukan Daphne, ia meminta seseorang untuk mendudukan Daphne lalu ia melirik seorang wanita yang dengan noda di pakaian nya.

"Kau kekasihnya?" tanya seorang wanita yang terlihat emosi sekali.

"Aku sahabatnya. Berapa yang harus aku bayar untuk pakaianmu?" tanya Javi datar.

Wanita itu mendengus kasar mendengarnya.

"Heh, kau sama seperti dia. Aku tidak butuh uang tapi peminatan maaf dia kepadaku." sungut wanita geram.

"Jadi kau memilih kata maaf saja daripada uang?" Javi tersenyum mengejek dan itu semakin membuat wanita itu marah.

"Hei! Memang nya kau punya uang berapa heh! Sombong sekali." geramnya lagi.

"Aku? Kau ingin tahu aku? Aku Steve Javierro."

"Steve Javierro?" pria di sebelah wanita itu terbelalak kaget. Pria itu langsung membisikkan sesuatu kepada wanita yang di perkiraan adalah kekasihnya.

Wanita itu diam mendengarkan pria itu sampai akhirnya ia menatap Javi dengan tatapan yang tidak di artikan.

"Ekehm, aku tidak akan meminta uang kepadamu tapi aku ingin kau bekerja sama dengan perusahaan kekasihku." ujar wanita itu.

Javi tersenyum miring.

"Baiklah, berikan kartu namamu, sekretaris ku akan menghubungi kalian."

Javi pun mengendong Daphne yang setengah sadar dan meracu tidak jelas. Daphne meracau nama Javi dan Javi sepanjang menuju parkiran mobil. Mereka sudah masuk ke mobil dan saat Javi akan menyalakan mobilnya tapi tiba-tiba Daphne memegang tangannya.

"Javi.." lirih Daphne.

"Ya, ini aku." jawab Javi menatap Daphne.

Tanpa di sangka, Daphne menarik tengkuk Javi dan mencium nya dengan panas dan liar bahkan Daphne menarik tangan Javi agar memegang dada nya yang berisi.

Javi terbelalak kaget dengan tindakan Daphne dan langsung saja dirinya mendorong kasar Daphne sampai pekik kesakitan terdengar.

"Aw!" rintih Daphne sakit saat punggung nya terbentuk pintu mobil. Kepalanya sangat sakit dan pusing sampai akhirnya ia jatuh pingsan.

Javi mengelap bekas ciuman Daphne di bibirnya lalu ia memandang Daphne dengan perasaan campur. Barusan mereka berciuman? Selama perjalanan Javi gelisah akibat ciuman dengan Daphne, dirinya tidak pernah terpikir akan berciuman dengan Daphne apalagi di saat dirinya sudah menikah.

My Wedding Dream (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang