Part 3: New Life Begins

102 6 3
                                    


Biru tak menyangka, di tahun yang sudah modern ini, ternyata masih ada orientasi mahasiswa seperti yang sering ia lihat di film-film. Kelihatan cukup sederhana dan klise. Semua mahasiswa baru mengenakan seragam dan atribut yang sama. Menyanyikan jingle kampus. Meneriakkan slogan fakultas yang cukup template. Berjalan mengelilingi kampus berkedok campus tour. Suka atau tidak semua mahasiswa baru harus mengikuti kegiatan itu karea senior mengancam sertifikat orientasi akan digunakan sebagai sertifikat kelulusan nantinya.  Jadi, jika kamu tidak mengikuti dan tidak mendapat sertifikat, kamu tidak akan bisa lulus dan harus mengikuti orientasi di semester akhir.

Semua mahasiswa akan tau kalau hal itu tidak benar ketika mereka menjadi panitia di semester tiga nanti. Itu memang omong kosong turun temurun sebagai ajang balas dendam karena mereka juga terjebak kebohongan itu tahun lalu.

Namun, untuk Biru, ia dengan patuh mengikuti semua rangkaian kegiatan. Tentu saja bukan karena takut tak mendapat sertifikat. Saat berada di SMA dulu, ia juga pernah menjadi panitia masa pengenalan lingkungan sekolah. Jadi, Ia tahu bagaimana jerih payah para panitia menyiapkan rangkaian acara. Mungkin kegiatannya terlihat bodoh dan membosankan untuk orang lain, tetapi panitia pasti menyiapkannya dengan susah payah. Pasti ada drama-drama rapat sampai malam ataupun drama pacar si yang paling tampan yang cemburu karena kekasihnya terlalu dekat teman seanggotanya. Belum lagi jika anggaran yang diminta tidak turun sesuai dengan proposal. Jadi, bagi Biru tak terlalu susah untuk sekedar presensi, duduk, mendengarkan, berdiri jika disuruh, dan pulang ketika kegiatan sudah selesai. 

Biru juga mendapat beberapa teman baru. Mungkin sebagian dari mahasiswa mengenal dirinya karena ia cukup ramah. Walaupun belum ada yang begitu akrab, semua orang terlihat baik padanya. 

Sore itu, seminggu setelah masa orientasi berakhir, Biru membeli beberapa  barang di minimart berwarna merah yang berada dekat di jalan ke fakultas seni. Ketika sedang berdiri di depan kulkas dan melihat-lihat minuman apa yang hendak ia beli, seseorang menepuk pundaknya sembari memanggil nama Biru pelan.

"Biru?"

Sontak Biru memutar badan dan menemukan wajah yang tak begitu asing, membuat Biru tersenyum cerah. "Kak Langit!"

***

Langit Focus POV

Langit begitu senang ketika membaca pesan dari Biru, siswa SMA berwajah tampan sedikit manis yang ia temui tiga bulan lalu di kampusnya. Ia berhasil masuk ke jurusan yang ia inginkan. Ada rasa bangga di hati Langit.

"Selamatttttt!!! You deserve it  Biru!! Lo keren bangettt!! Selamat menempuh hidup baru! Gue gak pernah sebangga ini woyyy. Selamat pokoknya! selamat dan semangatt! Nanti kalau butuh bantuan disini ke gue ajaa. Pasti gue siap bantuu."

Itu tentu saja bukan omong kosong belaka. Nyatanya Langit benar-benar senang dan bangga ketika mendapat pesan dari Biru. Juga, ia tak sabar bertemu Biru di kampusnya dan menjalani hari-hari bersama Biru. Di semester yang hampir tua ini, Ia merasa semakin semangat untuk berkuliah. 

"I want you to know, I love you the most I'll always be there right by your side." Langit bernyanyi dengan keras ketika merasa hatinya berbunga-bunga karena harapannya bertemu dengan Biru akan menjadi kenyataan.

"Cie cie... ada yang lagi kasmaran kah?" tiba-tiba suara seorang wanita separuh baya muncul dari balik pintu kamar Langit. Langit yang tengah tiduran dengan posisi badan di kasur tapi membiarkan kepala menggantung di pinggiran ranjang terkejut sehingga ia terjatuh dari ranjangnya.

"Aduh Mama ngagetin aja! Ketuk dulu dong."  Langit bangkit sambil memegangi kepala belakangnya yang terasa nyeri. 

"Halah, kamu ada petasan banting aja kaget kok," kata Mama Langit sambil memeriksa kepala Langit dengan tidak khawatir karena ia tau kepala Langit sekeras batu. Mama Langit malah lebih khawatir dengan lantainya. Langit hanya menghela napas dan tak bisa membantah. Ia memang sekagetan itu. 

[BL] Langit dan Biru || lokal bxbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang