15. most wanted

178 22 0
                                    

...

Musim dingin belum juga berakhir, 3 hari lagi akan menuju malam natal. Sedangkan di kantor kejaksaan masih pada sibuk mengurus berbagai macam urusan.

Seorang wanita memainkan kursi kantor dan sesekali ia menghela nafas melihat sekitar ruangan. Ia melihat ke arah frame yang berisi foto pemilik meja dengan dirinya.

" Sejak kapan ia menyimpan foto ini disini? " Herannya, karena tak biasanya pria itu memajangnya sembarangan melainkan di kamarnya.

Ceklek..

Gagang pintu mulai terdengar dan pinth terbuka. Memunculkan sosok pria yang ditunggunya sedaritadi. Ia melemparkan senyum ramah pada pria itu.

" Apa yang kau lakukan disini?" Tanya sang pria, wanita itu hanya mengangkat kedua bahunya berpura-pura tidak mengerti maksud kedatangannya.

" *Sigh, apa ada yang ingin kamu katakan? " Tanya pria itu lagi, wanita itu bergegas berdiri dan mendekatinya.

" Aku kira... Oppa lebih mementingkan masalahku daripada wanita itu. " Sindirnya tiba-tiba, sembari menunjuk ke arah kertas yang menumpuk di ujung lemari dengan dagunya.

" Tapi aku salah, jadi aku tidak berharap banyak lagi. " Tukasnya lagi, pria itu membuang nafas kasar lalu duduk di kursinya.

" Wae? Oppa menyukainya? " Tanya wanita itu terdengar sarkas, pria itu menatapnya tajam dan memaksa senyumnya.

" Kamu hanya ingin mengatakan itu Momo? " Tukasnya, Momo hanya tersenyum kecil dan melipat kedua lengannya di dada.

" Anni! Aku hanya ingin oppa membantuku juga, apa oppa tau rasanya mengurus wanita sialan yang menyuruhku untuk mengikuti model gila itu?! " Tukasnya, membuat Junho diam.

" Aish! JJinja! Dia mengancamku sampai saat ini, dan memintaku untuk mengikutinya setiap waktu. Itu benar-benar gila! " Gerutunya, Junho berfikir sejenak.

" Aku terlalu sibuk dan akan menolaknya. " Ucapnya sedikit menekan kata diakhir. Momo membulatkan matanya tak menyangka, bagaimana mungkin kakak tirinya ini menolak membantunya?!.

" Yak! Kau hanya peduli pada wanita itu?! Sampai kau membuat berita palsu di televisi dan menipunya dengan pembayaran yang terus berjalan tapi tidak ada perkembangan?!" Ocehnya kesal, Junho menatapnya lagi dengan tatapan mematikan.

" Aigooo, aku harap wanita itu tau apa yang kamu lakukan oppa. Dan jangan heran, kalau aku pun sudah bertemu dengannya dan tau siapa dirinya. " Ucapnya terdengar sedikit mengancam, Junho berdiri dari kursinya dan menatap Momo semakin tajam.

" Apa yang kau bicarakan?" Geramnya, Momo tersenyum miring.

" Aku hanya mengatakan fakta, aku kasihan dengan Irene eonni yang harus percaya pada pria sepertimu, bahkan kamu tidak berusaha untuk menyelesaikan kasusnya dengan cepat! " Tegasnya, Junho menarik nafasnya kasar. Ia malas untuk berdebat lagi dengan wanita ini.

" Baiklah, terserah saja. aku akan membantumu jika kasus yang satunya selesai." Pasrahnya, emosinya mulai mereda.

Momo tersenyum penuh kemenangan, lalu berpamitan pulang. Namun, saat kakinya baru saja keluar dari balik pintu tiba-tiba ia tercengang melihat Irene berdiri disana.

" Omo! Ah... Annyyeong, " sapanya terbata-bata. Jantungnya langsung berdebar kencang.

" Apa ia mendengar percakapanku dengan pria itu? " Batinnya mulai cemas, matanya menatap Irene kembali. Tetapi tidak ada pandangan curiga dari kedua bola mata wanita cantik itu, justru ia melempar pandangan yang hangat.

" Gwencana? " Tanya Irene keheranan setelah melihat Momo yang sangat terkejut. Momo menjadi sedikit kikuk.

" Nee, a-aku harus segera pergi eonni, anyyeong eonni. " Pamitnya akhirnya, menghindari apa yang akan terjadi selanjutnya.

witness ( Seulrene_gxg )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang