Chapter 2

190 99 59
                                    

"Tertawalah, maka dunia akan tertawa bersamamu. Dan janganlah menangis, karna kamu akan nangis sendirian."

Happy Reading🍇

Jam menunjukkan pukul 14.30 WIB, kini sudah waktunya jam pulang sekolah, dan para siswa-siswi pun berbondong-bondong keluar kelas.

Vindra dan Devan sedari tadi menahan kesal, karena sahabatnya Ryco terus saja mengobrol dengan Lea.

"Rik! cepetan ah! gue mau cepet- cepet istirahat!" teriak Vindra diluar kelas.

Dikarnakan motor Vindra sedang berada di bengkel, jadi ia terpaksa menunggu Ryco untuk menebeng, karna tadi pagipun ia berangkat bersama Ryco.

"Dra! Lo nebeng sama Devan aja ya!" sahut Ryco di dalam kelas.

Vindra mendengus.

"Elah, bilang aja mau anterin Lea!" sungut Vindra berbalik badan dan segera pergi dari sana.

Devan yang melihat itu mendengus. "Ngambek dia Rik!" adu Devan setengah berteriak sembari melihat punggung temannya-Vindra.

"Van! anterin dia dulu sana! tunda dulu ketemuannya!" titah Ryco.

Devan mendelik. "Asyu! Lo juga bucin Mulu perasaan!"

Devan segera pergi dari sana dan berlari mengejar Vindra yang sedang ngambek, katanya.


"Eh iya, denger-denger soal yang kerusakan perpus. Hersan ya, yang tanggung jawab," ujar Lea sembari membereskan bukunya kedalam tas.

Ryco mengangkat bahunya. "Ya, bagus dong. Tandanya dia mengakui kesalahan dia."

Mendengar itu Lea membuang napasnya dengan pelan. "Tadi kamu salah paham Rik."

"Maksudnya?"

Lea memegang tangan Ryco dan mengusapnya lembut. "Tadi pagi, aku sempet kehilangan dompet aku, aku sama Nada udah cari-cari di setiap sudut sekolah pun gaada. Aku Sempet mikir, dompet aku tuh gaakan ketemu lagi, terus akhirnya Hersan temuin dompet aku," balas Lea panjang.

"Eh, kamunya malah bilang dia caper, bukannya bilang terimakasih juga." ujar Lea mencebikan bibirnya.

Ryco terdiam beberapa saat. "Sorry, aku tadi emosi."

"Its okey, gapapa. Tapi kamu minta maaf ya sama dia," pinta Lea.

Ryco mengangguk.

(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Jogja

Hana kini baru saja selesai membuat Bakpia, ia segera membawa bakpia itu ke ruang keluarga.

Dan disana Hana hanya melihat ibunya saja-Ratna sedang duduk menonton televisi.

"Ibu, anak-anak pada kemana bu?" tanya Hana pada ibunya-Ratna seraya menyimpan Bakpia tersebut di atas meja.

"Tadi ibu lihat mereka ada di teras rumah Lit," jawab Ratna.

Wanita yang sudah berkepala enam itu menyebut Hana Dengan sebutan Lita, karna nama panjang Hana adalah Hanalita Shofia Almahyra.

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang