"Langit, ngerjain tugasnya di kos lu aja ya. Lagi bokek nih. Gausah ke kafe."
Siang itu Langit, Ben, Ian, dan Dion sedang mengerjakan tugas UAS kelompok. Mereka berempat memang sering bersama dalam satu kelompok. Biasanya mereka mengerjakan di kafe, dan di kos Langit jika memang tak ada tempat lain. Langit tak terlalu suka jika teman-temannya main ke kos. Apalagi setelah Biru sering mampir. Mereka tak pernah mengerjakan tugas di kos langit lagi. Ngomong-ngomong, Langit juga tak pernah memperkenalkan Biru pada mereka. Mungkin mereka pernah melihat Langit bersama Biru, tapi mereka enggan bertanya.
"Iya, lagian dah lama nih kita gak main ke kos lu." Ben menyetujui usul Ian. Dengan berat hati Langit menyetujuinya karena ia tau tugas ini memerlukan banyak waktu untuk mengerjakannya, bisa sampai malam atau mungkin pagi."Tapi ingat. Jangan melewati batas ya. Jangan sentuh barang di kamar gue, jangan naik ke kasur, jangan pakai barang di kamar mandi." Langit memperingatkan. Ketiga temannya sudah hafal. Langit tak suka jika barangnya miliknya disentuh orang lain. Makanya, mereka jarang ke kos Langit karena nggak asyik. Kecuali kalau urgent dan terpaksa seperti saat ini. Biasanya mereka lebih sering ke tempat Ben.
Jadi, sore itu mereka langsung menuju kos Langit untuk mengerjakan tugas tersebut. Sebelumnya Langit memberitahu Biru jika teman-temannya akan mengerjakan tugas di kosnya.
Ben, Dion, dan Ian sedang asyik mengerjakan tugas mereka ketika Biru membuka pintu. Mereka terlihat terkejut saat melihat seseorang masuk tanpa permisi.
"Maliinggg!!!"Langit keluar dari kamar dengan wajah bingung dan tertawa ketika menyadari situasinya. Biru menatap Langit dengan wajah penuh tanda tanya. Langit memberi isyarat untuk langsung masuk kamar saja. Biru yang masih terkejut karena diteriaki maling memasang wajah cemberut. Kemudian melenggang pergi ke kamar Langit. Membuat Ben, Dion, dan Ian melongo.
"Ini Biru adik tingkat kita. Enak aja kalian teriakin maling. Biru memang udah sering kesini. Santai aja. "
"Itu adik kandung lu kah?" tanya Ian mulai ingin tau.
Langit menggeleng.
"Kok-"
"Mau lanjut ngerjain nggak?" Langit enggan ditanya macam macam. Dion melanjutkan pekerjaan. Sedangkan Ian dan Ben saling pandang curiga.
"Gue udah curiga banget nih," bisik Ian pada Ben.
"Adik kandung kah Lang?" —Ben
"Wah parah kalau Langit punya adik kandung kita gak tau." —Dion
"Adik kandung palamu." —Langit
Karena mereka melihat Langit yang enggan menjelaskan, akhirnya mereka memutuskan untuk tak ikut camput dan tak bertanya lagi.
"Eh tapi kayak pernah liat orangnya gak si?" Ben malah mulai bahas lagi.
"Yang kemarin viral di base kampus gak sih?" Kali ini Ia menanggapi sambil ngescroll twitter. Untuk memastikan. Ternyata memang benar.
"Dahlah, gausah dipikirin. Lanjut ngerjain dah." Dion memarahi mereka. Diantara keempatnya, Dion memang yang paling serius. (Kalau lagi serius).
"Kak Langit kaos yang kemarin ku cuci di mana, ya!"
Teriakan Biru membuat mereka yang tadinya sudah tidak ingin ikut campur sekarang saling pandang. Kemudian ketiganya memandang Langit penuh curiga.
Langit yang dipandang seperti itu salah tingkah. Kemudian ia meninggalkan teman-temannya untuk mengambilkan kaos Biru.
![](https://img.wattpad.com/cover/351992493-288-k20454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Langit dan Biru || lokal bxb
Roman d'amourTentang Langit yang mencintai Biru. Sangat. Sampe agak goblok. warn! bxb, homophobic dni. lokal bxb bahasa indonesia slightly mature scene, be mindful