Chapter 15

225 33 12
                                    

Hal pertama yang Ester lihat ketika masuk ke kamar Daphne ia melihat Wanita itu sedang duduk bersandar sembari memijat pelipisnya. Dan ada sesuatu hal yang menarik perhatian nya ketika melihat baju yang Daphne pakai.

Itu baju tidurnya!

Ia mencengkram ujung bajunya karena perasaan tak terima muncul di hati ketika melihat Daphne memakai baju tidurnya tentu dirinya tidak perlu menebak siapa yang memberikan baju itu siapa lagi kalau bukan Javi.

Apa dirinya salah merasakan hal ini? Jelas-jelas Daphne sedang kesusahan dan Javi hanya membantu nya sebagai sahabat saja tapi kenapa ia tetap tak rela? Kenpa?

"Ester, kau di sini." Daphne baru menyadari keberadaan Ester di pintu kamar.

Ester tersenyum tipis lalu berjalan menghampiri wanita itu.

"Kau sudah baikkan?" tanya Ester tiba di depan Daphne.

"Masih sedikit pusing." beritahu Daphne.

"Sudah meminum obatnya?" Ester melirik beberapa obat yang sudah di belikan oleh pelayan nya tadi.

"Sudah."

Ester mengangguk.

"Est."

"Ya."

"Terima kasih sudah menolongku. Aku tidak tahu kalau tidak ada Javi mungkin aku sudah mendapat masalah pagi."

"Ya, sebagai sahabat Javi harus membantumu."

Bohong!

Kenapa sekarang ia menjadi wanita pembohong? Di lubuk hatinya yang terdalam ia tak ingin Javi pergi menemui Daphne tanya dirinya. Bukan ia tidak ingin Javi menolong Daphne hanya saja ia juga ingin ikut dan tahu apa yang membuat Daphne sampai menelpon Javi tadi malam. Kencan mereka sudah rusak karena Javi memanggil nya Kath, lalu telpon Daphne yang makin membuat suasana hatinya memburuk

Lengkap sudah kesedihan nya bukan?

"Sekali lagi aku minta maaf sudah merepotkan mu dan Javi." kata Daphne.

Ceklek.

Pintu terbuka memperlihatkan Javi yang masuk ke dalam kamar di di ikuti pelayan yang membawa nampan bersisi sup hangat. Seketika semuanya membisu melihat kedatangan Javi, bahkan Ester yang ingin berusaha bersikap biasa saja tidak mampu berkata apa-apa lagi.

Javi menatap sekilas kearah Ester kemudian kepada Daphne.

"Kondisimu bagaimana?" tanya Javi.

"Masih pusing tapi sekarang cukup membaik." jawab Daphne menatap Javi.

"Ini sup nya Non." ujar pelayan itu.

"Terima kasih." kata Daphne dan pelayan itu pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Kenapa kau repot menyiapkan sup untukku, Jav. Sekarang juga aku akan pulang."

"Keadaanmu masih lemah karena mabuk parah. Istirahat nya di sini sebentar. Aku akan mengantarkan mu." kata Javi.

"Tidak perlu, Jav. Aku bisa pulang sendiri."

"Tidak, aku tidak akan membiarkan mu pergi di saat kondisimu tidak stabil."

"Jav.."

"Aku tidak suka bantahan, Dap."

"Baiklah, baiklah." Daphne memutar bola mata nya lelah.

Di sisi lain Ester merasa seperti orang ketiga yang berada di tengah-tengah mereka. Lihatlah, percakapan mereka yang penuh perhatian dan tak canggung sama sekali. Javi beda sekali saat dengan nya, pria itu irit bicara dan selalu dingin.

My Wedding Dream (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang