Chapter 6

148 81 113
                                    

"Berpisah untuk menemukan kebahagiaan, itu tidak begitu buruk."

Happy reading 🍇

"ASSALAMUALAIKUM! wes... yang lagi sakit bisa ketawa juga ni," tiba-tiba Alisya datang dengan baju yang masih memakai seragam sekolah.

Nenek Ratna terlonjak kaget. "Waalaikumsalam," Nenek Ratna mengelus dadanya. "Alisya sudah jadi kebiasaan ya, ngagetin Nenek."

Alisya cengengesan dan mulai mendekati Neneknya. "Maaf ya, Nenekku sayang," katanya berjongkok di depan Neneknya. "sebagai permintaan maaf, Alisya beliin Nenek gorengan deh, gimana?"

Zalva langsung menabok tangan sepupunya. "Gorengan matamu! Nenek gak boleh terlalu sering makan gorengan tau! tar batuknya makin parah lagi."

Nenek Ratna emang doyan sekali dengan makanan yang berbau gorengan apalagi bakwan, itu sudah menjadi makanan favoritnya Nenek Ratna.

"Eh iya, ya. Nek, gak jadi deh beliin gorengannya," Alisya cengengesan. "Peace."

"Huh!"

Nenek Ratna menggeleng. "Gapapa, nenek juga pensiun dulu makan gorengan nya," Nenek Ratna segera berdiri.

"Nenek ke dapur dulu, jangan pada berantem."

Nenek Ratna pergi dari kamar cucunya meninggalkan kedua cucunya yang saling tatap.

Zalva yang melihat Alisya terus menatapnya dibuat risih. "Apasih, ah!" Zalva mendorong wajah Alisya yang terus menatapnya disertai dengan wajah seperti sedang menahan tawa.

Alisya menyemburkan tawanya. "Orang kalo sakit katanya gak boleh marah-marah tau," ucapnya ketika tawanya sudah mereda.

"Lo pikir orang sakit kalo kesel bisa mendadak kesabarannya seluas lautan hah!" ujar Zalva dengan sedikit nyolot.

"Siapa tau bisa tuh."

Alisya mendorong pelan badan sepupunya itu. "Cie... yang mau ke Jakarta lagi," ucap Alisya tiba-tiba.

Zalva menoleh ke arah sepupunya . "Tau dari mana tuh?"

"Bunda gue lah," jawab Alisya seadanya.

"Gak ada fatner gelud lagi dong kalo gitu," Alisya memonyongkan bibirnya. "Va, sama gue aja deh ya disini. Gue janji deh gak akan ngeselin lagi sama Lo," pintanya dengan dramatis.

Zalva memutar bola matanya malas. "Gue udah cape adu bacot mulu sama Lo, jadi gue ke Jakarta aja deh," ujarnya dengan bercanda.

"Jahat banget lo ah!" Alisya berpura-pura merajuk.

"Yah... ngambek nih, gue bercanda kali. Maaf, gue harus ke Jakarta Sya, tar gue sering-sering deh main kesini."

Alisya tertawa. "Serius amat si Va. Gue gak papa kali, yang penting sepupu gue bahagia, gue juga ikut bahagia," katanya dengan tersenyum.

Zalva ikut tersenyum. "Pokoknya malam ini. Lo, harus nginep disini ya," pinta Zalva.

"Iya dong! tanpa Lo minta juga gue bakal nginep disini," Alisya merebahkan badannya di kasur milik Zalva.

"ALISYA!" panggil seseorang diluar kamar Zalva.

Alisya segera bangun dari tidurannya. "Eh? kok kayak suara Bunda ya?"

Zalva segera membuka pintu kamarnya. Ketika pintu kamar sudah dibuka Zalva langsung memegang kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"KAMU! pulang sekolah bukannya langsung ke rumah malah langsung kesini!" ceroscos ibunya Alisya menjewer telinga Alisya. "Ganti baju dulu! bunda udah bawain dari rumah!"

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang