17. TERAS RUMAH

15 2 0
                                        

Diambang pintu berwarnah putih itu, Jeno masih mengenggam tangan gadis itu. Menolak hari berganti agar ia dapat sedikit lebih lama dengan Nasafa.

"Kamu mau duduk sebentar?"tanya Nasafa.

"Mau sih, tapi kasian kamunya kecapean"ucapnya sembari mengelus kepala Nasafa.

Sudah hampir pukul setengah sepuluh malam, Jeno masih memandang indah mata gadis yang berada didepannya itu.

"Na, izinin aku jadi rumahmu ya? Izinin aku ikut serta dalam pertualangan kamu, aku mau masuk duniamu yang kamu kira senyaman itu?"

Nasafa diam sebentar.

"Kalo masih banyak keraguan gapapa, aku ngerti kok. Tapi kamu janji ya, kalo ada apa apa bilang. Aku pamit dulu, obatmu jangan lupa diminum"jelas Jeno.

Nasafa masih berdiri disana, masih memperhatikan Jeno dan sesekali berusaha menyuruh gadis itu masuk segera.

Dari sekian banyak nya manusia dibumi ini, kenapa hatimu malah jatuh ke aku sih, Jen?

✧✧

Nasafa perlahan membuka mata, melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan pagi.

Ada 1 panggilan tidak terjawab dari Jeno, dan sebuah pesan.

Tanpa gadis itu sadari, sudah ada lekukan sabit dari wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa gadis itu sadari, sudah ada lekukan sabit dari wajahnya. Nasafa tersenyum tanpa sadar, gadis itu lalu beranjak mengambil barang yang dimaksud Jeno tersebut.

Kalian salah jika mengira gadis ini akan menuruti perkataan manusia yang belum lama ia temui itu, bukan Nasafa kalo tidak keras kepala. Gadis itu tetep berangkat menuju kedainya, disambut oleh Nadin yang sampai dari tadi.

"Loh, Na. Kenapa masuk? Lo kan bisa istirahat dulu"ucap Nadin terkejut ketika menemukan Nasafa berada disana.

Nasafa megelak, "apaansih, gue gapapa".

"Lah, lo udah mendingan?"sahut Misca dari belakang diikut oleh Jacky.

"Gue cuma kecapean gaes, bukan sekarat gakusah lebay deh"

"Gagitu, Na. Lo kan emang gak pernah mikirin diri lo sendiri. Jadi wajar kalo kita peduli, Na!"balas Misca.

Nasafa tersenyum, pikirnya: kalim akan senang sekali jika ia tahu kalau gadis itu dikelilingi oleh orang -orang baik. Tapi manusia tidak selamanya baik, bukan?.

Matahari perlahan terbenam, orang orang semakin malam semakin banyak berdatangan. Meskipun kedai tidak dipegang oleh anak bungsu keluarga Kivandra, Jeno, kedai tetap saja ramai pengunjung.

Sedari tadi anak-anak kedai sibuk, Nasafa senang ketika ia sedang sibuk karena pikirannya tidak akan berkelana kecuali tengah malam nanti.

"Na, flat white satu. Anterin ke meja gue"ucap Jihan.

Langkah perempuan itu menuju meja nya yang terlihat ramai dengan beberapa teman sekantornya.

"Biar gue aja yang nganter, Na"sahut Nadin.

"Eh, jangan dong, Nad. Gue gak mau kena omel depan customer ya, apalagi mood Jihan lagi gabagus"jawab Nasafa.

"Mood nya emang gapernah bagus kok, Na"ucap Misca.

"Udah kali, biar gue aja yaa"ucap Nasafa sembari membuat kan pesanan tersebut.

Tak butuh waktu lama Nasafa mulai membawa kopi pesanan pemilik kedai itu. Nasafa mulai berjalan menuju meja rombongan teman-teman Jihan dan kawanan, namun tiba-tiba

BRUKKK...

Coffe yang belum satu menit dibuat itu sudah jatuh dibaju cantik pemilik kedai itu. Gadis itu nge freeze seketika. Teman temananya pun ikut terkejut begitupun dengan Nasafa.

"Bu, yaampun maap bukk"ucap Nasafa kebinggungan.

"NASAFAA!!!!"teriak Jihan.

Seisi kedai malam itu seketika berubah hawa menjadi dingin sekali dan tegang.

"LO!!"ucapnya sembari mengengam kedua tangannya.

"GAJI LO AJA GABAKAL BISA BAYAR BAJU MAHAL GUEE INII!!!"

"LO KALO MALES KERJA GAKUSAH KERJAAAA!!!!"teriak jihan tak sudah-sudah.

"LO EMANG MAU CARI RIBUT SAMA GUE ATAU GIMANA, NGOMONG YANG JELAS SINIII!!! JADI KARYAWAN AJA BELAGU LO!!"

Nasafa hanya diam sembari membersihkan pecahan gelas coffe tersebut. Kal, aku harap kamu disini. Aku harap kamu datang dan bawa aku pergi dari dunia yang pelik ini.

"Udah kali, Han. Gakusah berlebihan gitu. Pegawai lo kan emang ga sengaja, lagian lo juga salah mundur ga liat gituu"ucap Oby temanya.

"Lo gakusah belain dia, nih anak dari kemarin emang sengaja cari kesalahan mulu!"balas Jihan.

Kafka berdiri tepat didepan Nasafa, "maaf buk, ini salah saya membiarkan Nasa ceroboh buk"

"Kalian gakusah belain dia, mulai sekarang, besok dan sererusnya gue gakmau liat muka lo lagi. LO DIPECAT!!"ucap jihan dengan nada tinggi.

Tak perlu ditanya lagi seluruh orang berdiri dan menyaksikan hal tersebut. Kalian pasti tahu bagaimana rasanya dimarahi didepan muka umum.

"buu..."ucap Nadin

"Gaada yang boleh membantah ucapan gue!"

semua seisi kedai mendadak sunyi, Nasafa menarik lengan Kafka untuk tidak membiarkan laki-laki itu terlalu jauh membelanya yang akan menjadi masalah juga baginya.

Leader barista itu memang sedikit keras kepala apalagi terkait dengan partner kerjanya. Nasafa hanya tidak mau Kafka ikut kedalam masalahnya.

✧✧

Malam itu disepanjang jalan, air mata gadis itu terus saja keluar dari wajah cantiknya.

Kalimm... kamu lihatkan, aku gimana tanpa kamu?

Mata nasafa menyipit ketika bertemu silauan lampu mobil yang berhenti didepannya. Dan sialnya, bukan manusia ini yang diharapkan kedatangannya.

"Nasa kamu kenapa? Kenapa nangis? Ada apa nasafa? Jangan buat aku takut"ucap Jeno tak henti-hentinya bertanya.

"Aku kangen kalim, Jen"ucapnya lirih.

Nasafa tentu tidak boleh menceritakan kejadian barusan. Kalau Jeno tahu, laki-laki ini pasti akan meluap kembali emosinya dan Nasafa, tidak mau hal seperti kemarin-kemarin terulang.

Jeno terdiam sejenak.

Jeno tahu ini adalah konsekuensi dari jatuh hati, apalagi perasaannya yang sudah jatuh terlalu dalam pada gadis ini.

"Aku tahu bukan aku yg kamu harapkan kedatangannya, tapi kali ini biarin aku datang tanpa kamu tolak ya, Na"

"Tapi rumahku sedang kehilangan kuncinya, Jen. Kamu gabisa masuk apalagi ngedobraknya"ucapnya.

"Gapapa, aku bisa tunggu diluar, aku bisa tunggu dihalamannya sembari menyirami tanaman yang sudah layu bahkan mati itu, Na. Aku mau merawatnya meskipun aku akan terkena durinya"

Kali ini Nasafa yang dibuat bungkam oleh laki-laki itu. Mata laki-laki itu teduh sekali, entah mengapa seharusnya itu Kalim.

Bodohnya dan sialnya, Nasafa masih saja berharap Kalim akan berbalik dan berlari lagi kearahnya.






✧✧

HAWOOO...!
SELAMAT TAHUN BARU YAAA, selamat melanjutkan perjalanan baru juga walaupun ga sama dia juga gapapa yaa...

HAPPY READINGGGG....
KALIAAN SEHAT SEHATT YAA
JAN LUPA MAKAN DAN VITAMINNYA.
JADI SECOND CHOICE KAN JUGA BUTUH TENAGAAA HIAA WKWKWK

😫🤭

✧✧

Nasafa KalimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang