Setelah pertengkaran pagi itu Ester memilih untuk menenangkan dirinya dengan berjalan-jalan seorang diri berkeliling kota. Suasana hatinya sangat buruk karena memikirkan Javi dan juga Daphne. Ia tahu ia salah karena telah mengatakan hal itu padahal seharusnya tidak.
Namun kemarahan nya menguasai nya tadi sejak kemarin.
Ketika berjalan-jalan sebuah nama terlintas di pikiran nya. Benjamin, ia masih belum mentraktir pria itu setelah mengantarkan nya tempo hari.
"Apa kau harus menelpon nya?" gumam nya bimbang.
Tapi pada akhirnya dirinya memilih menelpon Benjamin.
Panggilan pertamanya tidak ada jawaban, Ester memutuskan tidak menelpon nya lagi karena mungkin pria itu sedang sibuk. Kemudian Ester menghembuskan nafasnya bingung akan kemana. Sudah 2 jam ia berkeliling tapi suasana hatinya tetap memburuk. Kalau dirinya datang ke rumah Miranda, adiknya pasti banyak bertanya dan itu malah semakin membuat nya pusing.
Ester memilih untuk pergi ke danau, hanya segelintir orang yang ada di sana. Ia begitu tenang saat duduk sembari memandang kura-kura kecil di pinggir danau sampai ponselnya berdering dan nama Benjamin tertera di layar ponselnya.
"Halo." ucap pria itu. "Ini dengan siapa?"
"Aku Ester." ujarnya.
"Ester? Ester di aplikasi dating?" tanya Benjamin menyakinkan.
Entah kenapa senyumnya mengembang mendengar perkataan Benjamin, Ester di Aplikasi Dating? Lucu sekali di dengar nya.
"Ya, Ester di Aplikasi dating." Ester menahan senyum.
"Wow! Aku merasa terhormat sekali kau menelpon ku."
"Apa kau sibuk?"
"Tadi iya sekarang tidak. Kenapa? Ingin mentraktir ku makan?" tanya Benjamin tepat sasaran.
"Ya, awaknya iya tapi sekarang aku tidak lapar. Nanti saja."
"Hei! Tidak bisa seperti itu. Kau harus tetap mentraktirku seperti rencanamu di awal!" seru Benjamin dan jujur saja Ester tidak bisa menahan tawa mendengar suara pria itu.
Benjamin diam mendengar suara tawa Ester.
"Aku hanya bercanda. Kau di mana sekarang?"
"Aku di studio, kita akan bertemu di mana?"
"Hm, terserah. Kau bisa memilih nya."
"Baiklah, aku akan mengirim alamatnya."
Sambungan terputus. Suasana hati Ester makin membaik setelah bertelponan dengan Benjamin. Ia tidak mengira pria ke 4 di Aplikasi Dating itu cukup membuatnya nyaman. Ester pun pergi menuju tempat yang sudah di kirim oleh Benjamin namun dahinya mengernyit karena tidak ada restoran maupun cafe, melainkan makanan di pinggir jalan.
Apa Benjamin salah mengirim alamat?
Ester kembali melihat ponselnya untuk menyakinkan nya namun benar ini adalah alamat yang telah pria itu kirimkan kepadanya. Ester akan menelpon Benjamin namun ia melihat pria itu baru tiba. Ester keluar menghampirinya.
"Ben." Ester sudah berdiri di depan Benjamin.
Benjamin tersenyum kearah Ester.
"Apa menunggu lama?" tanya Benjamin.
"Tidak."
"Syukurlah, tadi aku ada sedikit urusan."
"Ya, tapi kita makan di sini?" bukan nya ia tidak mau makan di sini hanya saja ia cukup terkejut saja.
"Kita makan di sini. Ini tempat makan langganan ku, kenapa? Kau tidak nyaman di sini? Kalau begitu kita cari tempat lain saja."
"Ah, tidak! Bukan begitu. Aku hanya kaget saja kau ingin aku traktir di sini. Ayo, aku lapar." Ester sudah lebih dulu berjalan ke sana, di ikuti Benjamin dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Dream (Complete)
Literatura FemininaNovel Romance #Javierro Family. Setelah di tinggal mati oleh wanita yang dicintainya membuat Steve Javierro menutup hatinya rapat-rapat. Sekarang ini Javi hanya fokus mengurus putrinya Nicole yang masih bayi, tetapi keluarga terus mendesaknya untuk...