"jadi bagaimana keadaan Hyung saya dok?" Dokter itu melepas stetoskop yang ia gunakan untuk memeriksa detak jantung renjun "apa kah dia memiliki trauma?"
Chenle mengangguk. "iya dok, Hyung saya memiliki trauma dari kecil, tapi saya tak tau trauma itu karena Hyung saya tak pernah mau bercerita, tapi saya selalu melihat Hyung saya mengonsumsi beberapa obat yang ia beli dari peskiater(?)
"Trauma nya kembali yang membuatnya akan sering jatuh pingsan dan merasakan sakit di kepalanya, dan tangannya juga akan bergetar hebat ketika memori masa lalunya kembali, jadi saya mohon untuk membawanya terapi dan hentikan untuk selalu mengonsumsi obat-obat itu, karena itu akan membuat sarafnya rusak dan membuat dirinya lebih parah lagi dari ini"
Mata chenle memerah ketika mendengar penjelasan dokter itu, "apa Hyung saya akan baik-baik saja?"
Dokter itu mengangguk "ya Hyung mu akan baik-baik saja, tapi tolong bawa dia ke dokter spesialis untuk memberitahu yang lainnya tentang Hyung mu"Chenle mengangguk dan bangkit dari duduknya "terimakasih dokter kalau gitu saya permisi dulu" chenle keluar dari ruangan dokter itu dan menuju ruangan renjun berada
Chenle membuka pintu ruangan itu dan melihat renjun yang masih tak sadarkan diri, chenle duduk di kursi di samping renjun dan menggenggam erat tangan renjun "apa sesakit itu Hyung?"
Chenle menangis melihat wajah renjun yang pucat seperti tak ada darah yang mengalir di tubuhnya "jangan menangisi ku chenle" suara yang cukup membuat chenle terkejut
Dia menatap wajah renjun yang masih terpejam "apa kau sudah sadar Hyung" renjun hanya mengangguk tanpa membuka matanya "sebenarnya apa yang kau sembunyikan Hyung?, sampai-sampai kau harus menerima semua ini?"
Renjun tersenyum dan membuka matanya "kau masih terlalu muda untuk tau chenle, Hyung akan berusaha membuat mu bahagia walau itu mungkin akan membuat mu membenci Hyung"
Chenle mengkerut kan dahinya "apa yang kau maksud Hyung?, aku tak akan pernah membenci diri mu, aku akan selalu menyayangimu Hyung" chenle memeluk renjun erat "ya Hyung tau kau menyayangiku, dan aku juga sangat menyayangi adikku satu ini, yang selalu membuat ku kesal"
Renjun mengusap kepala chenle dan membuat rambut chenle berantakan "ah ayo lah Hyung, kau tau kan bahwa rambut ku adalah hal yang paling penting untuk penampilan ku Hyung"
Chenle merungut dan memperbaiki rambutnya, renjun hanya tersenyum simpul melihat chenle
Aku memang gagal membesarkannya untuk pergaulan ma, tapi dia masih bisa mempunyai jiwa yang baik dan hormat pada siapapun, kau akan bangga melihat chenle kecil kalian yang tumbuh menjadi anak yang hebat walau dia juga akan membuat kalian pening
...
Renjun tak bekerja hari ini dan semalam ia juga sudah di perbolehkan untuk pulang, chenle sudah berangkat ke sekolah sedari tadi
Renjun membaca beberapa buku yang ia beli karena ia suka membaca dan melukis, jadi jangan kaget jika orang yang memasuki kamar renjun akan menemukan banyak tumpukan lukisan yang gagal di sudut ruangan
Dan beberapa lukisan yang sempurna terpajang di dinding yang berwarna abu-abu dan hitam
Renjun meletakkan buku itu dan menatap langit-langit kamarnya "apa aku bisa melakukannya sendiri dengan tubuh lemah ini?"
Renjun tersenyum "ah aku akan melakukan apapun demi membalas dendam pada mereka semua, dan teruntuk tuan na Siwon AHAHAH" suara tawa yang mendominasi dengan suara dendam dan ketakutan yang ia pendam
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
確執 revenge || JAEMREN
Fantasyrenjun kecil menyaksikan bagaimana tersiksa dan bagaimana sakitnya orang tuanya kerena perbuatan seseorang yang sama sekali tak ia kenal renjun tumbuh dengan balas dendam,perih, kehilangan, amarah, dan trauma yang ada di dirinya Namun dia terpaksa...