Chapter 21

77 31 158
                                    

⚠️ Sebelum baca alangkah baiknya vote terlebih dahulu 🙏 kalo mau lebih baik lagi ramein dengan komen di setiap paragraf okeee?^^

Makaciww🤍🤍

APAKABAR SEMUA??


Jangan lupa untuk tersenyum(:

Happy reading 🍇

Hersan menatap datar tiga kotak bekal yang berbeda macam warna, bentuk serta isinya yang sudah berjejer di atas bangkunya. Ia melihat sekeliling teman kelasnya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Dit," panggil Hersan kepada salah satu teman kelasnya yang sedang menyalin PR.

Sang empu menoleh dan berjalan ke arahnya. "Apa San?"

"Lo tau siapa yang kasih ini?" Hersan menunjuk 3 kotak bekal dihadapannya dengan jengah.

"Oh, itu yang kotak bekal warna abu dari si Vanya, kalo yang warna pink itu dari si Amel, kalo yang kuning itu dari..." Dito berpikir keras kemudian mencolek teman kelasnya yang sedang menyalin PR juga.

"Yang warna kuning dari siapa Jip?" tanyanya.

"Lovita."

"Oh ... Iya." Dito kembali menghadap ke arah Hersan. "Yang kuning dari si Vita."

Hersan mengangguk kemudian menyuruh temannya itu untuk melanjutkan kegiatannya kembali.

Tiba-tiba Sean datang bersama Zelyn yang sedang membawa kotak bekal juga membuat Hersan muak sendiri melihatnya.

"San," sapa Zelyn memberikan kotak bekal ditangannya kehadapan Hersan.

Hersan melihat itu mengerutkan keningnya seraya berdecak. "Jauhkan kotak bekal itu dari hadapan gue," ujar Hersan kesal disaat firasatnya mengatakan bahwa kotak bekal yang Zelyn sodorkan itu untuknya.

Sean yang tak terima respon Hersan kepada sang  pacar  lantas mengambil kotak bekal itu lalu memasukkannya ke dalam tas Hersan.

"Ambil yang itu," ujar Sean.

"Kenapa hari ini orang-orang pada baik sama gue anjir. Eh, atau orang-orang malah kasian sama gue," gumam Hersan kesal.

"Ih, bukan kasian. Itu perayaan karna gue udah bisa bikin nasi goreng, karna lo sahabat pacarnya gue, gue kasih ke lo. Tapi tenang aja, soal rasa Sean udah cobain kok, enak kan sayang?" tanya Zelyn kepada sang pacar yang sudah lebih dulu mencicipi nasi goreng buatannya.

Sean lantas mengangguk sembari tersenyum membuat Zelyn ikutan tersenyum.

"Hm, nanti gue makan. Makasi," ujar Hersan ketika melihat tatapan Sean yang menyuruhnya untuk segera mengiyakan.

"Kenapa gak sekarang aja? Gue penasaran gimana pendapat lo tentang nasi goreng gue," ujar Zelyn penasaran.

"Gue gak terbiasa makan pagi."

"Oh..." Zelyn mengangguk mengerti sembari melihat tiga kotak bekal di atas meja Hersan. "Ini dari siapa?"

"Siswi sini juga," balas Hersan membuka hp nya.

STORY HERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang