Chapter 13

119 44 197
                                    

Dimohon sisihkan waktunya untuk sekedar vote+komen yaa teman-temanku...

Walaupun cuma sekedar vote sama komen, itu sangat-sangat berarti bagi Api 😃

Terimakasih...

Salam bahagia untuk semua!!

♡♡♡

Happy reading 🍇

"Kita tidak selalu bertemu dengan orang baik. Tapi kita bisa menjadi orang baik untuk orang yang kita temui."




Zalva dan Lea memasuki area sekolah. Pagi ini mereka diantar oleh Alvira saja.

Kaki mereka terus berjalan menyusuri tiap kelas sambil bercanda ria.

"Lea!" teriak Nada yang berlari ke arahnya diikuti Vanya.

"Lo ngapain sama pelakor ini?" tanya Vanya sesudah sampai dihadapan Lea dan Zalva.

Lea menatap Vanya dengan bingung. Lalu mengikuti arah mata Vanya yang melihat Zalva dengan sinis.

"Maksudnya? Ada apa ini?" tanya Lea bingung.

"Cewek disamping lo yang berani deketin cowok lo Lea." Jawab Vanya diangguki Nada yang berada di belakangnya.

"Hah?" Lea masih bingung.

Sementara Zalva menunduk menahan tawanya.

"Bisa jelasin lagi?"

"Kan, waktu Nada chat ke Lea ada cewek yang deketin Riko di taman. Nah, yang deketin Riko itu ini, cewek ini Lea!" Nada bersuara berusaha menjelaskan.

"Ya, pelakor ini Le."

"Kalian salah paham," sahut Zalva yang sedari tadi terpojokan.

"Oh... Salah paham." Nada manggut-manggut. Dengan segera Vanya menyikut lengan sahabatnya itu.

"Diem, lu Nad."

Nada mengatupkan bibirnya.

"Lea." Lea menoleh. "Gue bisa jelasin."

Lea terkekeh. "Gak perlu dijelasin, gue tau lo kok. Gak mungkin sahabat kecil gue berani hianatin gue."

"Tapi gue mau jelasin. Setidaknya, dengan itu bikin diri gue gak di cap pelakor sama dua sahabat lo itu." jelas Zalva menghela napasnya.

Lea mengangguk.

"Istirahat nanti aja jelasinnya Va, lima menit lagi pelajaran pertama Va, nanti gue jemput ke kelas lo," ucap Lea.

"Yaudah, gue ke kelas ya." Zalva segera pergi ke kelasnya dengan perasaan agak kesal dikarnakan dua sahabat Lea itu menyebutnya pelakor.

Sedangkan, Zalva benci sekali yang namanya pelakor. Dulu Ayahnya pergi meninggalkan ia dan Ibunya dikarnakan Ayahnya lebih memilih selingkuhannya yang bernama Ana itu.

Sesampai duduk di bangkunya. Zalva menghela napas dengan pelan.

"Sabar... Ini baru tiga hari masuk sekolah. Semangat!"

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang