Chapter 28

155 41 11
                                    

1 Bulan Kemudian.

Tak terasa sudah 1 Bulan Ester tidak pulang ke rumah. Entah Javi akan mencarinya atau tidak tapi Ester tidak akan kembali sekarang. Dirinya  butuh menguatkan hatinya untuk berhadapan dengan Javi lagi. 1 ini berat badan Ester turun, ia menjadi kurus sekali dan jarang makan karena terus memikirkan masalahnya dengan Javi, ia tidak tahu akan mengambil keputusan apa nanti. Entah bertahan atau berpisah.

Ester masih belum tahu.

Ester masih sangat mencintai Javi tapi pengkhianatan Javi membuat hatinya remuk redam. Ia tidak tahu apakah masih sanggup melanjutkan pernikahan ini karena Ester akan terus curiga kepada Javi kalau bertemu dengan Daphne.

Dirinya tidak tahu sampai kapan akan terus bersembunyi sebab 1 bulan ini ia tidak bisa melupakan kejadian itu di mana ia mendengar semua kenyataan pahit yang menghancurkan hatinya sampai berkeping-keping. Setiap hari Ester terus menangis dan melamun maka dari itu dirinya kurus sekali. Banyak beban pikiran yang ia tanggung sekarang.

Seperti malam ini, Ester duduk sendirian di halaman rumahnya sambil memandang langit-langit yang bertaburan di sana.

"Mommy, Ester merindukan, Mommy." gumamnya sambil memandang ke atas.

"Ester tidak ingin terus begini, Mom." lirih nya sambil menepuk dadanya yang sakit.

Seseorang datang, segera saja Ester menghapus air mata nya karena tak ingin orang lain tahu. Seorang wanita cantik dengan banyak tato datang, dia melirinya sekilas lalu masuk ke dalam lagi. Ester menarik nafasnya sebab ia dan wanita bernama Vania, tetangga sebelah nya memang jarang bicara. Wanita itu sering pergi sore hari dan pulang dini hari seperti sekarang. Banyak warga mengatakan kalau Vania adalah wanita panggilan.

Sebenarna Ester merasa sangat kasian kepada Vania karena dia masih muda dan cantik tapi hidupnya di pakai untuk menjadi wanita panggil lan padahal dia bisa mencari pekerjaan lain agar mendapat uang. Tapi meski begitu ia tetap kagum kepadanya dia mampu menghadapi kerasnya hidup, terkadang Ester merasa bersalah karena sering mengeluh bahwa hidup tidak adil tapi ketika melihat Vania ia harusnya bersyukur masih memiliki Daddy dan adik, dan tidak perlu mencari pekerjaan karena sudah memiliki perusahaan juga.

Ceklek.

Pintu kamar Vania terbuka memperlihatkan Vania yang memakai tank top nya. Dia duduk di depan rumahnya sambil menyalakan rokoknya, asal mengepul dari bibir wanita itu. Ester terdiam canggung karena mereka tidak pernah bicara, Ester akan masuk ke kamarnya tapi suara wanita itu membuat nya tidak jadi masuk.

"Namamu siapa?" tanya Vania menoleh kearah Ester.

Ester terkejut sejenak. "Aku Ester."

"Ester. Bagus, aku Vania." ujarnya.

Ester mengangguk mengerti.

"Kenapa kau mau tinggal di rumah kumuh ini?"

"Apa yang kau maksud?" Ester tidak mengerti.

"Kau bukan wanita miskin aku rasa. Kau pasti anak orang kaya."

Ester meremas ujung bajunya, ia berusaha tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Benarkah? Aku bukan anak orang kaya, ini bukan pertama kalinya orang bicara sepertimu, ada banyak orang mengatakan hal yang sama." bohong Ester sambil tertawa.

"Aku tidak akan salah mengenali orang. Aku sudah banyak bertemu dengan ribuan orang dan aku bisa membedakan mana orang miskin dan orang kaya. Kau termasuk orang kaya."

"Tidak, aku bukan orang kaya." Ester tetap menyakinkan Vania kalau dirinya bukan orang kaya.

"Kau kabur dari orangtuamu karena tidak ingin di jodohkan?"

My Wedding Dream (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang