Chapter 3

336 36 17
                                    

'Tante berharap Nal Ester menjadi Mommy Nicole.' perkataan itu seperti kaset rusak sampai semalaman Ester tidak bisa tidur karena memikirkan ini semua. Benarkah kalau dirinya pantas menjadi Mommy Nicole? Apa ia bisa mengurus Nicole dan menjadi istri Javi? Soal Javi Ester tahu bahwa pria itu masih mencintai kekasihnya yang sudah meninggal, apa dirinya bisa menerima itu kalau sudah menjadi istri Javi?

Namun bayangan Daphne yang berhasil menarik perhatian Nicole dan kedekatan nya dengan Javi membuat nya merasa resah. Llu setelah berpikir sepanjanf malam akhirnya Ester sudah memutuskan sesuatu. Pagi-pagi sekali Ester sudah rapi, lalu melihat dirinya di cermin cukup lama.

Hari ini Ester akan mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya dan berharap ia tidak akan menyesal mengambil keputusan seperti ini. Ester pun masuk ke dalam mobil nya menuju suatu tempat di mana ia akan bertemu dengan seseorang. 15 menit akhirnya ia tiba di sana.

Jantungnya berdebar kencang saat melangkah menuju sebuah restoran sederhana, ia sengaja memilih restoran sederhana agar tidak terlalu banyak orang.

"Hai." sapa Ester canggung.

Javi mendongak menatap Ester.

"Apa lama menunggu?" Ester memulai percakapan.

"Tidak." jawab Javi dengan wajah datarnya.

Hening..

Tidak ada di antara mereka yang bersuara, hanya suara orang di sekitar mereka yang sibuk makan.

"Tidak ingin bicara? Kalau begitu aku pergi, ada banyak pekerjaan yang lebih penting di banding hanya duduk diam seperti ini." kata Javi.

"Eh, maaf. Sebenarnya aku mengatakan kalau aku berubah pikiran." Ester meneguk ludahnya setelah mengatakan hal itu. Dirinya sangat malu sekali karena awalnya ia menolak lamaran pria itu.

Dahi Javi mengernyit heran seakan tidak mengerti maksud perkataan Ester.

"Apa?" tanya Javi.

Ester mengelus dadanya karena pria di depan nya itu tidak juga mengerti.

"Aku mau menikah denganmu." terang Ester menahan malu.

"Oh, begitu. Baiklah, sekarang kita akan mulai membahas pernikahan kita. Aku ingin segera menikah." kata Javi tenang seakan perkataan nya tidak akan membuat seseorang terkejut.

"Hah?!" pekiknya kaget.

Apa yang barusan pria itu katakan? Mulai membahas pernikahan sekarang? Yang benar saja!

"Kenapa? Kau berubah pikiran?"

"Eh, tidak! Tidak!" Estee mengibaskan tangan nya tanda tidak berubah pikiran hanya berpikir secepat inikah mereka membahas pernikahan.

"Lalu?" kerutan di dahi Javi terlihat, pria itu bingung dengan sikap Ester.

"Hm, maksudku, bisakah jangan terlalu terburu-buru? Aku ingin mengenalmu lebih jauh, Jav. Meski kita lama mengenal tapi hanya sebatas Nicole saja. Aku ingin kita berkencan beberapa bulan."

Ucap Ester memberitahu keinginan nya untuk mengenal lebih dulu dengan Javi. Ia tahu pria itu baik dan pekerja keras hanya saja Ester ingin tahu kehidupan Javi yang lebih dalam lagi dan tahu sifat sebenarnya dari seorang Steve Javierro. Ester ingin tahu bagaimana cara menghadapi sosok Javi saat sudah menikah nanti sebab ia tidak ingin ada perpisahan setelah menikah.

Javi diam sejenak lalu menoleh kearah jam tangan nya.

"Aku tidak bisa. Itu membuang-buang waktu saja. Kalau kau bersedia menikah denganku, 1 Bulan lagi kita menikah. Tapi kalau kau tidak mau, tidak masalah." Javi bangkit dari kursinya, ia akan pergi tapi tangan nya di tahan oleh Ester.

My Wedding Dream (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang