"apa kalian saling kenal" keduanya mengangguk bersama "kau kenal renjun jaem?" Jaemin mengangguk kan kepalanya "dia istri ku"
Mata Jeno seperti ingin keluar dari tempatnya karena terkejut "i-istri?" Jaemin mengangguk dan merangkul pinggang renjun, renjun yang mendapatkan itu pun hanya menatap sinis jaemin
Tidak mungkin dia akan memarahi jaemin di tempat yang ramai seperti ini"K-kalian harus jelaskan semuanya k-kepada k-ku" Jeno menatap tangan jaemin yang melingkar di pinggang ramping renjun, di dalam hatinya sedikit sakit ketika mengetahui renjun adalah orang yang di maksud jaemin
...
Kini mereka bertiga sedang berada di sebuah restoran "jadi seperti itu, padahal jika renjun masih lajang aku yang akan menikahi dia duluan tapi kau malah merebutnya" Jeno membuat suara yang seolah Tenga bersedih "itu hanya angan mu Jen, sekarang renjun adalah milikku dan hanya aku"
Jeno menatap jaemin "ya aku tau semua yang menjadi milikmu akan tetap milikmu, aku tidak bisa apa-apa jika harus bersaing dengan mu tuan na jaemin" Jeno tersenyum dan jaemin hanya mengangkat sedikit bibirnya
Sedangkan pria mungil yang menjadi perdebatan hanya meminum minuman yang ia pesan dan terus menatap kedua pria bodoh di hadapannya sambil terus menggenggam gelas yang ia pegang
Jika ini tidak di tempat umum mungkin kalian berdua akan ku hajar sekarang juga!!
"Sudahlah kali seperti anak kecil, bertengkar karena hal tak penting" jaemin dan Jeno menatap renjun "tapi kau penting!!" Ucapnya bersamaan "aku selalu mengalah pada mu jaem, jadi kali ini mengalah lah pada ku dan biarkan renjun bahagia bersama ku"
Jaemin berdiri dan di ikuti dengan Jeno "kita baru bertemu selama beberapa tahun tak bertemu dan sekarang kau meminta istriku? Apa kau bodoh jeno? Aku sedang tidak ingin berkelahi dengan siapapun" Jeno mendengus "tapi renjun tak mencintaimu jaem"
Plak
PlakItu bukan jaemin maupun Jeno tapi itu renjun yang sedari tadi menahan emosinya menatap kedua orang di hadapannya dengan tajam "kalian berdua sama-sama bodoh, dan kalian semua tidak akan pernah mendapatkan apa yang kalian mau, dan kau jaemin aku hanya menikahi mu karena ayah dan nama baikku saja, sedangkan kau Jeno aku bahkan tak mengenal mu kita baru bertemu tiga kali dan kalian semua bodoh dan tak bis berpikir dasar gila"
Jaemin dan Jeno menatap kepergian renjun dan mereka berdua kembali saling tatap sambil memegangi pipi mereka masing-masing "ini sakit" ucap keduanya dengan senyum bodoh yang terlukis kemudian
Renjun yang ke luar mendengus dengan kasar "dasar pria gila, kali semua terlalu bodoh untuk mendapatkan cinta ku brengsek" renjun merogoh sakunya dan mengambil handphonenya
Renjun menekan nomor chenle di sana dan menelpon chenle
"Chenle~ya kau sedang di mana?"
"....."
"Jemput aku di restoran di dekat pameran seni kita"
"....."
"Ya baiklah aku akan tunggu kau di sini, hati-hati"
Tut
Renjun menutup telpon itu dan berjalan menuju sebuah halte bus untuk menunggu chenle, tidak beberapa lama kemudian motor sport chenle terlihat dan berhenti di hadapannya
"Kau sangat cepat apa kau membawa nya laju?" Chenle menggeleng "tidak Hyung aku tadi kan habis bermain ke tempat temanku yang kebetulan ada di dekat sini hehe" chenle tersenyum menatap wajah tak enak dari renjun
Aura Hyung sangat gelap saat ini, untung saja aku tak berkata jujur kalau aku jujur mungkin aku akan habis karena pukulan dari Hyung ku ini
Setelah renjun menaiki motornya chenle memberikan helm pada renjun dan setelah di rasa semua sudah aman chenle melajukan kendaraannya di jalan
Beberap menit kemudian chenle menghentikan motornya di sebuah tempat yang di arahkan oleh renjun, chenle turun dari motornya dan mengikuti arah jalan renjun
"Kau ingin kemana Hyung?" Renjun tak menggubris perkataan chenle dia terus berjalan dan sampai ia ke rerumputan yang cukup tinggi renjun membelah rerumputan itu dengan tangannya dan menampilkan sebuah pemandangan yang tak pernah chenle lihat selama ini
"Wow...apa ini surga Hyung? Ini sangat indah" renjun menoleh kearah chenle yang sekarang berada di sebelahnya dia tersenyum "ya ini surga chenle, ini adalah surga tempat mama dan papa"
Chenle menoleh ke arah renjun yang menghapus air matanya sambil memandang pemandangan dari atas melihat kota yang terlihat kecil dan awan biru yang menghiasi menambahkan kesan sempurna
"Apa maksud mu Hyung?" Renjun tersenyum dan menoleh kembali kerah chenle dan menggenggam tangan itu "ini adalah tempat terkahir Hyung bertemu dengan mama dan papa Chenle" chenle menatap renjun intens "semua berakhir disini"
"Apa mama dan papa bunuh diri disini Hyung" renjun menatap mata chenle dan menggeleng "tidak" chenle semakin bingung dengan seluruh perkataan renjun "terus mengapa kau berkata bahwa ini tempat terakhir Hyung dan orang tua kita bertemu?"
Renjun tersenyum dan mengusap kepala chenle "belum saatnya chenle" renjun berjalan menjauh dan chenle masih memandang renjun dari belakang dan sesaat renjun menengok ke belakang "apa kau ingin terus berada di sini chenle? Ayo pulang"
Ajak renjun meninggalkan chenle yang masih dengan beribu pertanyaan di kepalanya
Sebenarnya apa yang kau tutupi dariku tentang orang tua kita Hyung?
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
確執 revenge || JAEMREN
Fantasyrenjun kecil menyaksikan bagaimana tersiksa dan bagaimana sakitnya orang tuanya kerena perbuatan seseorang yang sama sekali tak ia kenal renjun tumbuh dengan balas dendam,perih, kehilangan, amarah, dan trauma yang ada di dirinya Namun dia terpaksa...