Chapter 22

215 40 20
                                    

Setelah pertengkaran hebat tadi malam Javi tidur di rumah tamu, Ester juga tidak ingin tidur seranjang dengan Javi setelah penolakan dari pria itu. Sangat menyakitkan. Besoknya Ester juga menghindar dari Javi, ia bahkan tidak keluar dari kamar saking sakitnya dengan perkataan Javi semalam. Ester ingin menyendiri untuk menenangkan diri nya sendiri untuk saat ini. Ester memandang jendela kamarnya dengan wajah sendu nya.

Kenapa pernikahan ini tidak seperti impian nya?

Kenapa?

Ester sudah berusaha menjadi istri yang baik dan patuh kepada Javi tapi kenapa pria itu tidak pernah menoleh kearahnya? Apa yang harus Ester lalukan agar Javi melihat ketulusan nya? Apa ia harus mengatakan cinta kepada Javi agar pria itu tahu bahwa dirinya mencintai nya? Tapi Ester mulai ragu kembali karena di hati pria itu masih ada Kathrine. Ester takut kata-kata menyakitkan terlontar kembali dari mulut pria itu.

"Apa yang harus aku lakukan, Tuhan?" gumam nya putus asa.

Ketukan pintu terdengar dari kamarnya, Ester tidak membuka nya ia tidak ingin bertemu dengan siapapun termasuk pelayan nya. Namun, Ester mengernyitkan dahinya mendengar suara kunci.

Ceklek.

Pintu terbuka memperlihatkan Javi yang masuk ke kamarnya. Ester segera memalingkan wajahnya karena perasaan sakit hati menyapa nya lagi. Ester pikir pria itu sudah berangkat bekerja tapi Javi masih ada di rumah.

"Ester." panggil Javi mendekati Ester tapi wanita itu tidak menjawabnya. Javi menarik nafasnya panjang.

"Ester, aku bicara denganmu." tekan Javi lagi tapi Ester tidak menjawabnya apalagi menoleh kearahnya.

Ester sengaja tidak mengubris Javi agar pria itu sadar kesalahan nya, harusnya Javi tidak perlu mengatakan hal itu untuk memperjelas perasaan nya untuk Kathrine di depan istri nya sendiri. Tapi sedetik kemudian Ester tersentak kaget karena Javi menariknya agar menghadap pria itu.

Ester memalingkan wajahnya meski mereka saling berhadapan, air mata akan kembali turun kalau terlalu lama menatap manik mata Javi

"Soal semalam aku ingin membahasnya kalau...."

"Kalau cintamu kepada Kathrine yang masih ada? Kau sudah mengatakan nya semalam, apa lagi sekarang?" sungur Ester tidak bisa menahan emosi nya lagi.

"Aku tahu tidak seharusnya aku mengatakan itu, jadi, bisakah kau melupakan masalah semalam? Anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa."

Ester tertawa pedih, Javi ingin dirinya melupakan perkataan dia semalam? Tidak bisa! Ester tidak bisa melupakan nya begitu saja!

Ester melepaskan pegangan tangan Javi di bahunya sembari menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa, Jav. Aku tidak bisa melupakan nya. Bagaimana bisa aku lupa suamiku sendiri mengakui masih cinta mantan nya." kekeh Ester miris.

Javi meremas rambutnya dengan frustasi, semalam ia merasa bersalah karena mengatakan hal itu kepada Ester, meski ia tidak cinta kepada wanita itu tapi Javi menghargai Ester sebagai istrinya.

Ester menyeka air mata nya karena tak tahu malu turun begitu saja tanpa bisa di cegah.

"Hatiku sakit, Jav. Sakit sekali." Ester menepuk dada nya yang masih sakit.

Javi mengernyitkan dahinya dengan wajah bingung nya.

"Sakit?" ulang Javi tidak mengerti.

Ester mengangguk lemah. "Ya, Sakit Jav, di sini." Ester mereba hatinya dan memperlihatkan nya kepada Javi.

"Hatiku sakit saat kau berkata mencintai wanita lain." jujur Ester dengan tubuh bergetar hebat.

Javi tersentak kaget mencerna apa yang Ester maksud.

My Wedding Dream (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang