Chapter 24

261 40 7
                                    

1 Minggu Kemudian.

Setelah kejadian di mana Javi mengusirnya pria itu malah bersikap aneh. Ya, aneh sebab pria itu selalu menghindari kontak mata dengan nya seakan tidak ingin melihat wajahnya. Apakah Javi marah kepadanya? Tapi kenapa kenapa dia marah padahal di permasalahan mereka jelas-jelas Ester lah yang harus marah kepada Javi karena pria itu telah menolak cinta nya. Ester tidak habis pikir dengan jalan pikiraj Javi, dia selalu sulit di tebak dan tidak bisa di mengerti olehnya.

Ataukah Javi mulai membencinya karena tahu ia mencintainya?

Entahlah, hanya Javi fan Tuhan yang tahu isi hati nya. Ester memilih untuk tidak banyak bicara juga, ia hanya bicara seperlu nya saja dan sibuk mengurus Nicole. Ester ingin Javi peka kepada perasaan nya, ia ingin Javi berusaha melupakan Kathrine dan menjauhi Daphne yang kian membuatnya cemburu.

Tapi sepertinya Javi tidak akan pernah melakukan itu, kenapa ia bisa yakin karena Javi malah mendiami nya. Seperti hari ini Javi itu duduk disisi kolam berenang dengan teh hangat di meja. Pria itu seakan memikirkan sesuatu hal. Ester tidak bertanya karena menurut nya percuma saja Javi tidak akan mengatakan nya kepadanya.

Javi hanya menganggap nya istri yang di nikahi atas dasar desakan orang tua untuk menjaga Nicole

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Javi hanya menganggap nya istri yang di nikahi atas dasar desakan orang tua untuk menjaga Nicole.

Ester berusaha agar tidak sedih di depan Nicole, ia tidak ingin bocah itu melihat kesedihan nya.

"Ingin bermain dengan Daddy, princess?" tanya Javi kepada putrinya.

Ester menegang kaku saat Javi sudah ada di dekatnya, ia tidak menyadari Javi sudah ada di sini, tapi ia tetap diam saja karena Javi juga tidak menoleh kearahnya.

Huft.

Nicole jelas mengangguk. "Ya, Dad!"

Nicole dan Javi mulai bermain kejar-kejaran, Nicole berlari dengan Javi yang mengejarnya seakan dirinya zombie. Ester tidak bergabung, ia malah duduk di kursi bekas Javi tadi sembari memperhatikan mereka berdua. Entahlah, Ester seakan hilang semangat lagi untuk mendekati Javi, pria itu juga tidak ingin di cintai olehnya. Javi masih ingin memendam cinta nya untuk Kathrine entah sampai kapan, mungkin sampai pria itu tua.

Siapa yang tahu?

Ester memainkan ponselnya untuk melihat apakah ada pesan yang masuk dan benar saja ada beberapa pesan dari Miranda dan juga Benjamin, ya Benjamin, mereka memang sering mengirim pesan saat ada waktu. Ester nyaman sekali mengobrol dengan Benjamin, seakan ia bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama pria itu.

Apakah pemandangan nya bagus?

"Ya, bagus sekali. Itu di mana?'

Aku sedang memotret pemandangan, aku teringat kepadamu yang suka pemandangan seperti ini. Lain, kau kau ingin datang ke sini?

'Tentu, aku ingin datang ke sana.'

"Kau mengirim pesan dengan siapa?" suara Javi membuat Ester terkejut. Ia segera mematikan ponselnya.

My Wedding Dream (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang