Holla guysess!!!!
Mimin back!!😆,
Sebelum baca chapter ini Mimin mau terimakasih banyak atas support kalian🥹. Thanks buat segala gala gala nya💕Selamat membaca guysss!!
....
Beberapa hari setelah kejadian itu, irene sering mendatangi Junho untuk melakukan penyelidikan terhadap nama jurnalis tersebut. Bahkan ia meminta beberapa staff SW untuk membantunya juga hingga ke direktur hukum perusahaan.
Kini Irene dan Jennie sedang asik mengobrol, membicarakan jurnalis tersebut. Jennie pun jadi penasaran kenapa Irene sangat ingin mengetahui tentangnya. Padahal urusan itu seharusnya menjadi urusan seulgi saja bukan dirinya.
" Kenapa kamu harus sekepo itu sama masalah orang hah? Kan itu urusannya seulgi, bukan kamu." Tukas Jennie tak habis pikir,
Irene hanya diam tak berniat menimbalnya. Ia menatap ke luar jendela. Lalu memperhatikan seorang pria yang berdiri disebrang jalan menghadap ke arahnya.
" Pria itu, persis dengan seseorang yang menembak eomma di hari itu." Ucapnya tiba-tiba tanpa sadar,
Jennie terkejut lalu mengikuti tatapan Irene. Tetapi ia tidak menemukan seseorang pun disana.
" Yak! Tidak ada siapapun disebrang jalan!" Tukasnya menyadarkan Irene yang terlihat sedang berhalusinasi,
Irene hanya diam, ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Kepalanya terus saja berputar mengingat kejadian yang telah berlalu. Tiba-tiba saja terbesit sesuatu dikepalanya, ia menatap Jennie dengan wajah girangnya.
" Apa kamu ingat kalau aku sering memutar berita kematian eomma?" Girangnya,
Jennie yang keheranan hanya mengangguk pelan. Irene memukul meja dengan keras lalu menunjuk Jennie berkali-kali seperti telah mendapatkan kejutan besar.
" Ah! Itu maksudku! Kamu ingat siapa wartawan yang meliput?" Tukasnya,
Jennie sedikit berpikir, bahkan ia tidak ingat nama-nama orang yang tidak penting didalam hidupnya.
" Entahlah! Kenapa kita harus memikirkan orang lain?" Tukasnya heran,
Irene merasa keecewa dengan jawaban Jennie lalu ia memperlihatkan berita tentang seulgi baru-baru ini.
" K_deum?" Heran Jennie tidak mengerti,
Irene lagi-lagi menghela nafasnya, ia pun memberitahukan Jennie tentang berita nyonya Han yang beredar serta hubungannya dengan jurnalis tersebut.
" Ah... Itu maksudmu, setauku jurnalis itu sakit keras kurang lebih sekitar 2 tahun terakhir." Jelasnya, Irene pun menanyakan tempat tinggal dan nama aslinya tetapi Jennie tidak tau banyak tentang jurnalis itu.
" Kamu yakin kalau pria itu tau tentang kasus nyonya Han?" Tanyanya penasaran,
Irene mengangguk dengan mantapnya, ia yakin kalau pria itu tau banyak terkait masalah itu. Belum lagi, pria itu pernah menjadi saksi di persidangan kematiannya.
" Kamu masih ingat semuanya? Daebak! Aku tidak menyangka kamu masih ingat semuanya." Ucap Jennie sangat bangga,
Irene hanya tersenyum kecil,lalu memperbaiki posisi duduknya.
" Kalau begitu, aku butuh bantuanmu." Pintanya, Jennie sedikit terkejut mendengarnya. Bahkan kini jantungnya berdegup kencang karena banyak yang ia khawatirkan.
" Tenang saja, kamu akan baik-baik saja Jennie ya, aku akan menjaminnya." Ucap Irene meyakinkan, Jennie sedikit menelan ludahnya lalu mengangguk sedikit menyetujuinya. Tetapi masih banyak kekhawatiran lainnya yang membuatnya ragu untuk menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
witness ( Seulrene_gxg )
Romance⚠️ [ mature 18+ ] ⚠️ kisah ini diawali bagaimana seorang Irene menjadi saksi bisu atas kecelakaan tabrak lari yang dilakukan oleh seulgi seorang musisi terkenal. seulgi mencari cara agar ia bisa menjauhkan gugatan yang dilakukan oleh seorang Irene...