Part 11 - Our First Kiss

55 6 0
                                    

ENJOYYY!!!

****

"Biru kita sekelompok buat tugas bikin poster ya." Via, seorang mahasiswi yang duduk di bangku depan Biru menawarkan diri. Mereka mendapat tugas untuk membuat poster hari anak. Tanpa berpikir lama, Biru mengiyakan tawaran Via karena ia juga belum menemukan teman satu kelompok. Mereka juga sudah beberapa kali bekerja dalam satu kelompok. Namun, biasanya satu kelompok minimal tiga orang. Sedangkan sekarang hanya dua orang.

"Kita bahas di kantin yuk. Gue laper nih."

Lagi-lagi Biru hanya mengikuti ajakan Via. Dia juga lapar.

"Biru, lo mau nggak, pura-pura mesra sama gue?" bisik Via dalam perjalanan ke kantin. Kali ini Biru mengernyit, belum tau kemana arah tujuan Via.

"Pacar gue diem-diem mulu dari kemarin. Gue mau bikin dia cemburu," jelas Via singkat.

"Jangan bawa-bawa gue ke hubungan asmara lo, please." Biru menolak mentah-mentah kali ini. Pasalnya dia tahu seperti apa pacar Via, Fino. Fino itu mahasiswa jurusan teknik. Entah darimana Via bertemu dengannya karena tiba-tiba di akhir semester 1, Via sudah berpacaran dengannya. Ia pencemburu berat, sama seperti Langit sih, tapi Langit tidak (belum) setoxic itu. Biru masih bisa mentoleransi kadar kecemburuan Langit untuk saat ini.

"Nanti gue beliin lo smoothie setiap hari selama seminggu kalau lo bisa bikin Fino cemburu."Iming Via yang tentu saja membuat Biru bimbang. Biru mau tak mau mengiyakan. Demi smoothie gratis setiap hari. Padahal kalau minta sama Langit juga langsung dibeliin atau dia juga bisa beli sendiri sih sebenarnya. Tapi, tetap saja, tawaran itu terlalu menggoda.

"Itu Fino Ru. Kita duduk di dekatnya okay." Via kini menggandeng lengan Biru. Fino memang di sana. Bersama beberapa temannya yang dari jurusan seni.

Via menarik Biru untuk duduk di meja kedua dari Fino dan teman-temannya berkumpul. Tak terlalu dekat, tetapi cukup untuk Fino melihat Via di sana bersama Biru.

"Lo tanyain gue mau pesen apa." Via memberi kode pada Biru.

"Via sayang, lo mau pesen apa?" Biru langung berimprovisasi dengan baik. Membuat Via tersenyum bangga. Namun, orang lain melihat sebagai senyum malu-malu.

"Apa aja deh boleh."

"Okay, samain sama gue ya."

Via mengangguk sok cantik. Membuat Biru ingin menjitak cewek itu.

"Ini pesanannya tuan putri." Biru kembali dengan dua gelas es teh dan dua piring gado gado. Ia memberikan satu porsi untuk Via dan satu porsi untuknya. Keduanya makan dengan lahap. Kadang terlihat menggoda satu sama lain untuk terlihat mesra.

Seperti dugaan keduanya, tak lebih dari limat menit, Fino datang dengan wajah marah dan menarik Via untuk pergi. 

"Jangan lupa dibayar Vi. Jangan lupa smoothie satu minggu. Awas aja kalau kabur." Teriak Biru sambil menyelesaikan makannya.

***

"Nanti ke kos. Kakak mau ngomong sesuatu."

Biru membaca pesan dari Langit tanpa menaruh curiga. Ia hanya membalas dengan memberikan reaction emoji jempol, menandakan ia setuju kesana.

Belum sampai setengah pintu kos Langit terbuka, Langit sudah menarik Biru untuk masuk dengan kasar. Membuat Biru sedikit terkejut. Biru lebih terkejut ketika Langit menatapnya garang dengan mata tajam. Biru tak tau letak salahnya dimana hingga membuat Langit semarah ini.

"Jelasin!" Langit berbisik namun penuh tekanan. Membuat Biru terheran-heran. Tak tahu kemana arah pembicaraan Langit,

"Maksudnya? Jelasin apaan?" Biru masih kebingungan karena ia tak merasa berbuat salah.

[BL] Langit dan Biru || lokal bxbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang