Sesuai perkataan jaemin beberapa hari lalu renjun di ajak ke sebuah pameran seni yang berada di kota
"Na jaemin, aku akan pergi kesana untuk melihat lukisan lukisan itu" renjun sangat bersemangat untuk melihat pameran seni tersebut, jaemin mengangguk dia membawa kamera untuk memotret beberapa lukisan
Jaemin memerhatikan wajah semangat renjun ketika memotret beberapa lukisan "dia begitu manis, dia sangat berbeda" jaemin mengangkat bibirnya membentuk lengkungan yang siapapun yang melihatnya akan terpana
"Na jaemin?" Seseorang menyebut nama jaemin dan ia pun menengok mencari seseorang yang memanggilnya, ketika ia menemukan seseorang yang cukup ia kenal ia tersenyum dan berjalan ke arah pria tersebut "Park Jeno? Kau park jeno si kutil buku itu kan?"
Jeno menghembuskan napasnya malas dan jaemin tersenyum sambil menepuk bahu jeno "kau sangat berubah Jeno, kau sangat berkarisma dengan melepas kacamata yang selalu bertengger di hidungmu dulu haha, ah aku jadi ingat bagaimana kita berteman saat kuliah dulu"
Jeno tersenyum dan memeluk tubuh jaemin singkat "sedang apa kau di sini jaem? Yang ku tau kau tak suka dengan seni dan sekarang apa kau menyukai nya?" Jaemin menggeleng "tidak aku masih kurang menyukai seni, aku hanya mengantarkan seseorang ke sini"
Jeno mengangkat kedua alisnya "apa kau sudah menikah jaem?" Jaemin mengangguk dia malah mendapatkan pukulan cukup keras di lengannya akibat Jeno "kau tega pada ku jaem, kau tak mengundangku saat kau menikah huhh!!"
Jaemin tertawa ketika melihat Jeno membuang wajahnya "jangan seperti itu Jen rasanya aku sangat ingin menendang wajahmu jika kau seperti itu" Jeno tak menghiraukannya dan terus menatap arah lain "ouh ayo lah kau sangat lebay, aku hanya mengundang keluarga ku saja Jen, pernikahan ku masih ku rahasiakan"
Jeno menatap jaemin dan mengangkat sebelah alisnya "hah!! Kau menikah siri jaem" jaemin menginjak kaki Jeno "jangan berteriak bodoh, lihat semua orang memandang kita, lagi pula aku tidak menikah siri pernikahan ku sah di mata agama tapi istri ku berkata jika pernikahan ku tak perlu di umbar karena dia sedang berada di puncak kesuksesannya itu permintaannya Jen"
Jeno mengangguk paham "siapa yang mau nikahi jaem? Apa siyon? Atau minji yang selalu mengejar-ngejar mu itu hah?" Jeno menaik turunkan alisnya mengejek jaemin "bukan di antar keduanya, orang ini sangat berbeda dari mereka semua"
Ketika mereka sedang asik berbincang sambil tertawa ada seorang pria mungil berjalan menuju mereka sambil terus memperhatikan kameranya yang ia pakai
Saat renjun berjalan kakinya tak sengaja tersandung dan dia terjatuh kedepan tapi untungnya ada tangan kokoh yang menahan tubuh mungilnya "apa kau ba- renjun?"
"Park Jeno?" Jaemin yang melihat lengan jeno masih berada di tubuh renjun langsung melepaskannya "kalian saling kenal?"
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
確執 revenge || JAEMREN
Fantasyrenjun kecil menyaksikan bagaimana tersiksa dan bagaimana sakitnya orang tuanya kerena perbuatan seseorang yang sama sekali tak ia kenal renjun tumbuh dengan balas dendam,perih, kehilangan, amarah, dan trauma yang ada di dirinya Namun dia terpaksa...