[CHAPTER 16]

1.5K 77 15
                                    

Ceweknya Reinard nih❤‍🔥

Bening banget nggak kuat😭🤟

Bening banget nggak kuat😭🤟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

War Of Heart

Haloo, apa kabar kalian???

Jangan lupa tinggalkan jejak ya💕

Happy reading🧘‍♀️

__________

16.45 WIB

“Misha, ada paket dateng!”

Teriakan Johan terdengar sampai ke telinga Misha yang sedang mengistirahatkan tubuhnya di bangku office. Alisnya menukik keheranan, mempertanyakan maksud dari teriakan pemuda tersebut.

Paket?

Ah, benar, lip cream yang kemarin sore Misha pesan itu bukan? Kenapa cepat sekali? Apa mungkin Misha men-filter lokasi toko daerah Jogja saja?

Misha langsung bangkit berdiri, “Misi, misi... Lewat dulu yaa.” Misha hendak merapat ke belakang tubuh Shafira yang duduk di sampingnya untuk lewat, namun temannya itu justru ikut bangkit berdiri. “Ikut, ikut.”

Misha tidak mengiyakan namun juga tidak menolak, ia membiarkan Shafira mengekor di sampingnya sampai ke pintu karyawan. Hanya sekitar lima langkah saja, kemudian saat ia sampai ke depan, Abang Paket yang beberapa kali pernah mengantarkan paket miliknya ke ballroom sudah berdiri sambil menggenggam paket kecil miliknya.

“Mbak Misha?”

Misha menuruni tangga, melewati jajaran senior laki-lakinya dengan wajah datar. Uniform ukuran ventinya jelas mencetak lekuk tubuhnya, pun dengan apron ketat sepahanya yang membuat kakinya terlihat lebih jenjang, membuat si Pengantar Paket tidak henti mengamati gerak-gerik Misha—dan selalu menatap dengan cara yang sama setiap mengantar paket untuk gadis itu.

Sialnya, tingkah si Pengantar Paket yang usianya tidak jauh dari Razda diawasi oleh sepasang mata elang milik Reinard.

Sayang, Misha tidak menyadarinya.

“Makasih Mas.” Misha hanya mengucapkan dua patah kata dengan segaris senyum, namun berhasil menciptakan senyum lebar untuk si lawan bicara. Setelahnya, gadis itu menerima paketnya kemudian berbalik masuk.

“Kamu beli apa, Sha?” tanya Shafira setelah mereka sampai di office.

“Kemarin iseng aja beli lipcream—” Meskipun tidak ada niatan untuk membeli, namun tetap saja jiwa perempuannya bergejolak ingin segera me-review barang yang sudah dibeli.

Misha membuka box kecil berisi sebuah lip cream, kemudian membukanya—memperlihatkan pada Shafira yang ikut kepo. Ia memoles bibir peachnya dengan benda itu, meratakannya lalu mengaca pada cermin mungil sebelum memperlihatkan hasilnya pada Shafira.

WAR OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang