9. her kindness

214 22 0
                                    

...

Malam semakin larut, seulgi masih sibuk menghabiskan makanan di meja. Bahkan sesekali ia merasa terharu karena rasa masakan yang sama persis seperti di resto langganannya. Seulgi awalnya terheran-heran tetapi rasa itu membuatnya benar-benar tidak berkutik.

Di dekat kasur, Irene sibuk menata matras di atas Sofanya. Sangat diuntungkan bagi Irene, ia membeli sofa bed karena ruangan yang sangat sempit. Terlebih lagi jika ada seseorang yang menginap. membuatnya tidak perlu repot mencari tempat nyaman untuk tidur.

Seulgi mengunyah makanannya sembari memerhatikan Irene yang sibuk.

" apa kamu akan tidur disitu? " tanyanya,

" Eo, ini cukup nyaman untukku. " ucapnya lalu, melangkah ke kursi meja makan dan duduk dihadapan seulgi.

" kenapa kamu tidak membangunkan salah satunya dan bertukar tempat? " tanya seulgi,

Irene meneguk Soju sejenak.

" gwencana, Joy dan Yeri pasti kelelahan. " ucapnya dengan mata yang menatap keduanya terlihat tulus.

Pandangan yang dilakukan Irene, membuat jantung seulgi berdebar kencang. Bahkan, wajahnya kini terlihat sangat cantik di bawah sinar rembulan dari arah kaca jendela yang sedikit terbuka.

" Hey!" Sahut Irene, membuat seulgi tersadar.

Ia mengunyah kembali makanannya.

" tumben kamu mau masakanku, biasanya kan kamu bilang itu makanan murahan. " sindir Irene,

Ucapan Irene membuat seulgi tersedak. Ia segera meneguk air lalu, menatap Irene dengan tatapan tajam.

" Yak! Aku sangat lapar dan tidak ada pilihan lain, bahkan makanan ini biasa saja. " Tukas seulgi gengsi,

Irene tersenyum kecil karena ia tau bahwa seulgi berbohong, dilihat dari cara ia makan dengan begitu lahap sedaritadi menyatakan bahwa seulgi menyukainya.

Setelah piringnya sudah kosong dan perutnya kenyang, tiba-tiba saja seulgi sakit perut dan ingin ke kamar mandi. Irene menunjukkan pintu kamar mandinya yang tidak jauh, lalu seulgi bergegas masuk sedangkan Irene merapihkan meja makan.

Ponsel Yeri tiba-tiba berdenting dan menampakkan nomor tuan Bae. Irene bergegas mengangkatnya.

" Yeoboseyo Appa? " sahutnya,

Pria dibalik telpon tersebut tertawa kecil.

" Irene ah~ ini oppa. " Ucapnya membuat Irene tersenyum kecil.

" nee, wae oppa? " tanyanya

Pria itu menjelaskan terkait perbaikan restaurant tuan Bae.

" Gara-gara terlalu memikirkan restauran, tuan Bae masuk rumah sakit lagi, dan ia minta oppa buat gak ngomong ke kamu tapi... oppa harus ngelakuin ini. Karena tuan Bae juga maksa buat kerja lagi besok padahal kondisinya masih kurang baik."

Irene terdiam, kepalanya pening kembali.

" tolong jaga Appa, dan jangan sampe besok dia pergi kerja oppa. Aku akan mengirimkannya secepatnya. " ucapnya,

Saat ponselnya telah terputus, irene memijat kepalanya yang terasa sakit.

...

Sudah menginjak malam akhir September, musim dingin menyambut kota Seoul. Irene menghabiskan waktunya selama ini untuk mengumpulkan uang demi perbaikan restaurant tuan Bae.

Ia kerja sambilan di sebuah kedai Soju, bahkan Irene memutuskan kepada agency untuk mengambil cuti sampai pertengahan musim dingin.

" Eonni! " sahut Joy, tersenyum didepannya membuat Irene ikut tersenyum.

witness ( Seulrene_gxg )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang