Haloo, aku kembali dengan Langit Biru season 2 aaaa
Enjoy!!****
Biru keluar dari ruang wawancara dengan wajah santai. Wawancara berjalan dengan sangat lancar, tadi, jadi, seharusnya hasilnya pun bagus. Lagipula ia tidak melihat kandidat lain disana. Biru sembilan puluh sembilan persen yakin kalau ia akan diterima.
Sebenarnya lolos atau tidak, itu tak terlalu berpengaruh untuk Biru karena ia sudah kaya. Ia pun bisa mencari perusahaan lain. Saat ini yang ia inginkan hanya jauh-jauh dari rumahnya.
Setelah lulus dari universitas, tidak ada yang berubah dari keluarganya. Ayah dan Ibunya tetap tak pernah mengatakan bahwa mereka bangga pada Biru. Tak pernah pula berkata bahwa Biru sudah melakukan yang terbaik. Mereka hanya datang ke kelulusan Biru sebagai formalitas dan agar mereka tidak dicap sebagai orang tua yang tidak peduli. Semua orang memberi selamat kepada Biru kecuali Ayah dan Ibunya. Serta Langit.
Biru menunggu ucapan selamat dari Langit hari itu. Seperti saat ia mengucapkan selamat padanya ketika Biru berhasil masuk kampus yang ia impikan. Namun, ucapan itu tak datang sama sekali. Biru bahkan sudah memberitahu Langit kalau ia wisuda hari itu lewat sosial medianya yang tak pernah terlihat aktif. Namun, Langit tak merespon. Bahkan, tak melihatnya pesannya.
Biru tak bisa menyalahkan Langit atas hal ini. Ia hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Semua salahnya. Ia yang melepas Langit, bahkan saat mantan kekasihnya itu bersikeras untuk bertahan. Namun, semua sudah terjadi. Menyesal hanya akan menambah luka.
Sebenarnya beberapa orang merekomendasikan pekerjaan untuk Biru, termasuk Ayahnya. Tetapi, Biru sengaja mencari pekerjaan yang satu kota dengan Langit. Tentu saja Biru tau di mana kota Langit bekerja karena dulu ia tau saat Langit apply pekerjaan. Walaupun ia juga tak yakin Langit masih berada di sana karena itu sudah dua tahun yang lalu.
Biru juga tidak tau kenapa ia ingin berada di kota yang sama dengan Langit. Hatinya mengatakan, ia harus kembali kepada Langit. Walau hanya sebagai teman atau hanya bertemu saat libur, ia ingin kembali berada di dekat Langit, setidaknya berada satu kota dengannya sudah cukup.
Namun, hal yang paling penting adalah jauh dari rumah. Jadi, ketika ia melihat ada lowongan di kota tempat Langit tinggal dari situs online, tanpa pikir panjang ia mengajukan lamaran. Mungkin karena portofolionya cukup bagus, tak sampai seminggu ia mendapat respon untuk seleksi. Semua ia lakukan dengan serius sampai wawancara offline.
***
Kemarin, Biru mendapat e-mail dari Berlin Studio yang memberitahukannya kalau ia resmi menjadi bagian dari Berlin Studio sebagai Visual Graphic Designer team. Jadi, hari ini adalah hari pertamanya bekerja!
Ia mengenakan hem berwarna cream dengan kaos putih dan celana panjang hitam. Ia juga menata rambutnya sedikit lebih rapi dari biasanya. Membuatnya terlihat tampan. [biru emang selalu tampan yah guys]
Ketika sampai di kantor, Biru bertemu dengan leadernya di sana. Ia bernama Hima. Leader untuk Graphic Designer team. Seorang pria berbadan cukup tinggi, Biru mengira tingginya lebih dari 180. Ia memang cukup tampan, tetapi terlihat kurang ramah. Kepada Biru ia juga bercakap secukupnya. Namun, Biru melihat beberapa wanita yang berpapasan terlihat mengaguminya. Mungkin ia memang idaman para pegawai wanita disini.
Hima membawanya ke ruangan mereka. Sebuah ruangan berdinding kaca yang buram dari luar. Ruangan itu cukup terang dan luas. Ada 6 meja yang ditata berjarak lumayan dekat tanpa sekat. Masing-masing meja memiliki satu komputer dan printer. Ada 4 orang di ruangan itu. Tiga wanita dan satu pria, yang terlihat sangat manis.
"Hello team, hari ini ada anggota baru yang gantiin Reza. Boleh kenalan." Hima mempersilakan Biru untuk menyapa teamnya. Biru dengan sedikit kikuk memperkanalkan dirinya.
"Halo, aku Biru. Mohon bantuannya, team."
"Hello, selamat datang, Biru! Aku Sissy," sambut seorang wanita dengan senyum lebar. Ia melambaikan tangan dengan penuh semangat. Posisi duduknya yang paling kiri di ruangan itu membuatnya tampak sangat ramah. Wanita ini tampaknya memang orang yang menyenangkan.
Biru membalas senyumannya dan mengangguk, merasakan kehangatan yang menyebar dari sambutan itu.
"Hello, aku Adel. Kalau butuh apa-apa, langsung bilang aku aja, ya. Anggap aja aku ibumu di sini," ujar seorang wanita paruh baya di meja samping Sissy, suara lembut namun tegas. Biru berpikir mungkin wanita ini sudah sangat berpengalaman membimbing orang baru sepertinya.
Biru terkekeh pelan, merasa dihargai meskipun baru saja bergabung. Ia menganggukkan badannya kepada Adel.
"Hello, aku Meta. Welcome to the team!" seru seorang wanita cantik berambut sebahu, yang duduk di belakang meja Adel. Sinar mata Meta tampak cerah, tak terlihat seperti orang yang bekerja seharian di depan layar komputer.
Biru merasa sangat dihargai oleh sambutan hangat mereka.
"Hello, aku Jian," seorang lelaki yang duduk di belakang Sissy, menyapa dengan lambaian tangan. Ia tersenyum manis. Matanya tajam seperti serigala tetapi bersinar ramah yang sedikit menyipit karena senyum itu. Jian mengenakan pakaian cerah dan terlihat cocok sekali dengan wajahnya yang ceria. Biru penasaran berapa umur Jian karena ia terlihat sangat muda.
"Dan, aku Hima. Kalau ada apa-apa lapor aja sama aku. Mohon bantuannya ya Biru." kali ini Biru melihat Hima tersenyum. Biru merasakan atmosfer yang nyaman dan menyenangkan di team barunya. Jadi, ia cukup optimis untuk bisa bertahan lama disini.
Hari pertama berjalan cukup baik. Biru hanya diminta untuk beradaptasi dan memahami flow kerjanya. Ia cukup cepat untuk membaur bersama rekan kerjanya yang menyenangkan. Dalam sekejap ia tahu kalau Hima adalah lulusan terbaik jurusan DKV di kampusnya. Ia juga dari universitas terbaik, universitas Biru nggak ada apa-apanya mohon maaf. Jian berusia dua puluh satu, iya betul 21 tahun, ayahnya adalah CEO dan menyuruh Jian untuk magang di sini karena biar kalau cari kerja nanti sudah ada pengalaman dua tahun. Ia juga seorang mahasiswa dari universitas cyber terbaik yang semua perkuliahannya dilaksanakan secara online, Sissy mempunyai crush di kantor ini tetapi beda divisi, Adel sudah memiliki dua orang anak, dan Meta suka lari sore setelah bekerja.
Semoga kedepannya juga akan terus baik. Satu hal yang sangat Biru inginkan saat ini adalah bertemu Langit. Bercerita padanya apa yang sudah ia lalui tanpanya.
Biru merindukan Langit. Sangat merindukannya.
***
Season 2 udh mulai gaisss😆🙏🏻 enjoy yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Langit dan Biru || lokal bxb
RomanceTentang Langit yang mencintai Biru. Sangat. bxb, homophobic dni. lokal bxb bahasa indonesia