12

371 35 0
                                    

"hyunjin apa kau pernah berpikir bahwa kita akan terus hidup seperti ini selamanya?" Hyunjin menatap renjun yang berbaring di hospital bed kosong di sebelahnya "aku tidak mengerti?"

Renjun membalikkan tubuhnya dan menatap hyunjin "hidup tanpa kebahagiaan dan tanpa orang-orang yang menyayangi kita" hyunjin tau jalan pemikiran pemuda Huang di sebelahnya itu

"Aku yakin kita akan bahagia suara saat nanti dan orang tua kita akan menyaksikan itu semua dari atas sana bersama" hyunjin tersenyum manis menatap wajah datar renjun

"Tapi bagaimana kalau kita tak bahagia" hyunjin melunturkan senyumannya ia cukup kesal dengan renjun saat ini "berhenti lah berpikir, kau membuatku kesal"

Renjun membuang napasnya malas "jika aku tak berpikir maka aku akan gila bodoh"
"Sejak kapan kau waras? Bukannya kau memang orang gila?"

Renjun memutar matanya jenga dan ia turun dari hospital bed dan mengambil Hoodie yang tadi ia lepas "aku pulang dulu, lama-lama berbincang dengan mu membuatku ingin memukul diri mu hingga mati, aku akan kembali besok jika kau masih hidup"

Hyunjin menggeleng melihat temannya itu pergi "kau selalu memikirkan apa yang seharusnya tak kau pikirkan ren"

...

Renjun memasuki rumahnya dan ia langsung di kejutkan dengan chenle yang memakai masker wajah "houh, kau membuatku ingin mata chenle"

Chenle tersenyum bangga yang membuat renjun mengerutkan dahinya "mengapa kau tersenyum seperti orang gila" chenle menggeleng"apa aku tampan memakai masker wajah ini, aku di saran kan oleh jisung untuk memakainya"

Renjun tersenyum simpul dan meninggalkan chenle "kau seperti monyet yang wajahnya hangus terbakar" chenle yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya tak suka

"Masa aku yang tampan ini di katakan seperti monyet yang hangus, dasar Hyung tak tau model"

...

Renjun sedang berada di sofa di ruang keluarga dengan buku di tangannya"Hyung!!" Renjun tersentak karena teriakan chenle "berhenti berteriak, suaramu dapat memecahkan gendang telinga seseorang"

Renjun menggosok telinganya yang sakit mendengar teriakkan chenle "maaf Hyung, ah Hyung kau sedang apa?"
"Kau bisa melihat? Aku sedang membaca bagaimana menjadikan seorang adik yang tak berguna menjadi berguna"

Chenle tak menggubris perkataan renjun dia malah mendudukkan bokongnya di sebelah renjun dan menaruh kepalanya di paha renjun untuk berbaring

Renjun hanya menatap chenle datar dan kembali melanjutkan membaca buku "aku akan menikah Minggu depan"

Uhuk

Uhuk

Chenle terduduk dan menggosok dadanya dan juga tenggorokan nya "apa!!! Hyung ingin menikah Minggu depan?, dengan siapa? Dan kenapa Hyung tak memberitahu ku hal sepenting ini?!!"

Renjun menarik napasnya panjang dan menghembuskan nya "makanya Hyung memberitahu diri mu chenle, ini semua terlalu cepat Hyung tak bisa menolak" chenle menggeleng ribut sambil menggenggam tangan renjun

"Aku tak mau mempunyai kakak ipar yang jahat, aku tidak mau menjadi babu di rumah mu"

Tok

"Aku juga tidak akan menjadikan mu babu bodoh, pernikahan ku masih seminggu lagi, aku tidak tau kau masih bisa tinggal bersama ku nanti atau tidak" chenle memeluk renjun erat

"Huaa...Hyung ingin meninggalkan ku sendiri? Aku tak mengizinkan pernikahan ini terjadi huaaa"
"Jangan seperti anak kecil Huang chenle, kau sudah SMA berhenti lah menangis"
"Aku akan berhenti jika Hyung memberikan ku satu juta"

Chenle mengangkat kepalanya melihat renjun "baik lah akan ku transfer" chenle menciumi wajah renjun "terimakasih Hyung kau sangat baik, aku yakin pasangan mu akan baik hati seperti mu"

Chenle pergi meninggalkan renjun yang masih terdiam di sana

Dia tak sebaik yang kau kira chenle, dia memaksa ku dan keluarga membunuh orang tua kita, aku tidak mau kau terluka aku tak mau kau mengetahui ini semua, cukup aku yang menderita jangan kau

.

.

.

.

.

.

確執 revenge  || JAEMREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang