Chapter 15

103 44 113
                                    

Sebelum baca alangkah baiknya vote+komen ya teman-temanku

Terimakasih...

♡♡♡

Happy reading 🍇

"Kalau suka sama orang yang udah punya pasangan itu pembodohan! Intinya, kalau kamu terus mencintai seseorang itu. Sama hal nya, kamu ingin menjadi orang bodoh untuk selamanya."

-Azalva Gisella Almahyra



"Lo mau jadi fathner buat rusak keromantisan Ryco sama Lea?" jelas Hersan.

Zalva terdiam sebentar. Kemudian ia mencubit dada Hersan supaya pelukan yang Hersan berikan terlepas.

Hersan mengaduh kesakitan.

"Lo hobi banget ya cubit dada orang!"

"Bukan hobi cubit dada orang! Tangan gue ini cuma hobi cubit cowok sesat kek lo!" tunjuk Zalva. "Eh bukan cuma sesat doang, cowok mesum juga."

Hersan menatap sengit Zalva. "Males banget njir! Dari kemaren dibilang mesum mulu!" Hersan mendelik. "Sekarang, lo tambahin gue jadi cowok sesat. Sesat dari mananya coba?" tanya Hersan dengan sewot. Ia mendadak menjadi kesal dengan tingkah cewek di depannya ini.

Zalva terkekeh sinis. "Bloon banget ni cowok!" cibir Zalva yang membuat Hersan melotot tak terima dikatai bloon.

Zalva berdecak.

"Dengan lo ajak gue buat jadi fathner buat rusakin hubungan Lea sama Riko. Itu merupakan kesesatan bagi gue."

Hersan mengacak rambutnya dengan kesal. "Lebay lo! Gue tau lo suka sama si Royko!" ujar Hersan menyinggung kan bibirnya.

Zalva menatap Hersan horor seolah-olah melihat hantu di belakang Hersan.

"Dih... Tau apa lo sama perasaan gue?" Zalva menatap Hersan yang tengah menatapnya dengan ekspresi kesal.

"Kalaupun gue suka sama si Riko. Gue akan pendem rasa itu. karena, gue gak akan rebut orang tersayang sahabat kecil gue!" ucap Zalva yang membuat Hersan terdiam dengan menekuk alisnya.

"Persetan si sama yang namanya sahabat kecil!" Hersan tersenyum smirk seraya mengangguk. "Hm, gitu si kalau gue ada diposisi lo. Bukannya semua orang berhak mengejar seseorang yang dicintainya?"

"Kalau ngejar seseorang yang udah punya pacar itu namanya pembodohan!" ujar Zalva dengan menekankan kata pembodohan.

Zalva kemudian terkekeh. "Dan gue gak bakalan jadi orang bodoh! Gue benci pelakor! Dan gue gak akan jadi orang yang gue pun benci dengan sebutan itu."

Zalva menoleh ke arah Hersan yang membisu. "Asal lo tau juga, gue gak suka sama si Riko. Dan untuk lo, plis jangan rusak hubungan sahabat gue. Kalau lo suka sama Lea, ikhlasin dia ya. Dia keliatan udah bahagia banget sama Riko."

Hersan mendadak kelu untuk bersuara. Mendengar nada bicara Zalva yang menyebutkan benci pelakor membuat Hersan mengepalkan tangannya.

Ia jadi teringat kepada Ayahnya yang akhir-akhir ini sering sekali bertelfonan dengan seseorang, siapa lagi kalau bukan Alvira alias ibunya Lea.

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang