Haloo, adakah yang kangen sama Langit dan Biru? Mwehehe. Sekarang masih proses pembuatan Season 2. Tapi, sambil nunggu aku juga bikin Extra Chapternya. Enjooy!!
***
"Kak Langit kok bisa suka aku sih?" Biru membuka suara setelah beberapa saat terdiam. Malam itu sudah hampir pukul dua belas. Namun, Biru belum merasa mengantuk. Langit juga.
Langit dengan nyaman memeluk Biru erat seperti takut pria itu akan kabur. Sedangkan Biru memainkan jarinya di lengan Langit yang tak tertutup baju karena ia menggunakan kaos tanpa lengan. Membentuk jari tengah dan telunjuknya menjadi kaki yang berjalan di lengan Langit.
Gabut.
Langit tak segera menjawab pertanyaan Biru. Menimbulkan hening kembali memenuhi ruangan yang remang-remang itu.
"Emang harus ada alasan ya?" Setelah beberapa saat berpikir, Langit tak menemukan jawaban yang tepat sehingga ia balik bertanya.
"Ya iya dong."
"Masa iya aku jawab karena kamu ganteng. aw-"
Biru menusuk lengan Langit dengan jari telunjuknya. Membuat Langit meringis namun kemudian tertawa, dan memeluk Biru lebih erat.
"Tapi iya sih, karena kamu ganteng, selain itu kamu juga manis dan lucu," kata Langit jujur sambil menoel-noel pipi Biru.
Biru mengangguk. "Paham sih. Aku emang ganteng, manis dan lucu," kata Biru terdengar narsis. Tapi, Langit tak protes karena itu benar. Ia kini memainkan rambut Biru.
"Berarti Kak Langit mandang fisik ya?" lanjutnya.
"Jelas. Kan kesan pertama emang di fisik. Tapi, tentu aku suka orang bukan karena fisiknya. Aku suka orang karena itu kamu, Biru. Ada kok orang yang manisnya melebihi kamu. Tapi karena dia bukan kamu, kakak gak bakal suka. Contohnya kamu pasti tau Karina. Dia jelas lebih manis dan cantik daripada kamu, tapi apa aku suka? Enggak. Kakak lebih suka kamu. Terus kalau yang ganteng dan manis, ada kok yang lebih ganteng dan manis daripada kamu. Gavin anak seni rupa misal. Tapi kakak nggak suka tuh sama dia. Kakak lebih suka kamu. Sekarang paham? Kenapa kakak suka kamu? Karena kamu adalah kamu, Biru. Orang yang kucintai sejak pertama kali ketemu." Langit berkata panjang lebar. Ada rasa bahagia ketika akhirnya ia bisa menyampaikan hal itu kepada Biru.
"Ah gombal nya template bangettt." Biru membenamkan wajahnya ke potongan leher langit. Ia menyembunyikan wajah merahnya disana. Ia tak menyangka Langit bakal menjawab segombal itu. Sedangkan, Langit terkikik dan semakin mengeratkan pelukannya
"Kalau kamu? Kapan bakal suka sama kakak?"
"Kapan ya? Kapan-kapan. Hehe."
"Kakak tunggu yaa."
"Hmmmm."
Langit mengecup kepala Biru gemas.
"Apasii, jangan cium cium!" Biru mendongak marah. Sebenarnya karena salting brutal. Bahkan di kamar yang remang-remang, Langit bisa melihat wajah merah Biru.
"Emang ea, nggak boleh?" ledek Langit.
"Nggak!"
Cup
Langit malah mengecup kening Biru, membuat Biru melotot dan berontak dari pelukan erat Langit. Tapi mana ada tenaganya di tengah malam. Alhasil, usaha untuk berontaknya sia-sia. Wajahnya makin memerah.
Biru masih belum terbiasa dengan semua treat Langit kepadanya. Walaupun Biru sudah beberapa kali dicium Langit, dia tetap salting brutal kalau Langit tiba-tiba menciumnya. Kalau tidur peluk-pelukan gini juga sebelum pacaran udah sering, jadi Biru sudah terbiasa. Malah agak aneh rasanya kalau tidur tanpa dipeluk Langit.
"Mau kutinggal lagi kah seminggu?" ancam Biru. Langit jadi teringat, beberapa minggu lalu Biru menolak menemuinya seminggu gara-gara Langit mencium Biru tanpa izin. [Akan diceritakan di extra chapter setelahnya]
"Sekali lagi kamu ninggalin aku, ku iket kamu di kamar biar nggak bisa kemana-mana!" Langit malah mengancam balik. Membuat Biru meringis ngeri. Itu membuat dia tak punya pilihan lain selain kembali balas memeluknya dan tidur.
"Yaudah, aku mau tidur, ngantuk."
"Kakak kayaknya nggak mau tidur deh."
"Terserah." Biru sepertinya nggak mau lagi dengar gombalan Langit yang membuat wajahnya serasa terbakar karena malu.
"Tau nggak kenapa?"
"Kerjain tuh bab 2 mu."
"Bukan."
"Terus?" mau nggak mau, Biru menanggapi Langit.
"Kakak takut kangen sama kamu. Kalau tidur kan kakak nggak bisa liat kamu."
Kan.
Biru menendang Langit dan berpura-pura menjauh darinya.
"Jauh-jauh sana."
Tapi setelah itu, ia kembali ke pelukan Langit dan tidur dengan pulas di sana.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Langit dan Biru || lokal bxb
عاطفيةTentang Langit yang mencintai Biru. Sangat. Sampe agak goblok. warn! bxb, homophobic dni. lokal bxb bahasa indonesia slightly mature scene, be mindful