...
Pagi yang cerah mengantarkan Irene pada rutinitasnya, membersihkan barang-barang yang berserakan dan beberapa barang lainnya yang perlu dibersihkan. Tak lama kemudian, seulgi keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Ia terus berusaha mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil dilengannya penuh rasa tidak sabar.
" Aigooo, kenapa sulit sekali mengeringkan rambut dengan handuk kecil ini! " Gerutunya, Irene memerhatikannya.
" Mianee... Aku belum sempat memperbaiki hairdryer Yeri. " Ucapnya meminta maaf, ia melanjutkan kembali pekerjaannya.
Seulgi memanyunkan bibirnya, karena ia merasa tidak nyaman rambutnya basah. Ia pun memutuskan untuk berdiri di depan jendela dan membukanya lebar-lebar.
" Apakah matahari bisa menggantikan hairdryer untuk mengeringkan rambutku? " Tukas seulgi terdengar konyol. Irene hampir saja menggelakkan tawanya setelah mendengar kekonyolan seorang seulgi, membuat seulgi menatapnya.
" Kau menertawakanku?! " Tukas seulgi, membuat Irene terdiam dan tersenyum kecil ke arahnya.
Ia bergegas mendekati seulgi, lalu mengambil handuk dilengannya.
" Kemarilah, aku akan membantumu mengeringkan rambutmu. " Ucap Irene setelah merebut handuk di tangan seulgi. Entah apa yang membuat seulgi menuruti permintaannya. Ia pun bergegas memunggungi Irene dan membiarkannya mengeringkan rambutnya.
Mata seulgi menangkap bayangan Irene dibalik pantulan kaca, bahkan ia bisa melihat senyuman yang merekah dari bibir wanita itu. Lagi-lagi hatinya memuji kecantikan Irene, walaupun hanya sebatas bayangan tipis tapi kenapa cantiknya tetap terlihat?.
Lengan Irene mengelus lembut rambut seulgi dibalik handuk kecil itu hingga setengah mengering. Setelah selesai, Irene bergegas merapihkan kembali studio kecilnya dan seulgi masih terpaku memerhatikan gerak-geriknya.
" Aku akan pulang hari ini, mianee semalam aku ketiduran. " Ucap seulgi merasa bersalah setelah ia teringat apa yang sudah dijanjikannya hanya untuk menginap semalam saja.
Aktivitas Irene terhenti setelah mendengarnya, ia menatap seulgi kembali dengan senyuman ramah membuat seulgi sedikit bingung.
" Gwencana, kalau kamu ingin sebulan tinggal disini juga tidak apa-apa. Tapi kamu harus memenuhi perjanjian awal. " Ucapnya, Seulgi menautkan alisnya keheranan, kenapa ia tiba-tiba mengizinkannya untuk tinggal?.
Ekspresi wajah seulgi membuat Irene lagi-lagi menghentikan pekerjaannya dan menghela nafas sejenak.
" Kalau kamu ragu, aku akan memberi waktu 3 detik untuk memutuskannya. Karena mungkin saja aku akan berubah pikiran setelah 3 detik. " Ucap Irene memperingatkan, seulgi langsung memutuskan untuk tetap tinggal selama satu Minggu ke depan.
" Aku akan menepati janjiku! " Tukasnya, Irene tersenyum kecil lalu kembali menyelesaikan pekerjaannya.
...
Di apartemen jisoo, ia menatap tumpukan tas belanjaan di dalam kamarnya. Sudah cukup lama ia tidak kembali ke apartemen ini dan barangnya sudah sangat berserakan. Jisoo menghela nafasnya berat. Tak lama kemudian tiba-tiba saja ia mendengar suara Lisa berteriak memanggil namanya dari pintu luar.
" Bisakah kamu tidak berteriak Lisa ya? " Teriak jisoo balik karena risih mendengarnya. Lisa tertawa setelah dirinya sampai di depan kamar jisoo. Ia melipat lengannya di dada.
" Apa kamu tidak berniat untuk membereskannya? " Tanya Lisa, jisoo menggeleng pelan karena ia benar-benar sangat malas untuk merapihkannya.
Jisoo memutar tubuhnya dan menatap Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
witness ( Seulrene_gxg )
Romansa⚠️ [ mature 18+ ] ⚠️ kisah ini diawali bagaimana seorang Irene menjadi saksi bisu atas kecelakaan tabrak lari yang dilakukan oleh seulgi seorang musisi terkenal. seulgi mencari cara agar ia bisa menjauhkan gugatan yang dilakukan oleh seorang Irene...