[CHAPTER 13]

1.9K 85 21
                                    

War Of Heart - Chapter 13


Double up😘😘

Semoga suka sama part ini yaa❤️

Jangan lupa tinggalkan jejak🐾

_______________

Suasana ballroom yang mencekam bak bangunan peninggalan penjajah dirasakan oleh Misha. Setelah beberapa hari dirinya tidak masuk karena sakit, pagi ini ia dapat kembali menghirup udara pengap office banquet.

Tes

Tes

Suara tetesan air dari keran wastafel yang tidak kunjung diperbaiki terdengar sangat mengerikan pagi ini, ditambah lagi dengan suasana ballroom yang sunyi senyap dan gelapnya lorong-lorong bangunan itu, membuat Misha yang sedang meletakkan tas beserta jaketnya cepat-cepat keluar untuk melarikan diri.

Sialan.

Hembusan lega keluar dari bibir mungilnya yang mengerucut, Misha mendudukkan diri di anak tangga tepat di depan pintu masuk karyawan. Lokasinya cukup menjorok ke dalam, dan di samping kiri Misha terdapat sebuah mushola kecil yang sering di gunakan untuk anak-anak bersembahyang.

Yang pagi cepet masuk atau aku sunat satu-persatu!!

Misha menekan tombol kirim ke grup anak-anak banquet. Terlampau dongkol, padahal Misha termasuk anggota grup yang pasif. Mau bagaimana lagi, sekarang sudah pukul tujuh lebih lima belas menit, namun belum ada seorangpun yang berangkat kecuali dirinya.

Tidak heran memang, jika mereka sedang menganggur memang seperti itu. Tapi masalahnya, bisa saja sewaktu-waktu General Manager hotel mereka mengecek ballroom dan tidak mendapati siapa saja di dalam sana. Mau menjawab apa Yehuda nanti?!

Mungkin anak-anak itu akan mendapat pembelaan dari Yehuda hingga titik darah penghabisan, namun dirinya? Misha bahkan lebih yakin jika dirinya akan langsung dipindah-departemen-kan.

Jika Misha berani, ia bisa saja bersikap egois dan menyama-ratakan dirinya dengan anak-anak lain, begitupun dengan Shafira. Namun, dengan harga setinggi apa Misha harus membayarnya? Bahkan saat ini dirinya merasa tidak pantas bersanding dengan anak-anak itu.

Dua puluh menit kemudian yang terasa dua tahun lamanya, akhirnya Rangga, Razda, Eggy beserta Dio telah bersatu, bersama dengan Misha di anak tangga.

Rambut berantakan, uniform compang-camping dan sebatang rokok yang menyala terselip di antara jemari para lelaki itu. Misha mengerut sewaktu asap rokok berembus di wajahnya tetapi gadis itu tidak berkomentar.

Ting!

Sebuah notifikasi pesan masuk. Misha mengabaikannya, ia tetap fokus mengetik sebuah caption untuk postingan terbarunya di Instagram sampai tiba-tiba Eggy mengumpat keras.

"Anjing!" Pria yang usianya lebih dari dua puluh lima tahun itu mematikan rokoknya, kemudian melompat lincah menapaki tanah. "Baca grup."

Misha menoleh sebentar, jempolnya mengirimkan postingan baru tersebut sebelum meluncur ke aplikasi whatssapp dan membuka grup team banquet yang ternyata pesan satu menit yang lalu dikirimkan oleh Yehuda.

Yang pagi support resto oke?

Haaah, pantas saja Eggy mengumpat.
Salah satu dari sekian banyak yang tidak Misha sukai adalah membantu anak-anak service di restaurant. Arogan, suka memerintah dan semena-mena adalah karakter yang dimiliki oleh setiap anak-anak training disana. Bayangkan, padahal mereka hanya diminta men-support, namun dengan tidak berperikemanusiaan, anak service selalu memerintah ini-itu disaat mereka juga sedang sibuk-sibuknya, seolah anak banquet hanyalah pengangguran dan beban hotel saja.

WAR OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang