Hari ini renjun kembali bekerja selama beberapa hari ia tak hadir untuk bekerja karena tubuhnya yang masih cukup lemah
Sekarang ia Tenga membuatkan masakan untuk pelanggan dan tak sedikit pelanggan yang ingin bertemu dengannya
Itu juga yang membuat hyunjin kebingungan ketika renjun tak masuk kerja karena hyunjin yang habis-habisan di marahi oleh pelanggan karena tak bisa bertemu dengan chef kecil restoran tersebut
"Chef, apa sebaiknya anda beristirahat terlebih dahulu karena saya lihat anda bekerja sangat banyak dan anda baru saja pulih dari sakit chef" hyunjin dapat melihat wajah pucat milik renjun
"Saya tidak apa-apa, dan sepertinya yang kau katakan benar hyunjin, saya harus beristirahat agar tak merepotkan kalian jika aku terus bekerja bisa saja aku pingsan dan membuat kericuhan disini" renjun meninggalkan hyunjin dan berjalan ke sebuah ruangan
Yang memang di buat khusus untuk karyawan beristirahat di waktu istirahat, renjun merebahkan dirinya di sebuah sofa yang tersedia di sana
"Kapan aku akan keluar dari pekerjaan melelahkan ini?" Renjun sebenarnya tak mau bekerja disini tapi keadaannya waktu itu memaksanya
Ia ingin menjadi pelukis terkenal dan aktris tapi ia malah menjadi chef yang cukup terkenal di sana
Renjun membuang napasnya lelah dan menutup matanya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya saat ini, tapi dobrakan pintu membuatnya terkejut dan membuka matanya
Pria itu menoleh ke arah pintu dan memutar matanya malas ketika mengetahui siapa itu
Apa aku harus selalu bertemu dengan anak pria bajingan itu?
Renjun membuang napasnya malas dan membuang wajahnya "renjunie, kenapa kau bekerja hari ini" renjun tak menghiraukan jaemin yang sedang berada di hadapannya
"Lihatlah wajah imut mu ini menjadi pucat" renjun menggenggam erat tangan jaemin yang menyentuh wajahnya "jauh kan tangan anda sebelum saya mematahkannya" renjun menghempaskan tangan jaemin cukup keras yang membuat jaemin meringis tapi hanya sesaat dan sesaat kemudian dia kembali tersenyum
Dasar pria gila
Jaemin tersenyum menatap wajah datar pria di hadapannya "kau terlalu kaku Huang renjun" renjun terlonjak kaget ketika mendengar jaemin yang menyebut nama aslinya tapi renjun mencoba untuk mengontrol ekspresi wajahnya
"Apa maksud mu na jaemin" jaemin tersenyum manis "aku tau bahwa kau bukan Liu tapi kau seorang Huang, Liu adalah nama paman mu bukan? Liu Yangyang" rahang renjun mengeras ketika melihat jaemin yang terus tersenyum kepadanya
Jaemin bangkit dari tempatnya dan berjalan ke arah renjun dan duduk di sebelah renjun "apa kau tau Huang, aku baru mengetahui bahwa kau masih hidup, ayah ku pernah berkata bahwa kau telah tiada, tapi buktinya kau masih ada sampai sekarang dan sekarang pun kau bekerja di bawah keluarga na atau lebih jelasnya kau bekerja untuk diriku"
Renjun menatap tajam manik indah milik jaemin dan melihat senyuman di wajah pemuda tersebut membuat renjun ingin sekali menendang wajahnya saat ini tapi ia tahan
Kau ingin bermain dengan ku na jaemin, baiklah aku akan menerima permainan mu
Renjun mencoba menetralkan wajahnya kembali dan tertawa keras "ahaha maka dari itu tuan na jaemin saya sangat beruntung bisa bertemu dengan anda"
Jaemin tersenyum dan mencengkram rahang milik renjun kuat "aku bisa saja membuat mu seperti orang tuamu Huang, tapi aku tak menginginkan itu karena kau adalah berlian bagi ku"
Jaemin melepaskan cengkraman itu dan berdiri dari duduknya untuk berjalan keluar dari Sana tapi sebelum keluar jaemin berbalik menoleh ke arah renjun "aku akan menunggumu di restoran Chinese si dekat sini, jika kau tak datang kau tak akan tau apa yang akan ku perbuat dengan Huang chenle"
Setelah mengatakan itu jaemin tersenyum dan meninggalkan renjun yang menatapnya tajam
Dasar brengsek, kau dan ayah mu sama saja, sama-sama seperti iblis, awas kau na JAEMIN!!!
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
確執 revenge || JAEMREN
Fantasyrenjun kecil menyaksikan bagaimana tersiksa dan bagaimana sakitnya orang tuanya kerena perbuatan seseorang yang sama sekali tak ia kenal renjun tumbuh dengan balas dendam,perih, kehilangan, amarah, dan trauma yang ada di dirinya Namun dia terpaksa...