[CHAPTER 17]

1.5K 72 7
                                    

War Of Heart — Page 17

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa cingtahh😘

Happy reading💜💜

__________

Ciitt

Reinard menghentikan kuda besinya tepat di depan anak tangga. Misha turun dari motor, kemudian berpura-pura mengusap uniform yang ia bawa sembari menunggu Reinard melepas helmnya. Ketika Reinard menyusul turun dari motor dan berjalan menaiki anak tangga, Misha mengikuti pria itu di sampingnya.

“Ini, Kak.” Ucap Misha sambil menyerahkan uniform milik Reinard.

Pria itu tersenyum, “Makasih ya.”

Seperti kebiasaan anak banquet, mereka hanya mengambil uniform di main building lalu membawanya ke ballroom dan berganti disana, sehingga terciptalah peraturan tak tertulis bahwa anak sore yang memiliki tugas dan berkewajiban mengembalikannya ke section uniform ketika mereka pulang. Catat, berkewajiban.

Setelah selesai mengganti uniform dan membenahi dandanan, Misha dan Reinard duduk berdua di office, menunggu anak-anak yang lain datang dan menunggu info dari Yehuda. Barangkali akan ada BEO dadakan, Misha sudah siap digempur.

“Hey?”

Sebuah telapak tangan menangkup wajahnya gemas, Misha otomatis berusaha menjauhkan wajahnya. Matanya mengerjap, mengamati Reinard yang tersenyum heran.

“Mikirin apa? Dari tadi diem aja.”

“Hah? Enggak Kak,” Misha menggeleng, “Kenapa Kak Rei?”

“Ayo ke dishwash.”

“Ngapain?” Alisnya bertaut, sepertinya ia memang tidak mendengarkan Reinard tadi.

“Moles, Misha..” jawabnya gemas. Reinard mengulurkan legannya hendak menarik tangan Misha, namun bertepatan dengan itu, suara kendaraan motor berdatangan. Reinard dengan gerakannya yang halus menurunkan tangannya kembali. “Nanti biar anak-anak lain yang set up, kita moles aja.”

“Oh, oke.” Misha langsung berdiri, manut-manut saja dengan usulan Reinard. Dia menang banyak, sebab dapat berduaan dengan seniornya tersebut serta memiliki partner yang oke dalam bekerja.

Ketika Pria itu memimpin jalan di koridor, mata Misha terus terpaku pada punggung lebarnya. Pikirannya langsung terbang kemana-mana dan memutar kembali adegan di mana Misha terlelap dan dipeluk si pemilik bahu lebar itu.

Sialan.

Jemarinya reflek terangkat, menyentuh ringan bibirnya yang semalam habis ‘dimakan’ oleh Reinard.

Bolehkah ia berteriak? Terlampau gemas dan malu, secara tidak sadar Misha menghentak-hentakkan langkah kakinya, menciptakan suara debuman keras. Beruntung Reinard tidak peduli apa yang dirasakan Misha dan hanya menoleh sebentar lalu melanjutkan jalannya lagi.

“Kamu mau moles yang mana? Piring atau silverware?”

“Terserah Kak Reinard aja.”

“Yaudah kamu polish semuanya ya, aku ngeliatin kamu aja.” Tutur Reinard sambil tersenyum menggodanya. Misha melotot, menjawab Reinard dengan nada tinggi akibat malu atas perkataan seniornya tersebut. “Nggak boleh! Mana bisa begitu.”

WAR OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang