18. the real side

181 17 0
                                    

...

Tahun 2005, Daegu Korea

Saat itu usia Irene masih terbilang sangat muda. Usianya baru menginjak 14 tahun, keseharian seorang Irene adalah bersekolah dan membantu tuan Bae di kedai selepas sekolah.

Perceraian ayah dan ibunya memukul Irene sangat dalam diusianya yang ke 10 tahun. Membuat Irene menjadi keras dengan dirinya sendiri untuk menghabiskan waktunya demi sang ayah. Tuan Bae menderita penyakit jantung koroner sejak 2 tahun yang lalu, bahkan Irene sering menemaninya keluar-masuk rumah sakit.

Hari ini langit senja tidak begitu indah dimatanya, ia menatap dapur yang biasanya ayahnya menghabiskan waktu disana menemaninya. Baru tadi pagi tuan Bae harus dirawat di rumah sakit karena penyakitnya yang semakin parah, membuat Irene sangat bersedih harus menjaga kedai seorang diri dan tidak bisa menemaninya.

Tak lama kemudian, tiba-tiba telpon kedai berdering dan terdengar suara yang sangat ramah, siapa lagi jika bukan dokter menelpon untuk memberi kabar.

" Irene, sepertinya tuan Bae harus segera dibawa ke rumah sakit besar di Seoul untuk mendapatkan penanganan intensif dan melakukan operasi disana. Karena fasilitas rumah sakit kami kurang memadai. " Ucapnya, tak terasa air mata Irene menetes. Ia tidak tau bagaimana cara mendapatkan uang banyak untuk membawa tuan Bae ke kota besar itu.

" Aku akan kesana dan memutuskannya. " Ucapnya, ia menutup telpon dengan deraian air mata yang tak bisa terbendung. Lalu bergegas menutup kedai dan pulang ke rumah.

Sesampai di rumah Irene sibuk membongkar seluruh tabungannya dan Beberapa won hasil dari kedai. Tubuhnya berhenti bergerak setelah melihat sebuah gaun mewah terpampang di lemari bajunya.

Gaun pink itu adalah satu-satunya pemberian dari ibunya di hari ulang tahun yang ke-12. Meskipun ibunya meninggalkannya, tetapi ibunya selalu mengirimkan banyak hadiah dan uang sekolah.

Namun itu sudah sangat lama, kini ia tidak tau bagaimana kabar ibunya bahkan tak pernah mendapatkan sepeser uang pun darinya. Dia hanya mendengar desas-desus dari warga setempat bahwa ibunya bekerja di Seoul dan menjabat sebagai anggota DPR korea.

Tanpa pikir panjang, Irene bergegas mengambil gaun itu dan berniat untuk menjualnya.

...

Kaki remaja wanita itu mulai terasa sakit akibat cuaca yang cukup dingin setelah hujan 3 jam lalu. Kini sudah pertengahan malam, ia menghitung hasil dari penjualan barang-barang bekas dan beberapa barang berharga miliknya. Irene menghela nafasnya berat karena jumlahnya yang masih ragu antara cukup atau tidak.

" Apakah 400.000 won cukup untuk membawa Appa ke Seoul? " Cemasnya, ia bergegas memasukkannya kedalam kantung dan pergi menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Irene memainkan jemarinya penuh kekhawatiran. Tubuhnya sudah basah kuyup karena hujan turun kembali. Ia menunggu dokter untuk keluar menemuinya lalu membicarakan terkait operasi tuan Bae. Tak lama kemudian, dokter itu datang menghampirinya dengan senyuman ramah dan menenangkan.

" Irene... Bagaimana? " Tanyanya lembut, Irene menundukkan kepalanya resah. Ia dengan ragu mengeluarkan uang dari kantungnya yang sudah dibungkus oleh plastik.

" Tadi hujan deras diluar, aku memasukkannya ke dalam plastik. " Ujarnya malu, dokter itu tersenyum gemas lalu meminta Irene untuk duduk disampingnya.

" Sudah dapat berapa uangnya? " Tanyanya, Irene mengeluarkan lembaran kertas itu lalu menyebutkan nominalnya. Dokter itu cukup terkejut karena jumlah uang yang sangat sedikit untuk biaya pengobatan. terlebih lagi, tuan Bae tidak memiliki tunjangan apapun walaupun sebatas asuransi jiwa.

witness ( Seulrene_gxg )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang